logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Part 3

Senin, 26 Mei adalah hari pertama Alina memasuki universitas Pradasibya, Jakarta Selatan.
Dimana ia akan mendapatkan pendidikan untuk bisa menyelesaikan S1 di kampus tersebut.
Ia diantar oleh Pak Gusdur, Supir pribadi keluarga Hartawan.
Supir nya baru saja menurunkan Alina di area parkiran kampus pradasibya, dan kembali melajukan mobil nya menuju ke tempat kediaman keluarga Hartawan.
"Alinaaaaaa," terdengar suara teriakan seorang perempuan dari arah pintu masuk kampus tersebut.
Alina segera mencari sumber suara, dan mendapati seorang perempuan seusianya tengah melambai - lambaikan tangan ke arah nya.
Perempuan itu berlari ke arah Alina lalu memeluk Alina dengan girang nya.
Perempuan berambut pendek dan pirang itu terus mendekap Alina sampai Alina sedikit kesusahan untuk bernafas.
Tubuhnya yang kecil dan tinggi nya masih dibawah Alina, sangat memudahkan gadis itu untuk memeluk Alina semakin erat.
Alina hanya membalas pelukan itu dan segera melepaskannya.
Dela Anindia Prasetya, adalah seorang wanita bertubuh kurus namun masih sesuai dengan berat badannya.
Rambut nya yang pirang pendek sangat cocok dengan warna kulit nya yang kuning langsat.
Ia mengenakan bloush putih korea dipadu dengan celana jeans panjang dan juga memakai sepatu sport putih.
Dela adalah sahabat Alina semasa ia SMP, namun sesudah SMA, Dela dan Alina sangat jarang bertemu dikarenakan ia harus ikut ayah nya di magelang.
Namun sekarang, Alina dan Dela mengambil pendidikan di kampus yang sama, dan menjadikan mereka berdua kembali bertemu.
Mereka saling bertanya kabar satu sama lain, melepas rindu setelah cukup lama mereka tidak bertemu.
Mereka pun memasuki ruangan yang dimana mereka akan menempuh pendidikan di kampus tersebut.
Alina dan Dela tengah mengobrol di ruangan kampus nya dan juga menunggu dosen yang akan memberikan materi selama mereka menempuh pendidikan di sana.
Terdengar suara tiga kali ketukan pintu dari luar, lalu masuklah seorang laki-laki yang bertubuh tinggi, Rambut nya yang hitam tersisir rapi, juga berkulit putih.
Hidung nya yang bangir menambah ketampanan nya dan membuat semua mahasiswi yang ada di ruangan itu histeris menatap nya.
Termasuk Dela, ia terlihat seperti membayang -bayangkan laki-laki yang ada di hadapannya.
Namun hain hal nya dengan Alina, ia hanya menatap sebal semua mahasiswi yang terhipnotis dengan ketampanan dosennya.
Saat Alina melihat dengan seksama perawakan laki-laki itu, ia begitu terkejut dan tak percaya dengan seseorang yang ada di hadapan nya.
Bagaimana tidak? laki-laki yang akan menjadi Dosennya, adalah seseorang yang kemarin ia tabrak waktu di taman pagi hari itu.
Alina menutup mulut dengan telapak tangannya pertanda tak percaya akan kebetulan yang ia dapatkan hari ini.
Alina hanya memalingkan wajah nya sambil menutup rapat-rapat kedua kelopak matanya.
Dela yang menyaksikan tingkah aneh sahabatnya itu, ia menyenggol Alina dengan sikut kanan nya.
Alina melirik ke arah Dela dan tak menghiraukan perlakuannya.
"hello, introduce me Muhammad Aditio Pratama Candrawinata. I am a lecturer in English at Pradasibya University, South Jakarta." Dosen itu segera memperkenalkan diri nya pada semua mahasiswa dan mahasiswi di ruangan itu.
Muhammad Aditio Pratama Candrawinata biasa di panggil Tio.
Ia mengajar sebagai dosen bahasa inggris di kampus Pradasibya Jakarta Selatan.
Semua mahasiswi di situ saling berbisik satu sama lain.
Bagaimana tidak? ketampanan Dosen nya menjadi buah bibir para mahasiswi disana.
Alina semakin risih dengan kondisi di ruangannya.
Ia berdecak kesal serta memutarkan bola mata nya.
"Today I will not immediately deliver the material, the paper that I distribute to you contents.
It's about your data.
I give you 12 minutes to collect."
Dosen itu kemudian membagikan secarik kertas pada setiap mahasiswa dan Mahasiswi nya di sana.
Kertas itu adalah sebuah biodata yang harus terisi oleh semua mahasiswa dan mahasiswinya.
Setelah beberapa menit Dosen itu berkeliling, ia kemudian menjelaskan bahwa ia memberikan waktu 12 menit untuk semua Mahasiswa dan mahasiswi di situ mengisi lembar kertas yang baru saja ia berikan.
12 menit berlalu
Kertas itu lantas dikumpulkan pada Tio dan waktu mengajar Tio pun telah selesai.
Ia meninggalkan ruangan kampus itu sambil di tangan kiri nya menjinjing sebuah tas laptop milik nya yang selalu ia bawa.
(Alina)
Aku sempat mengingat-ingat wajah seseorang yang baru saja aku temui tadi.
Sungguh wajah yang sempurna bagi ku.
Aku sedikit merasa tidak enak hati padanya atas kejadian kemarin waktu di taman itu.
Semua mahasiswa dan mahasiswi sudah berhamburan keluar, hanya menyisakan aku dan seorang laki-laki bertubuh tinggi yang tengah asik membaca buku nya.
Sementara Dela, ia tengah membeli makanan di kantin.
Aku mengeluarkan sebuah laptop dari dalam tas ransel kanvas ku yang berwarna cream.
Aku melanjutkan menonton drama korea yang berjudul It's okay to not be okay episode 12 saat sedang istirahat.
Mata ku memang tertuju pada sebuah monitor laptop, namun tidak dengan fikiranku.
Aku terus memikirkan Dosen Tio tadi.
Ahh mengapa fikiranku harus tentang dia?.
"Hey? Boleh pinjem pulpen sebentar?" suara seorang laki-laki yang cukup membuyarkan lamunan ku. Aku segera menoleh pada nya.
Dia memperkenalkan diri nya serta mengajaku berjabat tangan.
Aku lantas menerima uluran tangan itu, dia adalah Ahmad Irsyad Devanya, biasa di panggil Irsyad.
Menurutku, dia cukup tampan dengan rambutnya yang sedikit bergelombang, bibir nya yang tipis serta alisnya yang tebal.
Tubuhnya yang tinggi sangat sesuai dengan warna kulit nya yang berwarna sawo matang.
Aku kemudian memberikan satu bolpoin ku pada nya, dia mengucapkan trimakasih pada ku lalu kembali ke meja nya.
Aku sedikit melirik kegiatan yang dilakukan Irsyad, ia tengah menulis sesuatu di buku itu.
Entah apa yang ia tulis.
Aku menghiraukannya, dan kembali melanjutkan menonton drama korea dengan perasaan yang masih tidak terfokus.
Aku menutup layar laptop ku dan kembali memasukannya ke dalam tas ransel miliku.
Aku keluar meninggalkan laki-laki itu seorang diri.
Ia tak menghiraukan kepergian ku, ia begitu fokus pada kegiatan menulis nya.
Aku berniat untuk menyusul Dela yang tengah berada di kantin hari ini, aku terus berjalan menyusuri koridor kampus dan sambil melihat-lihat setiap bangunan yang ada di kampusku ini.
Pandangan ku tiba-tiba beralih pada seseorang yang tengah memunguti beberapa berkas yang berserakan di lantai koridor.
Aku mendekati nya, berjongkok lalu membantu untuk mengambilkan beberapa berkas nya yang terjatuh.
"Mari pak saya ba... "
Belum sempat aku menawarkan bantuan, seseorang itu lantas menatapku.
Aku pun sangat terkejut dan tak percaya, seseorang itu adalah dosenku, Pak Tio!
Aku segera berdiri dan menyerahkan beberapa berkas pada nya.
Ia tampak begitu kesusahan membawa berkas dan beberapa buku yang menumpuk di tangan nya.
"Ahh trimakasih, kamu sudah membantu saya." ucap nya pada ku dengan senyuman nya yang begitu menyejukan hati.
"Maaf Pak, biar saya yang bawa buku nya," ucapku yang menawarkan diri untuk membantu nya.
"Oh yasudah bila kamu tidak keberatan.
Tolong bawa berkas nya saja," ia menyerahkan berkas yang tadi sempat terjatuh.
Aku dan Pak Tio pun berjalan menuju ruang perpustakaan kampus.
Aku berjalan di samping kanan nya sambil menenteng berkas.
Kami pun telah sampai di ruangan di mana ruangan itu terdapat banyak buku dan tempat duduk.
Ruangannya begitu luas, dan lampu-lampu yang begitu terang menyala.
Tidak ada seorang pun disana, melainkan hanya ada aku dan Pak Tio saja.
Aku tertegun menyaksikan kemegahan perpustakaan kampus yang tengah aku tempati sekarang.
Sementara Pak Tio, ia berkeliling untuk menempatkan kembali buku-buku yang sempat ia bawa tadi.
Pak Tio kembali menghampiri ku setelah mengembalikan semua buku pada lemari perpustakaan di sana.
Ia mengucapkan trimakasih padaku yang telah berkenan untuk membantu nya.
Aku pun dengan senang hati menjawab dan tidak merasa keberatan telah membantu nya.
Aku menaruh berkas yang ada ditanganku ke atas meja baca perpustakaan, lalu aku izin untuk meminjam satu buku yang nanti nya akan aku baca.
Aku terus memperhatikan setiap deretan buku yang tertata rapih di ruangan itu, dan sesekali aku menyentuh nya sambil berjalan.
Aku mengambil sebuah buku yang berjudul 'ATHEIS'.
Lalu setelah mengambilnya, aku kembali ke tempat di mana dosen ku tengah sibuk memperhatikan satu persatu berkas nya.
"Maaf Pak, saya mau pinjam buku ini," ucapku sembari memperlihatkan buku yang tengah aku bawa.
Pak Tio segera menoleh pada ku, dan mempertanyakan apakah aku suka membaca buku.
Aku hanya menjawab nya dengan kata iya.
Pak Tio mengambil sebuah buku jurnal dari dalam laci meja itu.
Ia kemudian menuliskan nama ku pada sebuah daftar list pinjaman buku perpustakaan kampus pradasibya.
Lalu aku diminta untuk menjaga buku itu dengan baik, dan mengembalikannya bila sudah selesai dibaca.
Aku hanya mengangguk faham atas penjelasan Pak Tio.
Tiba-tiba, semua lampu yang ada di perpustakaan mati dengan serentak.
Aku sontak berteriak histeris dan tak sengaja menjatuhkan buku yang baru saja aku pinjam tadi.
Pak Tio yang menyaksikan kejadian ini dengan sigap ia cepat menghampiri ku yang tengah terjongkok sembari telapak tangan ku menutupi wajah.
"Alina..Alina kamu kenapa?
Ini hanya pemadaman sementara, tidak akan lama!" Pak Tio berusaha menenangkan ku sambil mengguncang-guncangkan pundak ku.

Bình Luận Sách (135)

  • avatar
    MaadHusnu

    SERU POLL

    2d

      0
  • avatar
    dariturnipwulan

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    Piona Piona

    bagus

    11d

      1
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất