logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Single Mother

Single Mother

Xiao Mei Lin


Chương 1 Saya Adalah Gadis Yatim Piatu

Perkenalkan saya adalah Adelia, atau lebih akrab dipanggil Adel. Saya adalah anak yatim piatu, tidak memiliki ayah maupun ibu. Dari kecil, saya sudah tinggal di panti asuhan. Sepulang sekolah, saya menyempatkan bekerja di sebuah restaurant. Saya sangat bersyukur, ada yang berbaik hati menerima saya bekerja di sebuah restaurant. Saya harus berjuang, untuk hidup yang layak dan lebih baik lagi.
Saya selalu bersyukur, atas setiap rezeki yang telah Allah kasih dan berikan untuk hidup saya yang layak dan lebih layak lagi.
Hingga, hidup saya mulai berubah ketika saya memasuki SMA. Saya memiliki sahabat terbaik bernama Joseph. Joseph adalah cahaya terang yang menjadikan hidup saya lebih berati, apakah mungkin Joseph adalah seorang malaikat yang Allah kirimkan khusus untuk saya? Joseph dan aku sangat akrab di sekolah kami SMA yang sama. Dan dia jugalah, yang membantu meringankan saya dengan membiayai saya uang sekolah saya. Tetapi entah kenapa seiring berjalannya waktu. Saya merasa, seperti ia memanfaatkan saya.
Semoga saja, Joseph bukan lelaki yang seperti itu. Semoga saja, prasangka dan pradugaku salah terhadapnya.
Ya Allah, semoga saja apa yang saya pikirkan tentang Joseph tidak benar. Semoga saja, ia tulus bersahabat denganku.
Rasanya, aku seperti mau mati saja. Banyak sekali tugas yang diberikan tugas oleh guruku. Mungkin karena, sekarang aku sedang kelas tiga SMA. Jadi banyak sekali tugas, yang guruku berikan untukku. Ya Allah, sangking banyaknya. Aku sampai bingung mengerjakannya.
Entah kenapa, aku juga mengerjakan tugas untuk sahabatku Joseph.
Cuaca hari ini, sangat terik sekali. Ya ampun, aku harus segera pulang.
Tiba-tiba sahabatku Joseph, ia berlari mengejar langkah kakiku. Aku sangat lemas hari ini, karena sudah siang juga. Udah gitu, udaranya sangat terik sekali.
"Tunggu, kamu jangan cepat-cepat dong. Aku lelah Adel ngejar-ngejar kamu," mohon Josep kepadaku.
"Nah, terus aku harus bagaimana? Aku lelah tau Joseph, aku harus segera sampai apartment," tukasku kepada Josep.
"Oia, kamu sekalian mengerjakan tugasku dong! Aku capek, aku males mikir. Tolong kerjakan," titahnya kepadaku, sambil memohon.
"Kamu kerjain sendiri dong, tugas yang ibu guru kasih. Jangan hanya mengandalkan aku saja," protesku terhadap Joseph.
"Ya ampun Adelia sayang, aku pasti bayar kok. Kamu nggak ingat, siapa orang yang biayain sekolah kamu dari kelas satu SMA? Kalau bukan aku, makanya itu kamu bantu aku dong sayang," pintanya kepadaku.
"Nggak mau Joseph, aku banyak sekali tugas. Untuk kali ini, kamu mengerjakan sendiri," perintahku kepadanya.
"Ok untuk tugas, aku bayar lima ratus ribu. Aku minta tolong kerjakan tugasku," mohon Josep minta bantuanku.
"Nggak mau Josep, kamu kerjakan tugas sendiri," oceh Adelia sambil mendengus kesal kepada Josep.
"Tiga juta gimana?" mohon Josep kepadaku.
"Baiklah tiga juta deal, mana tugasmu?" pintaku kepada Josep.
Uang tiga juta, bukanlah hal yang buruk. Aku akhirnya menerimanya, dengan senang hati.
Aku menaiki angkot, menuju apartement aku. Setibanya di dalam apartement. Aku langsung mengerjakan tugas-tugas dari sekolah SMAku.
Kalian pasti bertanya-tanya, aku adalah orang miskin. Kok bisa tinggal di apartement. Apartement ini, Joseph beli atas namaku. Jadi ini untuk aku diberikan oleh Joseph. Apartement ini ada dua kamar, kamar yang satu kamar kawanku Joseph. Dan yang satunya adalah kamarku.
Joseph mungkin sekarang sedang sibuk berkencan, mungkin berkencan dengan banyak gadis. Secarakan dia tampan dan mempesona. Pasti akan banyak, wanita yang terjerat pesona sahabatku Joseph.
Akhirnya, tugasku kelar juga. Aku bisa bernafas lega, aku dapat beristirahat sejenak. Aku menyeduh mie pop mie dan menonton kartun Doraemon.
Kini aku sedang bersantai, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata, yang menghubungiku adalah Joseph.
"Adelia sayang, pintu jangan dikunci iya. Aku nggak pulang kerumah Tanteku. Aku menginap. Kalau kamu sudah mengantuk, kamu tidur saja sayang. Kalau pintu kamarmu tidak dikunci, nggak apa-apa sayang. Nanti aku menyusulmu sayang. Untuk tidur bersamamu," goda Joseph, sambil tersenyum.
"Kamu jangan gila dech! Kamu nggak mungkinkan menggoda sahabatmu sendiri. Untungnya, aku tidak bodoh seperti kekasihmu yang lain," sindir Adelia kepada Josep.
"Sayang kamu jangan marah, nanti kamu cepat tua loch!" ucap Joseph dengan penuh kepercayaan diri.
Aku yang mulai mengantuk, akhirnya mematikan TV. Aku tidak mengunci apartement sesuai permintaannya.
Aku segera bergegas menuju kekamar, aku mengunci pintu kamarku. Aku sangat takut, jika aku tidak mengunci pintu kamarku. Aku takut Joseph khilaf dan lupa diri. Aku takut, dia melakukan perbuatan tercela kepadaku. Aku tidak mau hamil di luar nikah, kalau bisa nikah dulu baru hamil.
Aku mulai tertidur, samar-samar terdengar dari luar orang seperti jatuh. Aku memberanikan keluar kamar.
Aku melangkahkan kakiku, dengan membawa sapu lidi di tanganku. Hitung-hitung aku akan memukulnya, jika ia adalah maling.
Ketika aku membuka pintu kamarku, betapa terkejutnya aku. Ketika aku keluar. Ternyata yang tertidur di lantai adalah Joseph sahabatku.
Ya Allah, wajahnya penuh luka. Ya ampun Joseph. Kamu tampan-tampan kok, wajah kamu dipenuhi luka. Wajahmu banyak lukanya.
Ketika aku mencium nafasnya, ya ampun tercium bau alkohol. Ya ampun, ternyata dia sehabis pulang di club. Tunggu, apa jangan-jangan sahabatku ini, di club malam menggoda wanita bersuami. Suaminya marah, tak terima kemudian memukuli wajahnya hingga babak belur.
Aku segera mengambil obat P3K, tetapi sebelum aku mengambil obat P3K. Aku menyempatkan diri, untuk meletakkan tubuh sahabatku di sofa.
Ya ampun, wajahnya penuh luka memar. Pada saat, aku mengolesi wajahnya dengan betadine. Tiba-tiba ia memeluk tubuhku. Ia mulai memanyunkan bibirnya. Tanpa sadar, aku terbawa suasana dan bibir kami berdua saling berpagutan. Bibir kami sangat mengecup dan melumat satu sama lain.
Tubuhku, terasa panas dingin. Aku tak tau, harus berbuat apa? Tetapi kalau boleh jujur, sebenarnya aku sangat menyukai dan mencintai sahabatku Joseph. Bahkan, sejak pertama pertemuan kami di restaurant tempatku bekerja.
Joseph sebenarnya aku menyukaimu, tetapi aku takut mengatakannya. Karena aku cukup tau diri. Siapa aku ini? Apakah aku pantas bersanding denganmu? Masalahnya, aku ini anak yatim piatu. Tinggu dulu, aku saja tidak mengetahui siapa kedua orang tuaku? Bahkan orang tuaku membuangku di panti asuhan. Apakah mungkin aku terlahir di luar pernikahan. Mereka belum siap memiliki aku, sehingga aku ditelantarkan dan dibuang di panti asuhan.
Pernah dulu, sewaktu aku kelas lima sd dan ketika aku kelas dua smp. Aku sangat penasaran, siapakah sebenarnya ibu kandungku. Tetapi Ibu Panti hanya menangis, tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Naas dan tragis, itulah kisah hidupku. Aku berharap hidupku, seindah puteri salju atau Cinderella. Yang berakhir indah dan menyenangkan. Minimal ada seorang pangeran tampan yang mau meminangku. Minimal aku memiliki seorang pangeran berkuda putih yang mau menikahiku dan mau menerimaku apadanya. Aku berharap, akan ada kebahagian dan secercah harapan yang menghampiriku.
Tunggu, posisi seperti ini semakin lama membuatku panas dingin. Apa mungkin aku dan Joseph akan melalui indahnya malam ini?
Apakah mungkin aku akan memberikan makhota kegadisanku untuk saat ini kepada Joseph sahabatku?
Bersambung.

Bình Luận Sách (149)

  • avatar
    Parhanrusali pasunda

    500

    14d

      0
  • avatar
    SoniAhmad

    kurang

    18d

      0
  • avatar
    Ricko Empattujuh

    good

    20d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất