logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

bab 7

Hari ini aku tidak masuk kuliah, rasa pusing dan mual efek dari minuman yang kemarin aku minum membuat tubuhku lemas. Betapa bodohnya aku telah menyakiti diri sendiri.
Selama ini aku terlalu di butakan oleh cinta, cinta yang tak pernah membalas untuk ku. Satu hari aku berdiam dikamar, aku teringat dengan mama, sosok mama yang luar biasa sangat aku rindukan. Tapi rinduku tak bisa memeluknya. Aku duduk di balkon kamar memandang keluar, aku mencoba menata hatiku, selama ini aku terlalu banyak salah kepada mama. Dulu sebelum mama pergi aku berjanji akan menjadi wanita yang baik. Tapi nyatanya hanya karena seorang pria aku seperti ini. Disaat aku sedang memikirkan penyesalan dalam diriku, aku mendengar ketukan dan ucapan salam. Aku tidak merespon, hingga dia menghampiri ku aku pun tetap tidak meresponnya.
"Ehkmmm... maaf boleh mas duduk di sini?"
"Kalau kamu ada masalah cobalah untuk mengambil wudhu, dan sholat. Jangan menyakiti dirimu sendiri seperti ini." Ucapnya sok baik padaku
"Apa pedulimu terhadapku, ini hidupku, tidak berhak kamu mengatur apa mau ku"
"Maaf kalau saya terlalu ikut campur, tapi bukankah itu hak saya juga untuk mengingatkan mu, karna saya suami mu" cih.. batinku, aku tidak suka dengan pengakuannya.
"Terus... karena kamu suamiku bisa sesukamu mengatur hidupku, bisa tertawa puas atas apa yang aku alamai saat ini?" Aku mulai emosi dengan ucapannya, apa maksud dia berkata seperti itu
"Dina, aku malah sedih melihat kondisimu seperti ini, aku berharap kamu bisa ceria lagi dan datanglah mengadu pada Allah."
"Kalau aku sholat apakah Allah akan menjawab doa ku?"
"Serahkan semua ke Allah Din, di jawab atau tidaknya itu kehendak Allah, tapi pasti Allah memberi kita yang lebih baik dari yang kita harapkan."
"Ahkk.. sudahlah aku capek... aku mau istirahat"
"Baiklah, saya tidak akan mengganggu istirahatmu. Saya juga sebentar ingin keluar, ada hal yang ingin saya beli." Dia melangkah meninggalkanku
"Terserah kamu, apa peduliku" jawabku.
Entah kenapa aku sangat benci dengan kehadirannya. Setiap ucapannya seperti orang yang paling benar. Syukurlah dia sudah pergi batinku.
Tak lama dia keluar, dia datang membawa makanan favoritku dan dua buah buku. Yang sekilas ku lihat judulnya "Wahai perempuan pulanglah.." dan "sehidup semati menuju jannah". Dari judulnya aku sedikit tertarik ingin membacanya, dia bilang kalau buku ini pantas untuk ku baca. Aku tersenyum saat memegang buku ini, dalam hati aku berterima kasoh karena dia mau mengingatkanku untuk menjadi yang baik.
Sinar matahari menyeruak masuk di sela-sela jendela yang terbuka, membuat Dina terpaksa membuka matanya.
"Mmm... papa kenapa dibuka? Dina masih mau tidur pa, Dina masih ngantuk"
"Din, kamu harus belajar menjadi istri yang lebih baik, bangunlah nak"
"Azzam gak ada yang nyiapin sarapan" tegas papanya, agar Dina segera bangun
"Kan ada bibi Asih pa, kenapa harus Dina"
"Kamu istrinya, sudah sewajibnya kamu yang melayani kebutuhan suami. Pokoknya papa tidak mau tau, segera mandi yang wangi dan pakai pakaian yang rapih, biar kamu terlihat mempesona didepan Azzam" goda papa sambil tersenyum
"Apaan sih pah" Dina turun dari ranjangnya dengan wajah kesalnya dan berjalan ke kamar mandi.
Dion papa Dina keluar kamar menuju ruang makan yang bersebelahan dengan dapur, saat berjalan ke dapur Dion melihat Azzam yang sedang memasak.
"Loh Zam, kamu sedang bikin apa? Memangnya kamu bisa masak?" Tanya Dion papa Dina pada mantunya itu. Batinnya dia tidak salah memilih menantu yang baik, sholeh dan pintar masak.
"Tidak juga pah, hanya telur ceplok dan nasi goreng sosis pah, ayo makan pah"
Tangan Azzam menjulurkan piring berisi nasi goreng pada papa mertuanya.
"Kamu jadi repot begini, harusnya Bi Asih dan Dina yang buat kamu sarapan"
"Nggak kok pah, Azzam pengen aja buat sarapan sendiri"
Tak lama berselang Dina turun dari kamarnya dengan balutan kemeja panjang dan rok selutut berwarna maron selaras dengan atasannya.
"Sini sayang, Azzam sudah buatkan sarapan untuk kita. Harusnya itu kan kamu yang nyiapin, papa jadi enggak enak dengan Azzam"
"Iya maaf pah, lagian kan biasanya Bi Asih yg buatin pa" Dina duduk di samping papanya.
"Ngga apa-apa pah" Azzam memikirkan sesuatu
"Begini pah, maaf sebelumnya sudah mengganggu sarapan pagi Papa dan Dina. Ada yang ingin Azzam sampaikan kepada papa dan Dina. Jika di perkenankan.
"Memangnya ada apa nak Azzam" Dion meletakkan sendok yang ingin menyuapi ke mulutnya dan menatap serius ke wajah Azzam dan juga Dina di sampingnya.
"Maaf pah, kalau diperbolehkan Azzam ingin membawa Dina tinggal di rumah Azzam saja, sebab jarak tempat Azzam di Yayasan lumayan jauh kalau harus berangkat dari sini pah, untuk mengajar di Yayasan waktu Azzam lebih banyak di banding di kampus pah"
"Sangat boleh nak!! Dina sudah menjadi tanggung jawab mu. Hak dan kewajibanmu untuk menjaga Dina. Kalau papa boleh tau kapan rencana kamu mau pindah?"
"Insyaa Allah nanti sore sepulang saya mengajar pah"
"Uhuk...uhuk...uhuk.." air yang diminum Dina terasa berat untuk melewati kerongkongannya. Lantaran tersentak kaget mendengar ucapan Azzam.
"Pelan-pelan". Azzam memberikan tisu yang berada di meja makan kepada Dina.
"Mulai besok Azzam sudah mulai mengajar di Yayasan, tidak enak juga kalau Azzam berlama-lama libur mengajar disana pah, kasian anak-anak dan guru-guru yang lain. Maaf ya pa kalau terkesan sangat buru-buru"
"Bukan buru-buru lagi, tapi lebih tepatnya kamu memaksa" tuding Dina kepada Azzam, ia segera beranjak dari meja makan dan berhambur keluar.
"Mau kemana Din? Kamu belum selesai makan, gak baik bersikap seperti itu kepada suami kamu!!" Teriak papa saat punggung Dina masih terlihat dibalik pintu.
"Saya izin keluar dulu pa" Azzam berniat ingin mengejar Dina.
"Iya nak, maafkan sikap anak papa ya, dia anak yang baik tapi sikapnya yang agak manja. Papa harap kamu lebih bersabar ya nak" tangan kiri Dion mengelus pundak Azzam.
"Insyaa Allah pa, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Bình Luận Sách (960)

  • avatar
    Ani SuryaniEuis

    seru cerita ny bikin penasaran..ada agamany juga jd nambah ilmu ..👍

    20/04/2022

      10
  • avatar
    Shakinah Rothman

    just a unique love story and beautiful impact at the end

    19/04/2022

      2
  • avatar
    WahyudiSugeng

    semangat selalu dengan merangkai kata semoga sehat banyak penggemar nya

    1h

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất