logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 5 Pov Arya 2

POV ARYA 2
Aku menuju sebuah restoran tempat aku biasa bertemu dengan Tiara. Aku lihat Tiara sudah ada, dia sedang duduk dipojok. Aku pun melangkah menghampirinya.
Udah lama nunggunya Ra? Tanyaku.
"Eh.. kamu Arya, bikin kaget aja. Sini duduk.Tiara kaget lalu menoleh ke arahku, ia menyuruhku duduk tepat dihadapannya.
"Kamu udah lama disini?"Tanyaku lagi.
"Belum lama sih. Oh iya aku jadi penasaran, kemarin kamu minta ketemu aku mau ngomong apa sih?" Tanyanya penasaran
"Tentang Siska. Aku bingung harus bicara sama siapa. Siska minta aku menceraikan dia secepatnya." Ucapku lirih.
"Ya ampun Siska jahat banget yah, bukannya bersyukur punya suami kayak kamu, dia malah masih mengharapkan dan menjalin hubungan sama si Azka itu. Kamu juga sih, tinggalkan saja dia. Dia bukan satu-satunya wanita di dunia ini Arya." Tiara merespon dengan marah.
"Aku sudah terlanjur sayang sama dia."
"Terus.. ? Kamu mau mempertahankan sesuatu yang gak bisa dipertahankan, gitu maksud kamu? Kamu jangan bodoh deh Arya."
"Aku gak tahu harus berbuat apa. Kamu memang benar,aku mungkin akan benar-benar meninggalkan dia." Kataku dengan suara lemah.
"Nah gitu dong." Tiara tersenyum
"Hhhmm.. hhhmm..." Terdengar suara tenggorokan yang dibuat-buat. Aku dan Tiara menoleh ke arah sumber suara. Aku kaget setelah melihat Siska sedang berdiri tepat di samping meja kami.
"Siska..?" Kataku dengan kaget, sontak aku langsung berdiri.
"Dia siapa?.... Ehh gak perlu dijelasin sih, bukan urusan aku." Ucap Siska dengan sikap dingin seperti biasanya.
"Dia Tiara, temanku. Kamu di sini ngapain?" Tanyaku penasaran. Aku sebenarnya berharap Siska marah melihatku dengan wanita lain, setidaknya sedikit saja dia cemburu. Tapi aku salah, kulihat dia masih dengan sikap dinginnya. Sama seperti biasanya.
"Dia ke sini sama Aku." Seorang pria tiba-tiba muncul di belakang Siska. Dia adalah Azka.
"Ayo Arya kita pergi dari sini." Tiara mencoba menarik tanganku tapi ku hentakkan segera.
"Ohh... Ternyata kamu hebat juga yah Arya, kamu gak mau melepaskan Siska untukku tapi kamu sebenarnya juga punya hubungan sama wanita lain. Licik kamu Arya." Ucap Azka dengan tersenyum sinis melihatku.
Buugghhh
Satu pukulan kuhantamkan keras tepat di rahangnya. Ia tersungkur dan menabrak meja di sebelahnya.
Siska lalu tergesa menolong Azka, dia membantu Azka untuk berdiri dengan baik.
"Arya sudah.. jangan kotori tanganmu dengan menyentuh laki-laki itu. Ayo kita pergi dari sini." Tiara menarikku dengan paksa meninggalkan tempat itu.
"Woii mau kemana kamu?" Azka ingin berusaha untuk mengejar tapi Siska menahannya.
Aku keluar bersama Tiara dari tempat itu dan berhenti di parkiran mobil.
"Kamu apa-apain sih Arya, ngapain kamu ladeni orang kayak gitu." Ucap Tiara dengan nada emosi.
"Aku gak terima dia menghinaku. Ku biarkan dia bersama istriku, itu sudah cukup menjadikan aku sebagai laki-laki bodoh. Tapi dia menganggap aku rendah, dia berfikir aku sama seperti dia yang punya hubungan dengan wanita lain saat berstatus suami, aku tidak bisa terima." Aku masih tersulut emosi.
"Kamu sayang banget yah sama Siska. Andai aja aku jadi Siska..." Ku dengar kalimat itu terlontar dari mulut Tiara, tapi samar ku dengar.
"Kamu bilang apa barusan?" Tanyaku penasaran
"Ahh.. itu... Gak bilang apa-apa kok, pulang yuk." Tiara membuka pintu mobil dan masuk, aku berniat mengantarnya pulang ke rumahnya.
Di dalam mobil, Tiara hanya diam. Aku menyetir sambil terbayang saat Siska tadi menolong si Azka, aku masih tidak habis pikir apa kurangnya aku dibandingkan Azka, kenapa selama setahun ini aku bahkan tidak bisa merebut hati Siska.
"Arya??" Tiara memanggilku. Aku masih terfokus pada pikiranku.
"Arya??.. Hey? " Tiara menepuk lenganku. Sontak akupun kaget dan menghentikan mobil dipinggir jalan.
"Iya kenapa Tiara?" Tanyaku.
"Kamu kenapa? Kayak melamun gitu. Aku takut kalo ada orang nyetir sambil pikirannya kemana-mana. Mending aku turun di sini aja deh." Ucapnya dengan kesal.
"Enggak Tiara.. maaf yah.. aku tadi lagi mikirin Siska. Aku antar kamu sampai rumah. Maaf yah."
"Masih mikirin Siska? Bisa gak sih sekali aja kamu gak nyebut nama Si Siska itu? Kamu gak usah anterin aku. Aku turun disini." Tiara terlihat sangat kesal.
"Tapi Tiara....." Kalimatku terjeda saat Tiara tiba-tiba turun dari mobil tanpa permisi.
"Ada apa dengan Tiara sih, kenapa dia tiba-tiba marah ? Apa dia masih kesal karena kejadian tadi yah?" Pikirku.. Ah sudahlah. Aku membiarkannya lalu kulajukan mobilku menuju rumah.
Sesampainya di rumah aku melihat Siska belum pulang, ia pasti masih bersama Azka. Dalam hati sebenarnya aku sangat cemburu dan sangat marah jika dia bertemu dengan Azka tapi mau bagaimana lagi, aku sudah berjanji untuk tidak ikut campur urusan apapun dalam kehidupannya sehingga aku hanya bisa menahan sakit dan mengendalikan perasaanku sendiri. Aku selalu berharap suatu hari nanti Siska akan menerimaku sebagai suaminya dan mencintai aku, aku sangat berharap dia melupakan Azka.
Kulangkahkan kaki menuju kamar dan merebahkan diri diatas kasur. Aku berfikir apa yang harus aku lakukan, waktu yang ku minta dari Siska hanya tersisa 29 hari lagi. Apakah aku harus berusaha mempertahankan pernikahan ini? Atau ku ceraikan saja Siska sesuai keinginannya? Aku benar-benar bingung harus berbuat apa. Ku acak-acak rambutku dan menghela nafas panjang.
To be continue

Bình Luận Sách (348)

  • avatar
    AmiraDyg

    good

    1h

      0
  • avatar
    gojolRijal

    buku nya bagus

    1d

      1
  • avatar
    BataAlif

    CERITAANYAA ASIKKK BANGETT, SUKAA ! 🙇🏻‍♀️

    4d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất