logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 4 KARINA KABUR

Samar-samar Widya mendengar suara putranya sedikit berteriak di kamar Karina. Karena khawatir, ia berinisiatif untuk menegurnya, tapi Ardi lebih dulu keluar dari kamar itu.
"Dasar anak bodoh." ucap Widya pada anaknya sambil berlalu memasuki kamar yang ditinggalkan anaknya itu.
"Karina sayang, kamu sakit, Nak?" Sapa Widya pada calon menantunya.
"Tante, kapan sampai? Karina hanya kecapean saja," jawab Karina.
"Ada masalah sayang?" tanyanya lagi. Karina hanya menjawab dengan galengan kepala sambil tersenyum getir.
"Tante sudah tahu masalah kalian di hotel itu, Ardi cerita sama tante. Kamu pasti marah dan kecewa. Tante juga sama. Tadi malam Ardi sampai mabuk berat memikirkan kamu akan membatalkan pernikahan."
Karina yang mendengar ucapan calon mertuanya itu sedikit sedih. Widya sengaja agar Karina tersentuh.
"Sayang, Ardi bilang ia tak melakukan apa-apa dengan Stevi. Mama tahu kalau anak mama itu berkata jujur. Stevi memang mantan pacarnya Ardi. Tapi itu dulu, sekarang di hati Ardi hanya ada kamu seorang.
Ardi banyak berubah setelah bertemu denganmu. Dia jadi rajin ke kantor, pekerja keras dan yang paling mama suka dia jadi anak yang sering di rumah, bercengkerama dengan mama, dia jadi anak yang sangat menyayangi ibunya.
Hal yang tak ia lakukan saat Ardi bersama Stevi. Maka dari itu, tante ingin berterima kasih pada kamu, sudah memberikan kebahagiaan bagi Ardi, tante dan keluarga Bagaskara semua." Widya membujuk Karina.
"Itu berlebihan tante. Karina tak melakukan apa-apa." Karina merasa tak enak dengan ucapan terma kasih dari calon mertuanya itu.
"Kamu tak tahu, kamu sudah banyak memberikan banyak keceriaan untuk keluarga Bagaskara."
Widya ingin membuat calon menantunya itu luluh dan tak membatalkan pernikahannya dengan Ardi.
"Pikirkan lagi, jangan cepat mengambil keputusan karena emosi. Menjelang pernikahan pasti banyak cobaannya. Kalau Karina takut Ardi berbuat hal itu lagi, tante siap jadi penjamin kalau Ardi tak akan melakukannya lagi," ucap Widya menawarkan jadi penjaminnya.
"Sayang, kamar hotel kan bukan hanya tempat tidur saja, ada sofa juga. Ardi hanya ingin bicara pada Stevi agar tak muncul di hidupnya lagi. Tante yakin kamu wanita bijak." Widya terus membela putranya.
Setelah kepergian calon mertuanya itu, Karina semakin pusing memikirkan hal apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Perkataan Calon mertua memang ada benarnya tapi Karina tak bisa semudah itu menerima.
Paginya, saat si Mbok masuk untuk membersihkan kamar. Ia tak mendapati Karina ada di kamarnya.
"Nyonya, Non Karina tak ada di kamar, saya cari ke semua ruangan tak menemukannya juga!"
"Masa, Mbok?! Pa ..Pa Karina kabur Pa!"
"Seluruh penghuni rumah Hadiwijaya gempar mencari keberadaan Karina. Kepergiannya yang tanpa sebab membuat ayah dan ibunya kebingungan. Beberapa kali sang ibu mencoba menghubunginya, namun nihil.
"Sebetulnya ada masalah apa, Ma? Karina sampai kabur begini?"
"Mama juga gak tahu, Pa. Karina tak bilang apa-apa sama mama."
Semua sibuk menghubungi nomor teman-teman Karina. Lalu sebuah mobil memasuki garasi.
"Ujang, kamu kok baru datang. Lihat jam berapa ini?" Ayah Karina menegur sopirnya.
"Maaf, pak. Saya habis dari Bogor dulu mengantar non Karina,” jawab Ujang.
"Hah, Karina? jadi dia ke Bogor?" Ayahnya terkejut.
"Iya, Tuan ke rumah non Linda."
Keluarga Hadiwijaya memiliki tiga orang anak. Ardan putra pertamanya yang menetap di Amerika, Linda anak kedua yang telah menikah dan menetap di Bogor bersama suaminya. Lalu yang terakhir Karina si bungsu yang menghabiskan masa remajanya di Inggris tempat ia berkuliah.
"Cepat, Ma kita susul Karina ke Bogor jangan sampai Linda mempengaruhi hal yang salah sama Karina." perintah tuan Hadiwijaya.
Ujang si sopir mengeluarkan mobil lagi dari garasi, kini yang ia bawa dua majikannya untuk pergi ke rumah putri kedua-nya di Bogor.
Dilain tempat, kedatangan Karina disambut hangat oleh kakaknya Linda. Hubungan Linda dan papa mamanya jadi renggang karena Linda menolak dijodohkan dengan pria konglomerat pilihan orang tuanya. Ia lebih memilih menikah dengan Risman teman semasa kuliahnya.
Linda menerima konsekuensi melepaskan segala kemewahan keluarga Hadiwijaya. Ia terlanjur di cap anak durhaka oleh orang tuanya.
Kehidupan Linda di bogor memang tak semewah saat ia tinggal dengan orang tuanya, tapi ia merasa sangat bahagia sekarang. Suaminya yang seorang lulusan sarjana pertanian kini bekerja mengelola ladang dengan ditanami berbagai jenis sayuran. Ia memasok seluruh kebutuhan sayuran di mal-mal besar ibu kota.
Linda kini telah bahagia dan tak pernah menyesali pilihan untuk hidup sederhana di desa kini.
"Ada apa, De? tumben main ke sini? Ade ada masalah? Coba cerita sama Kakak?" sambut Linda hangat. Hanya kakaknya yang ini, yang tak pernah membahas karier, harta ataupun kekuasaan. Karina iri melihatnya
Karina tak berani mengatakan masalahnya pada Ayah dan ibunya. Mereka pasti akan memihak Ardi dan ujungnya hanya membujuknya untuk tetap menikah. Linda dipilih sebagai tempat mengadu karena ia satu-satunya orang yang tidak materialistis di keluarganya. Pilihannya hidup sederhana di desa membuat Karina salut pada Kakanya itu.
"Aku dijodohkan, Ka,” ujar Karina
"Iya, kakak tahu, sama Ardi kan? Lalu?"
"Beberapa hari lalu, aku memergokinya berada di kamar hotel dengan mantan pacarnya, Ka."
Karina leluasa menangis kini.
"Astaga! Kakak gak menyangka Ardi seperti itu. Ayah dan Ibu tahu?"
Karina menggelengkan kepala.

Bình Luận Sách (129)

  • avatar
    MaryatiReni

    sangat bagus

    26/05

      0
  • avatar
    Nuraidil Nazira

    good

    12/11

      0
  • avatar
    ElisnaINDAH

    saya mendalami sklii novel in8💋💋

    11/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất