logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 6 Kecewa

Betapa terkejutnya April saat mengetahui bahwa ternyata adik Andrew adalah Alan, begitu pula dengan Alan yang tidak kalah terkejutnya bahwa wanita yang di cintai dan di ceritakan kakaknya selama ini adalah April, kekasihnya.
Andrew sangat merasa telah di bohongi oleh mereka, karena ia tidak mengetahui bahwa kekasih adiknya selama ini adalah April wanita yang sangat ia cintai.
Merasa kecewa dengan April dan Alan, Andrew memilih pergi untuk menenangkan dirinya. April pun mengejar Andrew untuk menjelaskan semuanya, akhirnya ia ikut pergi bersama pria itu. Tanpa sepengetahuan mereka, Alan mengikuti mobil keduanya dari belakang.
“Andrew tolong dengarkan penjelasanku. Aku sama sekali tidak tahu jika Alan adalah adikmu,” ujar April berusaha menjelaskan kepada Andrew.
Andrew hanya diam tidak menanggapi, lalu memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang sepi dan ia pun turun kemudian berteriak meluapkan semua amarah dan rasa kecewa yang sedang ia rasakan.
“ARRRRGH! Mengapa kalian harus membohongiku! Mengapa! Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu bahwa wanita yang sangat aku cintai adalah kekasih adikku,” teriak Andrew dengan frustrasi pada dirinya sendiri.
April bingung, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan semua kepada Andrew bahwa dirinya memang tidak tahu bahwa Alan adalah adik Andrew. Ia berusaha menenangkan Andrew dengan memeluknya, berharap pria itu bisa lebih tenang dan mau mendengarkan penjelasannya.
“Kumohon Andrew dengarkan aku,” pinta April sambil memeluk Andrew dari belakang, “Semua yang kamu pikirkan itu tidak benar, aku dan Alan sama sekali tidak tahu hal ini. Tidak ada yang membohongi kamu, percaya sama aku,” lanjutnya menjelaskan.
Andrew berbalik dan menatap sendu pada April, “Benarkah itu? Apa aku bisa mempercayai ucapanmu?” tanyanya memastikan.
April pun mengangguk dan tanpa bisa di tahan lagi Andrew memberanikan dirinya mencium bibir April.
April membelalakkan matanya, tidak menyangka tiba-tiba Andrew berani menciumnya. Karena tak ingin Andrew marah lagi, April pun hanya diam tak membalas dan membiarkan Andrew yang menciumnya. Tanpa mereka sadari ternyata Alan melihat semua kejadian itu, ia melihat gadis yang sangat ia cintai sedang berciuman dengan kakak kandungnya.
Ingin sekali rasanya Alan menghampiri mereka dan membawa April pergi dari tempat itu namun ia tidak ingin membuat keributan dengan kakaknya. Akhirnya ia hanya bisa menahan amarahnya lalu memilih untuk pergi, hatinya tidak tahan melihat April dan Andrew yang sedang berciuman.
“Tega sekali kalian melakukan ini padaku. Mengapa kamu tega melakukan ini semua Pril? Kuminta kamu untuk menjaga hati hanya untukku, tapi kini kamu telah mematahkannya,” gumam Alan pada dirinya sendiri, lalu ia melajukan mobilnya pergi dari tempat itu.
*
Pagi harinya, Alan menjemput April dan meminta keputusan apakah April akan tetap memilih bersamanya atau menerima lamaran Andrew. Jujur saja ia sangat ingin marah karena kekasihnya telah di cium oleh kakaknya di depan matanya. Namun ia menahan amarahnya, ia tidak ingin bertengkar dengan kekasih yang amat ia cintai.
April sangat bimbang, di satu sisi ia tidak ingin papinya jatuh sakit jika menolak lamaran Andrew namun di sisi lain ia pun tidak bisa melepas orang yang sangat ia cintai, Alan.
Begitu pula dengan Alan, ia tidak bisa melepas April begitu saja dan ia pun tidak ingin merusak persaudaraannya dengan Andrew.
Akhirnya Alan mengantar April ke kantor. Sesampainya di lobi kantor, Alan dan April bertemu dengan Andrew yang melihat mereka dengan tatapan penuh kecemburuan.
“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu Alan, ikutlah ke ruanganku,” ajak Andrew sambil berlalu menuju ruangannya di ikuti dengan Alan.
Sesampainya di ruangan Andrew, Alan di persilakan untuk duduk namun ia tidak mau.
“Langsung saja, apa sebenarnya yang ingin kakak bicarakan denganku?” tanya Alan tanpa basa basi.
“Seharusnya kamu tahu mengapa aku ingin berbicara denganmu, tentu saja ini tentang April. Jujur saja aku tidak menyangka selama ini kalian sudah berpacaran tapi satu hal yang harus kamu tahu bahwa aku tidak akan mundur begitu saja. Aku akan tetap berusaha membuat April mencintaiku,” jawab Andrew penuh keyakinan.
Alan hanya tersenyum sinis menanggapi pernyataan kakak kandungnya yang secara terang-terangan ingin bersaing dengannya untuk memperebutkan kekasihnya, April.
“Kamu pikir aku main-main dengan ucapanku!” bentak Andrew mulai geram.
“Silakan saja kamu lakukan apa pun untuk membuat April mencintaimu, bagaimana pun juga kamu adalah kakak kandungku aku tidak ingin merusak persaudaraan kita. Satu hal penting yang harus kamu tahu bahwa aku dan April, kami berdua saling mencintai dan tidak akan aku biarkan satu orang pun menghancurkan cinta kami meskipun kamu kakakku sendiri,” jawab Alan dengan tegas kemudian pergi meninggalkan Andrew yang mematung karena ucapan Alan.
“Apa yang dia katakan padamu Alan? Apa kalian bertengkar?” tanya April cemas begitu Alan keluar dari ruangan Andrew.
Alan menangkup wajah April dengan kedua tangannya, “Sayang, kamu tenang saja ya tidak akan ada yang bisa memisahkan cinta kita. Apa pun yang akan dilakukan Andrew nanti, berjanjilah untuk selalu percaya padaku dan menjaga hatimu untukku,” ucap Alan dengan menatap dalam mata April.
April mengangguk dan ia pun memeluk Alan, “Iya Alan aku berjanji.”
“Aku sangat mencintaimu Pril,” ujar Alan sambil mencium kening April dan mengeratkan pelukan mereka.
Andrew yang akan keluar ruangan mengurungkan niatnya karena melihat April dan Alan yang sedang berpelukan, ia merasa sangat kesal dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan membuat gadis itu berbalik mencintainya bagaimana pun nanti caranya.
*
“April, apa kamu mau makan malam denganku?” ajak Andrew pada April yang sedang sibuk bekerja dengan laptopnya.
April mengalihkan pandangan dari laptopnya sejenak lalu menatap ke arah Andrew, “Maaf, aku rasa tidak bisa karena banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,” sahutnya.
“Ayolah Pril, kumohon. Lagi pula ini sudah jam tujuh malam, tidak baik untukmu kalau bekerja dengan perut kosong seperti itu. Nanti kamu bisa sakit, kalau kamu sakit nanti bagaimana,” bujuk Andrew tidak menyerah.
Hanya makan malam biasa tak apalah lagi pula dari tadi perutnya juga sudah lapar, pikir April yang akhirnya menyetujui ajakan Andrew untuk makan malam bersama.
*
*
*
Next...

Bình Luận Sách (71)

  • avatar

    oke la saya suka

    02/12

      0
  • avatar
    Grace Dimbu

    Bagus ni ceritanyaa..

    01/12

      0
  • avatar
    Fatin Adila

    good

    29/11

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất