logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 7 Perasaan yang terluka

Sebelum Andrew melanjutkan perkataannya April segera mematikan laptopnya dan merapikan meja kerjanya bersiap untuk segera pulang. Melihat reaksi April, Andrew merasa senang karena gadis itu mau menerima ajakannya untuk makan bersama.
“Permulaan yang bagus,” batin Andrew sambil tersenyum penuh kemenangan.
“Ternyata kamu ini cerewet sekali ya,” kata April seraya mengambil tasnya lalu keluar dari ruangannya, di ikuti Andrew di belakangnya.
“Hehehe... Jadi kita akan makan di mana?” tanya Andrew antusias.
“Terserah kamu saja,” jawab April dengan tidak semangat.
Akhirnya mereka makan malam di sebuah restoran khas Indonesia. Andrew yang merasa asing dengan semua makanan yang ada di menu menjadi bingung hingga akhirnya ia mengikuti April yang sama-sama memesan bakso dan memilih waffle kesukaannya sebagai dessert. Tentu saja waffle yang di sajikan ala Indonesia.
Selesai makan malam, April meminta Andrew untuk segera mengantarnya pulang. Namun Andrew malah membawa April ke sebuah taman untuk menghabiskan malam karena esok adalah hari libur, maka Andrew tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa lebih lama bersama April.
“Temani aku disini sebentar ya Pril, aku ingin menghirup udara segar,” ujar Andrew.
April yang merasa sudah lelah akhirnya memilih menuruti permintaan Andrew.
“Terserah kamu saja lah,” kata April sambil duduk di samping Andrew.
“Kamu lihat di sana Pril, malam ini begitu indah ya banyak bintang bertaburan di langit. Apa lagi bulan itu lihat lah sangat cantik kan,” ucap Andrew sambil menunjuk langit.
Merasa tidak ada jawaban dari April, Andrew menoleh ke sampingnya dan ternyata April sudah terlelap dengan bersandar pada bahu kanannya. Ia pun tersenyum sambil membelai rambut gadis itu dan berharap waktu akan berhenti berputar agar April selalu berada di sisinya.
*
Cahaya matahari memasuki kamar April melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat, membuat April terbangun karena silaunya.
“Selamat pagi adikku sayang, apa tidurmu nyenyak semalam?” sapa Zac sambil membawakan segelas susu untuk April.
“Pagi kak, semalam ya.. eh bukankah semalam aku sedang di taman dengan Andrew ya. Apa dia yang membawa aku kemari?” tanya April merasa bingung.
“Tentu saja, bahkan dia yang menggendongmu yang sedang tertidur dengan lelapnya. Huuu kamu ini bisa-bisanya tidur di taman, untung saja Andrew mau menggendongmu,” ledek Zac sambil mengacak gemas rambut April.
“Jadi benar dia mengantarku semalam, baik juga dia,” batin April dengan melamun.
“Eh malah melamun, cepat minum susunya terus mandi ya. Kakak sama papi tunggu di bawah kita sarapan sama-sama,” ucap Zac membuyarkan lamunan April.
“Iya siap kakak,” sahut April segera bangun dan beranjak ke kamar mandi.
Karena hari libur, April memutuskan untuk pergi berkeliling dengan mobilnya. Saat melewati sebuah rumah, tanpa sengaja ia melihat Alan turun dari mobil dan masuk ke dalam halaman rumah tersebut. Ia pun ikut turun dari mobilnya karena ingin melihat siapa yang sedang di kunjungi oleh Alan.
April melihat seorang perempuan seumuran dengannya keluar dari rumah tersebut sambil menggandeng seorang anak kecil yang berusia sekitar lima tahunan.
“Daddy...,” panggil anak kecil itu sambil berlari memeluk Alan.
Betapa terkejutnya April saat anak itu memanggil Alan dengan sebutan “Daddy”. Dunia terasa berhenti berputar ketika April melihat kenyataan bahwa lelaki yang sangat ia cintai telah memiliki seorang anak dari wanita lain. April merasa sangat hancur dan terluka, lalu ia memilih pergi dari tempat itu.
“Kamu memintaku menjaga hati hanya untukmu Alan, tapi apa yang kamu lakukan sekarang. Kamu telah menghancurkan hatiku. Jika memang ini yang kamu mau, aku akan bersedia menerima lamaran Andrew,” gumam April pada dirinya, lalu mengusap air matanya.
April langsung pulang ke rumahnya dengan perasaan yang sangat terluka. Papi dan kakaknya bingung karena April tidak mau menjelaskan kepada mereka mengapa ia pulang sambil menangis. Akhirnya mereka membiarkan gadis itu untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu, baru mereka akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
*
Malam harinya atas permintaan papi April, Andrew datang untuk menemui April dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada April. Karena sejak siang, papi dan kakaknya tidak ada yang bisa membujuk April agar mau menceritakan pada mereka apa yang sebenarnya membuat ia bersedih.
“Untuk apa kamu kesini, lebih baik kamu pergi dari sini karena aku tidak akan bercerita apa pun termasuk ke kamu,” ucap April dengan ketus.
“Aku kesini hanya untuk menghiburmu, kalau kamu tidak ingin bercerita padaku tidak apa aku bisa mengerti. Tapi kumohon ijin kan aku untuk tetap di sini menemanimu,” kata Andrew tulus.
Mendengar perkataan Andrew, April hanya bisa diam dan menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Andrew pun menghampiri April dan langsung memeluknya untuk memberikan ketenangan pada April.
“Menangislah jika itu bisa meringankan perasaanmu, luapkanlah semua yang kamu rasakan. Aku ada di sini dan akan selalu siap menjadi tempat untukmu bersandar. Melindungi serta menjagamu dari dunia yang kejam ini,” kata Andrew sambil memeluk dan mencium kening April.
April hanya terdiam dan menangis meluapkan segala sakit hatinya, berharap Alan yang ada saat ini untuk memeluknya. Namun kenyataan berkata lain, bahwa Andrewlah yang selalu ada untuknya. Menjadi pundak untuknya bersandar, memberi pelukan di saat ia sedih, dan selalu menjaganya saat Alan sedang tidak bersamanya.
*
*
*
Next...

Bình Luận Sách (71)

  • avatar

    oke la saya suka

    02/12

      0
  • avatar
    Grace Dimbu

    Bagus ni ceritanyaa..

    01/12

      0
  • avatar
    Fatin Adila

    good

    29/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất