logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Bab 5

Saat ini Julian masih terus merasa khawatir dan kemudian mematikan panggilan itu karena memang tidak ada suara. Yang ada hanyalah suara tembakan saja. Saat itu pula dirinya kembali panik dan kemudian dirinya memberitahu yang lain akan hal ini. Setelah itu, dirinya mulai bergerak dan berniat untuk pergi ke lokasi dimana seniornya berada. Saat itu juga dirinya memeriksa GPS dan ternyata setelah ditemukan, rupanya dengan cepat Julian langsung bergegas kesana. Dalam perjalanan, dirinya juga sampai merasa sedikit cemas dan sekarang sedang hujan deras. Ada beberapa alasan kenapa mereka sampai mengizinkan dirinya untuk pergi kali ini. Mereka juga rupanya sudah merasa cemas dan setelah itu ada beberapa hal lainnya yang ternyata cukup mengganggu. Mereka berpikir kalau mungkin saja ada sesuatu yang terjadi. Salah satu orang yang tidak lain adalah anggota divisi ini juga, sekarang sedang sibuk sekali memeriksa GPS hanya sekedar memastikan kalau apa yang sebelumnya diperiksa olehnya itu benar atau tidak. Setelah itu, dirinya mulai kembali menghubungi Julian untuk segera pergi ke lokasi dan jangan sampai lama di jalan. Julian yang sekarang bersama dengan Timoti dan dirinya seperti masih merasa heran akan hal ini. Sejauh ini dirinya sama sekali tidak pernah menduga kalau hal ini akan terjadi. Setelah mereka sampai di lokasi, saat itu juga keduanya merasa terkejut. Kondisi di wilayah ini sangat mengerikan dengan banyaknya korban yang tergeletak di jalanan. Selain itu, pengendara juga terlihat tidak bernyawa dan suasana di wilayah ini sudah seperti lautan mayat. Mereka tidak ada yang selamat. Timoti dengan terkejut kemudian mencari senior diantara banyaknya korban yang jatuh dan kemudian dirinya menemukan orang itu. Julian langsung datang kesana dan ternyata senior sudah ditemukan dengan keadaan yang tidak bernyawa. Mereka berdua langsung terdiam dan seketika merasa bingung dengan kejadian ini. Julian seketika memeriksa ke arah sekeliling dan ternyata tidak menemukan orang yang masih hidup. Mereka berdua langsung memanggil ambulan dari wilayah lain dan sekarang mereka akan berangkat menuju ke lokasi dimana Timoti dan Julian berada. Keheningan yang terasa mengerikan. Saat ini mereka hanya bisa mengela nafas dan masih tidak percaya dengan kejadian ini. Setelah itu, Julian berniat untuk memeriksa CCTV yang ada di dekat sini dan ternyata ketika diperiksa, tidak menyala. Timoti juga merasa heran kenapa semua ini tidak ada jawaban sama sekali dan sepertinya dirinya mulai menyimpulkan akan sesuatu. Julian yang masih penasara, dirinya terus menelusuri sekitar sampai akhirnya ambulan itu datang kemari dan kemudian membawa jasad senior. Tanpa berlama-lama, mereka langsung membawanya ke rumah sakit.
“Sepertinya ada penyerangan di wilayah ini,” ucap Timoti yang mencoba menyakinkan.
“Penyerangan?”
“Setelah kuperiksa lagi, tidak mungkin hanya sekedar bencana saja. Pasti ada orang yang melakukan pembantaian di sini. Anehnya tidak ada yang selamat. Apa-apaan ini?”
“Kalau begitu, apa kita akan memeriksa lebih jauh lagi?”
“Aku ingin memeriksa sejauh mungkin untuk mencari tahu apa yang sudah terjadi disini. Hanya saja, kita tidak boleh melakukan tindakan sembarangan. Harus ada izin terlebih dahulu. Paling tidak surat perintah keluar.”
“Ternyata selalu saja seperti itu. padahal aku merasa ada yang tidak beres disini. Kalau dibiarkan saja, tidak menutup kemungkinan wilayah lain juga akan mengalami hal semacam ini.”
“Kau benar.”
Sampai saat ini mereka berdua masih belum menemukan apa pun penyebab banyaknya korban di wilayah utara. Mereka seakan sudah lelah sekali begitu tiap kali menemukan pemandangan yang mengerikan semacam itu. Julian bersama dengan Timoti kemudian mendatangi rumah sakit dan setelah itu keduanya menungguh hasil otopsi dari pihak rumah sakit. Sekarang mereka berdua masih terus membahas permasalahan ini sampai keduanya sudah sama-sama merasa tidak bisa berbuat apa pun. Tidak lama setelah itu, pihak rumah sakit memberitahu mereka kalau hasinya akan keluar besoknya. Setelah itu, mereka berdua kembali ke markas. Saat mereka tiba disana, beberapa anggota yang lain juga mendangi mereka berdua dan menyuruh keduanya untuk memberitahukan banyak hal. Julian hanya mengatakan apa yang ditemukan oleh dirinya saja dan sampai detik ini masih belum menemukan apa pun lebih jauh. Sesuatu yang memang sudah sangat dinanti mereka, dan sekarang keduanya saja belum tahu apa yang terjadi. Seseorang baru saja menanyakan hal yang sama dan ternyata tidak ada apa-apa. Kali ini Julian merasa kebingungan dan ini pertama kalinya dirinya berada dalam situasi seperti ini. Sebelumnya dirinya hanya mengikuti apa yang diperintahkan saja dan kemudian menangani banyak kasus kecil dan sekarang dirinya baru saja dihadapkan akan sesuatu yang sangat baru. Sesampainya dirinya di dalam ruangan kerja, saat ini dirinya mulai merasa pusing saja dengan kejadian yang ada di wilayah utara dan kemudian dirinya kembali beranjak dari tempat duduknya. Satu-satunya cara agar bisa tetap waras di saat seperti ini adalah dengan pergi minum. Sayangnya hari ini dirinya harus pulang di tengah malam karena memang pekerjaannya menuntutnya untuk seperti itu. Setelah dirinya berjalan dan kemudian melihat ada salah satu orang yang kenal dengannya, dengan perlahan dirinya kemudian mampir terlebih dulu di sebuah tempat makan. Saat Julian menghampiri orang yang sebelumnya melamabaikan tangan ke arahnya itu, sekarang dirinya sedikit merasa canggung karena memang sudah lama tidak pernah bertemu. Orang ini tidak lain adalah paman itu.
“Kau baru saja pulang kerja?” tanya paman itu kepada Julian dengan santainya.
“Ah, itu benar. aku baru saja pulang dari tempat kerja.”
“Kau terlihat lelah. Apa pekerjaanmu itu berat sekali?”
“Kurasa ada benarnya. tapi, aku masih tidak bisa menganggap remeh juga.”
“Bagaimana kalau sekarang kau lupakan dulu saja dan menikmati waktu santaimu. Kau pasti sudah lelah sekali kalau terus memikirkan pekerjaan disaat seperti ini.”
“Iya. Ada benarnya juga paman.”
“Ngomong-ngomong, sudah lama sekali tidak bertemu denganmu. Terakhir kali kau masih bocah. Bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Kurasa sekarang baik-baik saja.”
“Baguslah. Setidaknya kau tumbuh dengan baik. Melihatmu seperti ini, aku jadi teringat dengan kerabatku yang seusia denganmu.”
“Ah, begitu rupanya. Maaf paman.”
“Kau tidak perlu minta maaf. Tidak ada kesalahan apa pun yang kau lakukan padaku. Oh iya, bagaimana dengan pamanmu? Apa kabarnya baik?”
“Ya. Paman terlihat sehat-sehat saja. Tidak ada masalah.”
“Wah, kedengarannya sangat beruntung.”
“Tapi, akhir-akhir ini paman juga ada banyak sekali kesibukan. Kupikir hanya tinggal istirahat saja.”
“Ya. Orang itu masih terlihat sama rupanya. Senang sekali mendengarnya.”
“Begitukah?”
“Oh iya, bagaimana denganmu? Kau senang tinggal di kawasan ini?”
“Ya. Kurasa tidak terlalu buruk.”
“Sudah kuduga kau pasti akan bicara seperti itu. Dasar anak muda.”
Malam yang gelap. Saat ini tepat di wilayah utara. Terlihat ada seseorang yang berjalan dan kemudian orang itu menginjak salah satu mayat yang terbaring di jalana. Pria yang berpakaian serba tertutup dan membawa sebuah money bag. Tidak lama setelah itu, sekarang Julian yang masih bersama dengan paman yang merupakan kenalan pamannya itu terlihat membahas berbagai hal. Keduanya seolah sedang mencari pembahasan yang menyenangkan. Julian kemudian merasakan satu firasat yang tidak lama setelah itu membuat dirinya tampak terkejut. Saat itu juga paman itu merasa heran dan tidak lama setelahnya langsung menanyakan kepada Julian.
“Kau tidak apa-apa?”
“Ah, iya. Tidak apa-apa. aku hanya kebetulan sekali teringat sesuatu.”
“Hmm.”
Julian akhirnya memutuskan untuk kembali saja ke rumah. Dalam perjalanan, dirinya seperti sangat kepikiran sekali dengan masalah yang terjadi hari ini. Ada banyak hal yang bahkan membuat dirinya sangat kerepotan dan tidak tahu lagi kenapa semua ini malah terjadi di saat yang bersamaan. Setelah sampai tepat di rumah pamannya, dirinya kemudian memasuki ruangan utama dan seketika melihat beberapa barang yang rupanya dipesan oleh pamannya itu. Julian tidak mempermasalahkan hal itu dan langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Sementara itu, kali ini tepat di kediamannya Timoti. Dirinya yang sekarang masih kepikiran juga dengan apa yang terjadi di wilayah utara. Setelah beberapa kali dirinya terus berpikir hingga akhirnya dirinya mulai mendiskusikan hal ini dengan salah satu orang yang ada di divisi khusus itu. Orang itu masih tidak menanggapinya dengan serius dan kali ini semakin lama semakin membuat dirinya merasa kesal saja.Timoti kemudian mengambil gelas dan menuangkan wine yang ada di kulkasnya. Saat itu juga dirinya merasa kalau sekarang sungguh menyebalkan. Tidak hanya itu saja, Timoti juga sempat merasa kesal karena ada salah satu orang dari pihak rumah sakit yang memang menolak untuk memberikan izin kepada dirinya untuk melihat kondisi jasad seniornya itu.
‘Sialan. Kali ini benar-benar menyebalkan,’ gumam Timoti dalam hatinya.
Sekarang ini tepat di tempatnya Jasper. Dirinya yang sebelumnya berada di salah satu tempat yang memang sangat aneh, orang-orang yang ada didalam ruangan itu seakan mereka bukan orang yang benar. Mereka lebih terlihat seperti orang gila yang serakah akan harta. Disaat ini pula dirinya malah masuk ke sebuah kasino dan kemudian dirinya kebingungan sendiri. Sebelumnya dirinya datang bersama dengan seniornya dan orang itu malah pergi begitu saja dan meninggalkan dirinya di tempat ini. Jasper terlihat sedikit kesal dan tidak lama setelah itu dirinya bertemu dengan seorang pria yang malah menawarinya untuk bermain kasino.
“Sepertinya aku harus pergi,” ucap Jasper.
“Wah, sangat disayangkan ya anak muda. Padahal kau bisa bermain dengan puas dan mendapatkan banyak keuntungan.”
‘Yang benar saja?’ gumam Jasper dalam hatinya.
Sekarang dirinya langsung pergi dan tidak lama setelah itu sekarang Jasper merasa kehilangan kesabarannya. Setelahnya, dirinya berniat untuk menghubungi seseorang dan rupanya orang itu tidak bisa dihubungi. Jasper semakin merasa tertekan dan saat ini juga memutuskan untuk pergi dari sana. Sementara itu, sekarang tepat di rumah sakit terlihat Timoti yang sedang menunggu informasi yang lebih lanjut mengenai hasil otopsi seniornya itu.
‘Masih lama juga ternyata,’ gumam Timoti dalam hati.

Bình Luận Sách (51)

  • avatar
    PurbaTrisaka

    gem seru bica baca cerita

    17/08

      0
  • avatar
    KepoSaha

    100

    10/07

      0
  • avatar
    SaidAbu

    mantaap

    25/06

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất