logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 7 The Trouble

Suara ketukan keras di pintu kamar Amy dengan diiringi teriakan nyaring Amanda terdengar di pagi yang masih dingin. Matahari saja belum muncul.
"Amy, bangun. Amy, oh My God, Am. Please, help me.."
Suara cemas Amanda dan nadanya yang sedikit meninggi membangunkan tidur nyenyak Amy. Sebenarnya dia ingin sedikit bermalas-malasan dengan bangun sedikit siang.
Amy sedikit membuka matanya, lalu mengeluh dalam hati. Bukankah saat ini adalah liburannya? tanya batinnya.
"Am, maaf membangunkan tidurmu. Tapi ini benar-benar gawat. Ada masalah serius, Am."
Kembali terdengar suara Amanda yang bernada gusar. Amy kembali memicingkan matanya tetapi Amanda malah mengetuk pintu sedikit keras. Akhirnya Amy dengan malas bangun, lalu dia perlahan mendudukkan dirinya.
Amanda tersenyum, lalu segera menghampirinya dan duduk santai di pinggiran tempat tidur. Amy menatap Amanda malas dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.
"Amy, bantu aku. Ya, Tuhan. Aku harus bagaimana ini?"
Tangan Amanda menguncang-guncang tubuh Amy pelan. Amy segera menepis tangan itu sambil berdecak kesal.
"Amy, please. Aku ada masalah," rengek Amanda sambil terus mengguncang tubuh sahabatnya itu.
Dengan mata masih mengantuk Amy menatap Amanda. Dia menunjuk botol air mineralnya yang semalam dia letakkan di atas meja. Amanda cepat bangkit dan mengambilkan botol air tersebut, lalu menyerahkannya kepada Amy.
"Ada apa?"
Suara serak Amy terdengar setelah dia terlebih dulu meneguk habis isi yang ada di dalam botol yang tadi diserahkan Amanda.
"Aku semalam mendapat kabar dari bagian yang mengurusi souvenir. Mereka tidak bisa memenuhi pesananku," ujar Amanda dengan nada gusar. Amy hanya diam menatapnya.
"Ada musibah yang keluarga mereka alami. Mereka meminta maaf tapi aku bingung jadinya. Aku harus bagaimana?"
Suara Amanda terdengar tambah gusar. Antara marah, kecewa dan sedih. Dia menatap Amy yang masih setengah sadar.
"Cari saja souvenir yang lain, masih ada waktu lima hari, bukan?" usul Amy sambil menatap Amanda yang berdecak kesal.
"Iya, aku tahu itu," ucap Amanda sedikit kesal.
"Tapi, siapa yang akan mencarinya dengan waktu sesempit ini?" tanya Amanda dengan nada bingung.
Amanda memandangi Amy yang kini sedang mengucek matanya. Mata bermanik amber itu menatap Amanda malas. Bibirnya berdecak.
"Berapa banyak?" tanyanya kemudian.
"Untuk tiga ratus orang," jawab Amanda pelan.
"Kita akan pergi mencarinya, tapi tidak janji semua sama. Kita cari yang seharga saja, walaupun mungkin akan berbeda," putus Amy. Amanda hanya memandanginya.
"Aku mandi dulu, nanti baru kita pergi," ujar Amy sambil hendak beranjak dari tempat tidur. Amanda menatapnya ragu.
"Am, aku tidak bisa pergi. Hari ini jadwal aku harus perawatan," ucapnya hati hati sambil menatap Amy yang memelototkan matanya.
"Lalu aku pergi dengan siapa?" tanya Amy dengan alis terangkat sedikit, dia menghela napas.
"Iya, dengan siapa ya?" Amanda balik bertanya, Amy mencibir.
Amy menatap Amanda yang kini terdiam, dia tampak berpikir. Keningnya terlihat berkerut dengan mata yang terpejam. Tangannya dilipat di dadanya.
Suara ketukan di pintu membuat Amanda tersentak, dia bangkit dan berjalan pelan untuk membukakan pintu.
Amanda mendapati Ben berdiri di sana dengan senyumnya terkembang. Ben mengecup pipi Amanda sekilas.
"Amanda sayang, aku rasa waktu kita untuk perawatan," suara Ben begitu lembut, Amanda tersipu.
"Hai Ben," sapa Amy singkat.
"Hei Am, nyenyak tidurnya?" tanya Ben sambil menatap Amy dengan senyum.
"Sangat, sampai calon istrimu ini datang menggangguku," gerutu Amy. Amanda tersenyum.
Amy turun dari tempat tidur dan menghampiri mereka, setelah dia meletakkan botol air mineralnya di atas meja.
"Ben, Amy mau mencarikan souvenir. Tapi siapa yang akan mengantarnya?"
Amanda menarik Ben untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Pria itu menurut saja, dia duduk santai sambil menatap dua wanita cantik saling beradu argumen.
"Aku akan minta Eric untuk mengantarnya. Tuan pengacara itu, aku rasa tidak sibuk," jawaban Ben membuat Amy memasang tampang sebal, gadis itu mendesah kesal.
"Ouh, No. Jangan dia, Ben," protesnya cepat dengan tampang cemberut.
Ben menatap Amy dengan mengulum senyum yang membuat gadis itu jengah, lalu mengdrling ke arah Amanda. Amy semakin kesal, lebih lagi Amanda malah terkekeh di sebelahnya.
"Lalu siapa lagi, kau dia. Aku lihat yang lain sibuk dengan pasangannya dan ada juga yang pulang dulu. Hanya tuan satu itu yang selalu bebas," jawaban Ben begitu ringan.
Akhirnya, Amy dengan wajah masih kesal mengangguk-anggukan kepalanya.
"Baiklah. Baiklah, aku akan mandi dan tolong bilang tuan pengacaramu itu, tidak ada musik keras lagi yang dia putar di audio mobilnya, tidak mengebut dan..."
"Tidak lupa untuk menciummu lagi," lanjut Ben dengan tawanya. Amy terkesiap.
"Ben, Amanda kau cerita yah..?"
Mata bermanik amber itu langsung memelotot galak menatap Amanda. Suaranya terdengar nyaring. Dia maju kehadapan Amanda dan memukul pundaknya. Amanda mengaduh sambil tertawa.
"Tidak. Tidak, Am. Ben melihatnya juga," ucapnya disela tawanya.
"Kau melihatnya Ben, ya Tuhan..."
Amy segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia yakin wajahnya kembali memerah.
"Sudah, kalian pergi sana. Aku mau mandi atau kalian akan menikah tanpa ada souvenir," ancam Amy galak. Amanda dan Ben masih duduk santai sambil menertawakannya.
Amy akhirnya mendorong pasangan itu dengan sebal. Tawa Amanda masih terdengar. Sementara Ben terkekeh sambil merangkul pundak calon istrinya.
"Am, aku akan meminta Eric menunggumu di lobby," teriak Ben.
"Ya, terserah kau saja," jawab Amy dengan berteriak juga.
Dia menutup pintu dengan keras, lalu bergegas menuju kamar mandi untuk sedikit meredakan kekesalannya.
Mungkin dengan berendam dalam bathtub dengan air hangat dan aroma therapy bisa membuatnya nyaman.

Bình Luận Sách (163)

  • avatar
    Aninar Naya

    novel nya sangat bagus

    11/02

      0
  • avatar
    RfqhRatu

    bagussss bangettt

    09/02

      0
  • avatar
    Mutiara SidikFiska

    best novel

    04/02

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất