logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 3

Kevin berjalan menelusuri koridor kampus menuju ke parkiran untuk mengambil motornya. Sesampainya di sana, Kevin bertemu dengan Zara. Terlihat gadis itu sedang kesusahan untuk menyalakan mesin motornya.
"Motor kamu kenapa, Ra?" Kevin menghampiri Zara. Zara hanya terdiam, tak menjawab sepatah kata pun.
"Motor kamu mogok?" tanya Kevin lagi yang hanya dijawab Zara dengan anggukan.
"Sini aku bantuin nyalain mesinnya. Kamu minggir sebentar." Zara akhirnya melangkah ke belakang, sambil menunggu Kevin menyalakan mesin motornya yang tidak bisa menyala. Dengan tenaga yang Kevin punya, akhirnya cowok itu berhasil menyalakan mesin motor Zara.
"Ini udah nyala," gumam Kevin. Ia tersengal-sengal, keringat mulai bercucuran mengenai wajahnya.
"Makasih. Sori jadi ngerepotin," jawab Zara.
Kevin mengangguk. Kevin senang bisa membantu Zara walaupun gadis itu selalu bersikap acuh padanya. Terbesit di hatinya untuk membuka hati Zara yang beku dan sulit dijamah.
Zara akhirnya meninggalkan parkiran. Dari jauh Kevin memandangi punggung Zara yang tak lagi terlihat.
"Kamu Kevin, kan?" tanya seseorang gadis yang menghampirinya.
"Iya. Aku kayak pernah lihat kamu." Kevin mencoba mengingat siapa gadis itu. Tapi tetap saja ia tak ingat siapa dia
"Tisa, temannya Zara."
Kevin mengangguk, dan akhirnya teringat.
"Kamu suka ya sama Zara?" tanya Tisa tiba-tiba.
"Iya, kenapa?"
"Aku bisa kok bantuin kamu deket sama Zara."
Tisa menawarkan Kevin untuk mendekatkannya dengan Zara. Tapi, Kevin menolak karena ia bisa mendekati Zara dengan caranya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Dari insting Kevin, Tisa bukan perempuan baik-baik, pasti ada maksud dibalik semuanya.
"Ya udah kalau nggak mau dibantu," ucap Tisa pada akhirnya. Gadis berparas cantik itu melangkah menjauhi parkiran.
Pasti ada maksud, aku harus cari tahu. Kevin sepertinya sudah tahu kelicikan Tisa.
***
Kevin merebahkan tubuhnya di kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya yang dominan berwarna putih. Ia masih memikirkan sikap teman Zara yang bernama Tisa. Kevin menduga kalau Tisa bukan teman yang baik untuk Zara. Terlihat dari gaya bicaranya yang mampu menyihir mata setiap laki-laki yang memandangnya. Kevin mengakui, Tisa memang cantik. Tapi Kevin tak sedikit pun tergoda dengan Tisa. Karena yang Kevin cinta hanyalah Zara walaupun gadis itu masih bersikap acuh padanya.
"Aku harus cari tahu tentang Tisa, dan membuktikan pada Zara kalau Tisa bukan teman yang baik," gumam Kevin antusias. Ia hanya tak mau Zara berteman dengan orang yang salah. Ya, walaupun sebenarnya tak berhak sebab Kevin bukan siapa-siapa Zara.
***
Tisa berjalan menuju ke kelasnya. Di setiap langkah, gadis itu disapa cowok yang sangat menganggumi sosok Tisa yang cantik jelita. Hanya dengan senyuman saja, mereka semakin kagum dengan Tisa.
"Hai," sapa salah satu dari mereka. Tisa tersenyum, "Iya, ada apa?" tanya Tisa lembut.
Cowok yang menyapa itu bernama Egi yang termasuk dalam kategori cowok paling keren satu kampus, sederajat dengan Tisa. Kalau mereka disandingkan, mungkin mereka berdua menjadi pasangan yang cocok.
"Tisa, mau nggak makan bareng sama aku di kafe Permata sehabis kuliah?" Cowok itu berharap Tisa mau makan berdua dengannya. Jujur, Egi juga menyukai Tisa. Ya, walaupun Egi tahu, Tisa sudah mempunyai pacar. Cowok itu tak peduli, dia akan terus mengejar cinta Tisa sampai dapat.
Tisa terdiam sejenak dan bingung harus menjawab apa. Di lain sisi, takut kalau ketahuan makan dengan cowok lain, Ian akan marah. Akhirnya, tanpa pikir panjang Tisa menerima ajakan Egi. Tak ada yang salah, pikirnya selama Ian tidak memergokinya.
"Hore." Egi tampak senang karena Tisa menerima ajakannya. Egi memegang tangan Tisa erat, Tisa hanya tersenyum.
"Kalau Ian tahu gimana?" Tisa harap-harap cemas.
"Kenapa harus takut? Kamu putusin aja Ian dan pacaran sama aku. Aku bakal kasih apa yang kamu mau, gimana?"
Tawaran Egi seolah mengebrak dinding hati Tisa. Ia mulai berpikir kalau ia pacaran dengan Egi pasti ia akan senang dan bahagia. Pikiran itu mulai bersarang di otaknya.
"Oke, aku bakalan putusin Ian. Tapi, kamu janji, pacarin aku, ya?"
Ini adalah langkah awal Tisa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang glamor. Toh, Ian tak ada apa-apanya dibandingkan Egi. Egi anak konglomerat, pasti barang-barang mahal pun pasti dibelikan.
Egi mengangguk," Iya, apa sih yang nggak buat kamu." Egi mencolek pipi Tisa yang lembut.
Egi menggandeng Tisa menuju ke kelas Tisa yang berselang dua kelas. Egi juga menyuruh Tisa untuk memutuskan hubungannya dengan Ian.
Kebetulan saat itu, Ian sedang di depan kelas. Tisa langsung menjalankan aksinya untuk memutuskan Ian tanpa belas kasihan kata 'putus' langsung terucap dari mulut Tisa. Ian menggeleng tak percaya Tisa akan tega memutuskannya. Dan lebih parahnya lagi, Tisa sudah menggandeng cowok lain dihadapannya.
"Mulai sekarang, kita nggak ada hubungan apa-apa. Aku bosan pacaran sama kamu. Ya, walaupun baru berapa hari," gumam Tisa sambil menyilangkan kedua tanggannya.
"Tapi...," Ian menggantungkan kata-katanya. Ia hancur, orang yang dicintainya tega meninggalkannya demi laki-laki lain. Apa mau dikata semua sudah terjadi. Ian hanya bisa meratapi nasib.
Zara melangkahkan kakinya ke dalam kelas, dilihatnya Ian sedang menunduk seperti orang yang sedang dirundung masalah. Zara bermaksud bertanya pada Ian, tapi niatnya itu ia urungkan. Ia hanya tak mau ke kepoannya membuat perasaannya pada Ian kembali. Zara harus tetap kokoh pada pendiriannya untuk melupakan Ian yang kini berpacaran dengan temannya sendiri. Akhirnya Zara memutuskan untuk ke tempat duduknya. Belum Zara duduk di kursinya terdengar keributan, Zara menengok ternyata yang ribut antara Ian dan Tisa.
"Tis, aku nggak mau putus sama kamu." Ian mengenggam tangan Tisa sambil memohon-mohon supaya Tisa tak memutuskan hubungannya dengannya.
"Apaan sih. Putus ya putus." Tisa melepas genggaman Ian. Tisa mulai kesal dengan sikap Ian yang tak mau ia putuskan. Toh, buat apa ia memedulikan Ian, ia memilih Egi yang lebih kaya dibandingkan Ian.
Di tempat duduknya, Zara tak habis pikir dengan Tisa. Bagaimana mungkin Tisa memutuskan Ian secepat itu setelah Zara mencoba mengikhlaskan mereka berdua untuk menjalin hubungan.
Tiba-tiba Ilma datang, dan langsung menghampiri Tisa dan Ian yang masih berseteru dengan topik yang sama.
"Ini ada apa, sih?" tanya Ilma kepada keduanya.
"Ini Ian, aku putusin nggak mau,"gumam Tisa dengan nada agak kesal.
"Emang Ian salah apa kok kamu putusin?"
"Udah bosen aja sama dia. Cowok nggak guna!" pekik Tisa sambil mendorong tubuh Ian. Tisa langsung keluar kelas begitu saja tanpa memedulikan perasaan Ian sedikit pun.
Zara masih terdiam di tempat duduknya, di lain sisi Zara tak tega Ian diperlakukan seperti itu oleh Tisa, tapi di lain sisi Zara s mencoba menjaga jarak supaya lekas melupakan Ian. Hati Zara mulai goyah, akhirnya Zara memberanikan diri untuk menghampiri Ian yang tengah sedih di bangkunya.
"Kamu nggak apa?" tanya Zara sesampainya di bangku Ian.
Ian menggeleng, "Nggak apa, Ra. Maaf, kalau aku pernah abaikan perasaanmu dan malah memilih Tisa," gumam Ian merasa bersalah. Ternyata Iann salah besar sudah memilih Tisa yang ternyata perempuan matrealistis.
Zara mengangguk tanda paham, "Udah aku maafin, kok. Soal perasaan nggak usah dibahas lagi. Aku udah ada gantinya kok. Oh, ya, kenapa Tisa mutusin kamu?"
"Gara-gara cowok yang lebih tajir dari aku. Ya, alasan dia itu. Aku nggak nyangka aja dia tega sama aku."
Zara menggeleng tak percaya, teman yang ia kenal selama ini ternyata sikap aslinya seperti itu, fakta mengatakan semuanya.
"Sabar, ya. Udah nggak perlu disesali. Kamu juga bakalan yang dapat yang tulus dan menerima kamu apa adanya." Zara berusaha menasihati Ian supaya tidak terpuruk dengan keadaan ini. Zara paham betul bagaimana rasanya disakiti oleh orang yang dicintai, pasti rasanya sakit. Ia juga pernah mengalaminya saat Tisa berpacaran dengan Ian. Tapi... ia mencoba melupakan kejadian menyakitkan itu.
Ian hanya mengangguk, "Makasih, Ra."
Zara tersenyum kemudian kembali ke tempat duduknya.

Bình Luận Sách (27)

  • avatar
    FitriFitri

    bagus si ceritany

    22/01

      0
  • avatar
    SariNila

    good

    05/12

      0
  • avatar
    Pingwin

    the best story highly recommended

    12/07/2022

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất