logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 7 PERANGKAP ROSSA

Malam semakin larut, seperti dua insan yang semakin terhanyut oleh hasratnya masing-masing. Nafas mereka saling memburu seakan ingin segera mencapai titik kepuasan. Suara televisi yang memenuhi ruangan di mana tempat mereka mengadu kasih seperti tak mereka hiraukan. Peluh membasahi tubuh keduanya, padahal AC dalam keadaan menyala.
Andy yang malam itu seperti singa lapar begitu bernafsu menyerang Rossa yang tak kalah agresifnya. Entah apa yang membuat dirinya sampai lupa diri seperti itu. Ia lupa dengan kebahagiaan yang sedang ia pertahankan dan ia juga seperti tak sadar kalau dirinya sedang masuk perangkap Rossa, wanita yang sebelumnya sangat ingin ia hindari.
Rossa tersenyum, hatinya bersorak karena kini mangsanya dengan mudah masuk perangkap. Selama satu tahun ia menahan diri untuk tidak muncul di kehidupan Andy. Selama itu juga ia merasa hidupnya tersiksa. Bukan Rossa namanya kalau ia merelakan begitu saja dengan apa yang telah hilang pada dirinya.
Pagi itu, Rossa pulang dari rumah Andy. Wajahnya nampak muram, jejak air mata terlihat dari kelopak matanya. Gadis yang telah ternoda itu turun dari mobil dengan masih memakai pakaian tidur milik Anissa. Tubuhnya terasa letih, di tambah dengan hatinya yang hancur. Dalam semalam kesucianya diregut begitu saja.
"Rossa! Dari mana saja, kamu? Anak perempuan macam apa kamu jam segini baru pulang. Tidur di mana kamu semalam, hah?" Bentak seorang wanita yang sedang bertolak pinggang menyambut kedatangan anak gadisnya.
"Rossa tidur di rumah Anissa, Bu!" Jawab Rossa singkat.
"Berhenti di situ, Rossa! Apa ini, mengapa penampilanmu acak-acakan? Lihat lehermu banyak bekas.. Ya, Tuhan apa yang telah kamu lakukan, mana badanmu bau minuman!" Ibunya Rossa mengibaskan rambut yang menutupi leher anaknya. Terlihat tanda merah menghiasi leher jenjang Rossa.
"Kamu mau jadi apa, hah? Lihat dirimu, benar-benar memalukan kamu tak ubahnya seperti pela*cur! Plakk." Tangan wanita yang terlihat modis itu mendarat di pipi Rossa.
"Cukup, Bu! Rossa tak tahan lagi selalu di perlakukan seperti ini oleh ibu. Sekarang Rossa sudah dewasa, Bu! Apa Ibu belum puas, dari kecil Ibu selalu menyiksa Rossa" Rossa berlari meninggalkan Ibunya yang masih terlihat kesal.
"Dewasa katamu! Wanita dewasa tak akan pulang pagi dengan keadaan seperti ini. Semalam kamu pergi dengan pakaian rapih mengapa sekarang pulang dengan memakai pakaian tidur. Pasti kamu semalam mabuk-mabukan. Iya, kan? Rossa, mau kemana kamu! Dengarkan Ibu,Rossa! Dasar anak durhaka!" Ibu Rossa berteriak sambil berusaha mengejar anaknya yang sudah masuk ke dalam kamar.
"Bruuugh!" Rossa membanting pintu kamarnya dan menguncinya
"Jangan terlalu mengalahkan anakmu, cobalah introspeksi diri. Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya!" Ucap seorang pria yang berada di atas kursi roda.
"Apa maksudmu, dasar laki-laki tak berguna!" Ibunya Rossa mendelik ke arah pria tersebut.
"Maksudku, Kelakuan anakmu itu tak beda jauh dari ibunya. Lihat saja dirimu, apa pantas seorang istri bicara seperti itu pada suaminya" Pria tersebut menjawab.
"Terus apa peduli mu? Rossa anakku, apapun yang aku lakukan bukan urusanmu." Jawab ibunya Rossa ketus.
"Maaf nyonya, saya akan membawa tuan ke depan dulu untuk berjemur" Dengan tergopoh-gopoh seorang wanita menghampiri ibunya Rossa.
"Bik, bilang sama tuanmu itu, jangan suka ikut campur urusan orang. Urusi saja dirinya sendiri!" Ibunya Rossa berlaku dari hadapan suaminya.
Sambil mendorong kursi roda, perempuan yang menjadi pembantu di rumah itu berkata," Tuan, maaf, ya, lain kali jangan mendekati nyonya kalau sedang marah-marah. Bibik takut tuan jadi sasarannya.
"Habis saya kesal, Bik. Anak sama Ibu kerjanya ribut terus. Mereka tak pernah peduli sana saya." Jawab pria tersebut.
"Sabar, tuan. Masih ada saya, tuan jangan khawatir" Jawab pembantunya menghibur tuanya yang nampak murung.
________
Kehidupan Rossa memang jauh dari kata bahagia. Sejak kecil ia di asuh oleh pembantu. Ibunya yang seorang wanita sosialita lebih memilih teman-teman dari pada berada di dekatnya. Begitupun sosok pria yang seharusnya jadi pelindung dirinya telah meninggal tanpa dia tahu bagaimana rupa Ayahnya. Hanya Ayah tiri yang tak pernah menganggap keberadaanya.
Hidup Rossa semakin tak terarah ketika sahabat satu-satunya pergi meninggalkannya. Hanya keluarga Andy yang ia punya saat itu, keluarga yang bisa memberinya kehangatan. Bahkan ia lebih merasa nyaman ketika berada di dekat keluarga Andy. Namun saat Ayah Andy meninggal mereka pun pergi meninggalkan Rossa yang begitu kehilangan sosok keluarga.
Sekian lama Rossa mencari keberadaan Andy. Sampai suatu hari takdir mempertemukan mereka kembali. Saat itulah benih-benih cinta tumbuh di hatinya. Namun pribadinya yang tomboi dan cuek membuat dirinya sulit menarik perhatian Andy. Berbeda dengan sahabatnya, Anissa yang feminim dan lembut berhasil mencuri hati Andy.
Saat tahu Andy dan Anissa menjalin hubungan, Rossa berusaha merelakannya. Walaupun sulit baginya membuang rasa yang sudah terlanjur tumbuh di hatinya. Apa lagi saat kejadian malam itu, bukan hanya cinta yang semakin kuat tapi rasa ingin memiliki sepenuhnya semakin tak bisa di kendalikan.
Berharap Andy akan lebih peduli setelah kejadian malam itu, namun ia merasa di campakkan begitu saja. Ia membenci Anissa yang selalu jadi nomor satu di hati Andy dan ibunya. Bahkan di akhir hidupnya Anissa begitu di sayangi. Rossa berjanji pada dirinya sendiri akan mengambil kembali apa yang telah di curi Anissa dari hidupnya.
Hari ini ia kembali, hatinya semakin sakit saat melihat kebahagian orang yang ia cintai bersama wanita yang sangat ia benci. Rossa tak peduli lagi dengan sikap Andy yang tak menginginkannya. Kalau ia tak bisa memiliki cinta pertamanya begitu juga dengan Anissa.
Andy tak tahu kalau sekarang wanita yang ada di sampingnya bukan lagi gadis lugu seperti satu tahun yang lalu. Rossa telah menyiapkan semuanya, termasuk perangkap untuk Andy. Saat Andy sedang lengah ia memasukan obat perangsang ke dalam minuman milik Andy. Dirinya juga tahu kalau Andy memasukan obat tidur ke dalam minuman milik Anissa.
Saat Andy sedang terbuai, tangan Rossa menekan tombol volume pada remote TV. Itu cara untuk menarik perhatian Anissa agar melihat apa yang sedang mereka lakukan. Sekali tepuk dua nyamuk terkapar, itulah Rossa.
Benar saja, terlihat Anissa keluar dari dalam kamar dengan wajah yang masih mengantuk. Dalam cahaya yang temaram Rossa bisa melihatnya. Inilah saat-saat yang paling ia tunggu. Penuh drama yang pastinya akan menguras air mata dan penderitaan.
Rossa benar-benar menikmati detik di mana Andy mengerang dan Anissa menekan stop kontak lampu ruangan. Selanjutnya ia melihat wajah Anissa yang pucat seperti melihat penampakan. Rossa tertawa dalam hati namun ia juga harus bersiap dengan adegan drama berikutnya.
BERSAMBUNG

Bình Luận Sách (371)

  • avatar
    Jennisa Channel

    Ini gak ada lanjutannya Rosa yang menjelaskan kesalahannya,lalu Anisa dan Andy hidup bahagia dan diberi momongan☺️

    02/09/2023

      0
  • avatar
    KarimahJamilah

    seruuu bgtt sih aslii sayang pas di akhirnya lanjutan nya ngegantung bikin makin penasaran tolong lanjut dongg kaaaa🥰🔥🔥

    16d

      0
  • avatar
    NAJIBABDUL

    ini yang aku tunggu tunggu

    22d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất