logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

100 Hari Menjadi Istri Tuan Buruk Rupa

100 Hari Menjadi Istri Tuan Buruk Rupa

Risca Amelia


Chapter 1 Awal Mula Takdir

Siluet tubuh seorang gadis berlari menembus rintik hujan. Dinginnya hembusan angin disertai kelamnya langit malam tidak mampu menghentikan langkahnya. Nafasnya terdengar memburu, denyut nadinya bertambah cepat. Sesekali, ia menoleh ke belakang dengan tatapan ketakutan.
Bayangan hitam mengikuti langkahnya, seperti sosok hantu yang akan menangkapnya hidup-hidup.
Kilatan petir menerangi sebagian wajah gadis itu. Samar-samar terlihat bekas sayatan luka di pipi kirinya. Dengan telapak tangan, gadis itu menutupi lukanya. Berusaha keras untuk tidak menangisi kemalangannya. Tujuannya hanya satu, berusaha melarikan diri dari kejaran orang-orang lalim yang gemar menyiksanya.
Jalanan kota yang licin oleh air hujan, membuat kakinya tergelincir. Apalagi ia tidak mengenakan alas kaki sama sekali. Gadis itu pun tidak dapat menahan keseimbangannya. Tubuhnya jatuh terjerembap membentur aspal yang keras.
"Ouch, sakit sekali," rintih gadis itu. Suara kecilnya tertelan oleh derasnya air hujan.
Gadis itu mengangkat kepalanya perlahan. Pupil matanya membesar saat melihat seorang perempuan yang sebaya dengannya. Di sampingnya berdiri dua orang pria bertubuh tinggi besar.
"Maribelle, mau kabur kemana lagi kamu?" tanya gadis cantik yang sedang bernaung di bawah payung hitamnya. Gaun panjang berenda yang dikenakannya sangat indah. Menunjukkan statusnya yang berasal dari kalangan atas.
"Tolong lepaskan aku, Lorena. Aku tidak mau menikah dengan pria mengerikan seperti Tuan Muda Kendrick," jerit gadis bernama Maribelle. Ia merasakan kedua lengannya dicengkeram erat oleh dua pria bertampang sangar.
Lorena terkekeh pelan. Mata kucingnya tampak menyala di dalam pekatnya malam.
"Percuma saja kamu kabur, Belle. Aku dan ibuku pasti akan menangkapmu. Takdirmu sudah ditentukan dari awal. Gadis cacat dan jelek sepertimu cocok bila menikah dengan pria buruk rupa. Kalian akan jadi pasangan yang serasi," ejek Lorena.
Lorena menarik kerah gaun adik tirinya itu sambil melotot.
"Belle, seharusnya kamu bersyukur karena Sir Edison mau menjodohkanmu dengan putranya. Jika tidak, kamu akan jadi perawan tua seumur hidup. Mana ada pria di kota ini yang mau menikahimu."
"Tapi Tuan Kendrick itu punya kelainan jiwa," isak Belle.
"Justru pria seperti itulah yang pantas menjadi suamimu. Pria normal dan waras tidak akan sudi menerimamu sebagai istrinya. Sadarilah kenyataan ini, Belle!" bentak Lorena.
Lorena menggerakkan kepalanya memberikan isyarat kepada dua lelaki garang itu untuk menyeret Belle ke mobil.
"Bawa dia! Kita tidak punya banyak waktu."
"Baik, Nona."
Belle sudah lelah dan putus asa. Melawan mereka adalah suatu kesia-siaan. Tenaganya yang kecil tidak akan berarti apa-apa dibandingkan dua pria yang sedang mencengkeram lengannya dengan kuat.
Bagai domba yang akan digiring ke pembantaian, itulah perumpamaan yang sesuai dengan nasibnya.
Masih berurai air mata, Belle hanya bisa menatap melalui jendela mobil. Mengamati tetesan air yang berkejaran membasahi kaca.
Bayangan dirinya yang menyedihkan terpantul di jendela. Dia duduk di sebelah Lorena dengan tangan terikat dan kaki yang lecet. Sungguh keadaannya begitu menyedihkan. Bibir Belle terkatup rapat, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Namun bahunya terguncang pelan, menahan suara tangis yang akan pecah.
"Diamlah, aku muak mendengar tangisanmu!" hardik Lorena. Tidak terbersit belas kasihan di hatinya saat melihat penderitaan Belle. Justru dia ingin Belle semakin sengsara menjelang hari pernikahannya.
Mobil hitam itu terus melaju kencang hingga tiba di sebuah gerbang berwarna abu-abu.
Seorang pelayan wanita yang rambutnya telah memutih membuka gerbang dengan tergesa-gesa.
Mobil yang membawa Belle segera masuk dan berhenti di depan teras.
Di hadapan mereka menjulang sebuah rumah besar berlantai dua.
"Turun!" seru Lorena menarik Belle dengan kasar.
Belle yang tak berdaya menurut saja ketika dipaksa masuk ke dalam rumah.
Di ruang tengah yang berlantai marmer hitam, sudah menunggu seorang wanita paruh baya. Kulitnya sebening porselen dan netranya setajam burung elang. Paras dan tubuhnya masih kelihatan segar meskipun usianya tidak muda lagi. Gaun berkerah tinggi hingga menutup leher, menambah kesan keangkuhan pada diri wanita itu.
Yah, seantero kota mengenalnya sebagai Beatrice Darwin, janda dari tuan tanah, James Darwin.
Sayangnya reputasi kekayaan keluarga Darwin tinggallah masa lalu. Kini seluruh harta mereka hampir terkuras habis karena terjebak oleh hutang judi. Mau bagaimana lagi. Sejak muda, Beatrice memiliki hobi berjudi bersama para wanita kelas atas. Dan kini setelah sang suami meninggal dunia, kegemarannya itu makin menggila.
Tak terasa satu-satunya peninggalan suaminya yang masih tersisa hanyalah rumah dan mobil. Miliknya itu juga akan segera lenyap jika ia tidak berhasil membayar seluruh hutang judinya.
Beruntung dalam kondisi terdesak, muncul sang penyelamat hidupnya, Edison Osborne. Pria tua itu berjanji akan melunasi hutang-hutangnya dengan satu syarat. Ia harus menyerahkan salah seorang putrinya untuk dinikahkan dengan putra tunggal Edison Osborne. Anehnya putri yang diinginkan Edison bukanlah si cantik Lorena, melainkan anak tirinya yang buruk rupa, Maribelle.
"Kerjamu bagus, Sayang. Kamu berhasil menangkap gadis tidak berguna ini," puji Beatrice terhadap putri kandung kesayangannya.
"Oh, come on, Mom. Menangkap Belle bagiku semudah membalik telapak tangan. Sekarang boleh aku mandi dan istirahat? Gaun dan rambutku basah gara-gara mengejar gadis sialan ini."
"Iya, Sayang, istirahatlah. Biar Mama yang menangani Belle," ucap Beatrice membelai rambut Lorena.
Gadis manja itu melangkah pergi, menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Beatrice menyuruh anak buahnya melepas ikatan tangan Belle. Mereka mendorong tubuh Belle hingga tersungkur di kaki Beatrice. Belle sudah sama seperti budak yang tengah memohon ampun di hadapan majikannya.
Beatrice menunduk dan menaikkan dagu Belle dengan kasar. Kepala gadis itu pun mendongak, hingga matanya yang sembap beradu pandang dengan sang ibu tiri.
"Beraninya kamu melarikan diri dari sini! Aku peringatkan sekali lagi. Ini adalah usaha pertama dan terakhirmu. Jika kamu berusaha kabur lagi, aku akan menyiksamu dengan kejam!" tukas Beatrice penuh penekanan.
"Ma, aku mohon jangan jodohkan aku dengan Tuan Kendrick," pinta Belle dengan sangat.
"Dengar, Belle, keputusanku sudah bulat. Kamu seharusnya bersyukur karena ada pria yang mau menikahi gadis buruk rupa sepertimu. Bergunalah sedikit sebagai anak. Selamatkan rumah warisan ayahmu ini dengan menjadi istri Kendrick Osborne!"
"Aku bersedia berkorban apa saja, tapi bukan dengan cara ini. Aku mau menjadi pembantu Lorena seumur hidup asalkan Mama membatalkan pernikahanku," ucap Belle memohon.
"Cukup! Kami tidak butuh pembantu yang jelek dan bodoh sepertimu. Aku tidak ingin mendengar rengekanmu lagi. Lebih baik aku mengurungmu di dalam kamar supaya kamu menyadari kesalahanmu!"
Tanpa ampun, Beatrice menarik Belle ke kamar yang ada di ujung ruangan. Ia membuka pintu dengan sekali sentak, lalu mendorong tubuh Belle yang lemah ke dalam ruang gelap tersebut.
"Nikmatilah kesendirianmu. Aku tidak akan melepaskanmu sampai hari pernikahan tiba."
Setelah berkata demikian, Beatrice mengunci pintu kamar Belle lalu melangkah pergi.
Di dalam kamar, Belle terduduk di lantai. Ia menyandarkan kepala di dinding dengan tubuh yang gemetaran menahan kepedihan.
Menggunakan jari telunjuknya, Belle mengusap bekas parutan kasar di pipinya. Luka berbentuk garis panjang itu didapatnya sejak berusia dua belas tahun.
Semua terjadi karena ia berusaha menolong William, sahabat masa kecilnya dari kecelakaan. Namun karena luka tersebut, William justru menjauhinya. Tidak ada kata terima kasih yang terucap dari bibir William. Bahkan hingga kini, Belle tidak tahu dimana sahabatnya itu berada.
Belle berdiri dari posisinya semula. Ia menyalakan lampu dan duduk menghadap cermin kecil berwarna keperakan.
Mengamati cacat di wajahnya sungguh membuat hatinya bagai tersayat sembilu. Mungkinkah karena ketidaksempurnaan ini, ia harus rela dinikahkan dengan pria menakutkan seperti Kendrick.
Sudah bukan rahasia umum lagi bila putra tunggal keluarga Osborne memiliki kelainan jiwa. Ia tidak pernah keluar dan selalu mengurung diri di mansion mewah milik ayahnya.
Desas desus yang beredar mengatakan bahwa wajahnya rusak parah akibat musibah kebakaran lima tahun yang lalu. Dan karena itu ia menjadi gila.
Beberapa tetangga sering mendengar teriakan marah bercampur putus asa dari jendela. Kadang juga terdengar suara-suara aneh seperti barang pecah atau sesuatu yang dipukul dengan keras. Sungguh tidak ada orang yang berani mendekati atau menanyakan keberadaan Kendrick. Tetapi ia malah akan menjadi istri pria itu. Mungkin saja usai pernikahan, ia akan langsung disiksa atau dihabisi oleh Kendrick Osborne.
Dalam keadaan begini, Belle teringat pada mendiang ibunya yang telah tiada. Seandainya sang ibu masih hidup, nasibnya tidak akan setragis ini.
Dengan hati hancur, Belle beranjak dari kursi. Ia bersimpuh di depan ranjang. Menekuk lutut lalu menangkupkan kedua telapak tangannya. Matanya terpejam dan bibirnya bergetar hebat. Hanya tersisa satu harapannya saat ini, pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Tuhan, mohon dengarkan permohonan hamba-Mu yang teraniaya. Selama ini saya selalu pasrah dan sabar menerima cobaan apapun. Tapi sekali ini saya tidak mampu bertahan, Tuhan. Tolonglah saya agar terlepas dari kekejaman Mama, Lorena, dan Tuan Kendrick. Saya mohon kirimkan seorang penyelamat yang bisa membantu saya keluar dari penderitaan ini," ucap Belle dalam doanya.
Usai mengucapkan doa dalam tangis dan air mata, Belle berdiri. Semenit berlalu, ia ambruk di tempat tidur. Entah berapa lama ia menangis hingga akhirnya terlelap di alam mimpi.
Tanpa disadari Belle, seberkas cahaya yang begitu terang turun menyinari wajahnya. Itulah tanda kebesaran Sang Pencipta yang akan mengabulkan doa Belle, si gadis malang yang remuk hatinya.

Bình Luận Sách (54)

  • avatar
    m******n@gmail.com

    this so amazing semangat ya buat nulisnya👍👍👍 ditunggu kelanjutannya

    03/05/2022

      0
  • avatar
    Trivnsymlli

    yes

    24d

      0
  • avatar
    Viina Siagian

    bagus ceritanya

    23/07

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất