logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 4 GURU JELMAAN IBLIS

Sesampainya di rumah Vienna segera turun dari mobil dan berpapasan dengan Saga sepertinya hendak pergi lagi, entah dia pulang karena ingin apa.
"Lo abis ngapain, bang? Tumben pulang jam segini? Biasanya udah gelap baru pulang itu juga tengah malam," ucap Vienna yang kepo.
"Biasa buku penting ketinggalan, tapi ngomong-ngomong ini mobil siapa?" tanya Saga yang sepertinya lupa-lupa ingat.
"Mobil gue," balas Leon yang turun dari mobil dengan wajah datarnya.
Tatapan sang kakak terkejut mendapati Leon yang ada dihadapannya.
"Kenapa Lo bang? Kayak ngeliat setan aja."
"Kakak senior, ya Allah akhirnya ketemu lagi," ucap Saga yang tadi tak mendengar ucapan Vienna.
Kedua orang itu segera berpelukan layaknya sudah kenal lama, Vienna celingak-celinguk tak tau apa-apa.
"Apa kabar Lo, bro?" tanya Leon santai sambil memperlihatkan senyuman hangat yang sama sekali belum pernah ia liat sejak bertemu, apa setiap orang kenal dekat pria itu akan mendapatkan senyuman yang sama?
"Baik kok kak, tapi kok Lo bisa bareng adik gue?" tanya Saga yang heran.
"Bang Lo tau, dia ini yang udah bikin gue pingsan di sekolah," ucap Vienna yang mengadu pada Saga, berharap mendapatkan pembelaan dari itu.
"Hah Lo pingsan? Gimana ceritanya?" tanya Saga yang penasaran.
"Gue yang hukum dia sampe pingsan," balas Leon yang datar.
"Oh dihukum, gue kira kenapa? Ya menurut gue pantes-pantes aja sih ya, Lo kan nakal banget, kadang suka bolos bikin rusuh, jadi ya hukuman itu, menurut gue setimpal sih," balas Saga yang membuat wajah Vienna terkejut bukan main, benar-benar sang kakaknya ini tak punya perasaan kasihan pada adiknya, ngebela dikit kek.
"Lo kok jahat banget sih jadi Abang?" tanya Vienna yang gak terima.
"Gue gak jahat, Lo aja punya otak dangkal dan cepet emosian. Kalo Lo punya pemikiran yang luas, Lo gak bakal marah dong gue bilang kayak gitu."
Vienna terdiam sambil memikirkan ucapan kakaknya, senakal itukan dirinya sampai dihukum hingga pingsan? itu terlalu keterlaluan gak sih? Apa lagi dia perempuan.
"Apa? Yang gue omongin benerkan?" tanya Saga lagi dengan senyuman menang.
"Terserah Lo deh," ucap Vienna yang langsung pergi meninggalkan kedua yang tengah mengobrol.
Lebih baik dia mendengar suara idolanya daripada ocehan sang kakak yang bikin panas kuping.
"Adik Lo, ga?" tanya Leon yang masih memandang tak percaya.
"Iya adik gue, kenapa emangnya kak? Suka Lo sama dia?" goda Saga yang mendapat pukulan cukup kencang di bahu.
"Gue gak suka sama model begitu, lagian Lo sama Adek Lo beda banget."
"Beda sifat ya? Tau tuh anak beda banget sama gue, nurun bokap paling, waktu kecil kan dia katanya suka begitu."
"Tapi dia cewek loh."
"Jangan salah sangka kak, walau kelakuan kayak preman pasar, tapi isinya hello Kitty, liat aja sana kamarnya isi foto artis semua, yang ganteng-ganteng, penggemar K-Pop tingkat stres dia."
"KPop?" tanya Leon yang seperti mendengar istilah itu.
"Ya Allah kak, sekolah belajar doang Lo ya? KPop itu singkatan dari Korea pop, musik Korea gitu kak, tapi ini mah grup-grupan."
Leon mengangguk-angguk mengerti, ya dia memang sedikit lemot dengan istilah jam sekarang, dan yang dikatakan Saga benar, dirinya memang selalu berkutat dengan buku agar semakin pintar.
"Ga!"
"Apaan kak?"
"Gue boleh minta--nomer adik Lo gak?"
Saga menatap tak percaya, katanya dia tak suka dengan adiknya itu, tapi kenapa tiba-tiba minta nomer, ada batu dibalik udang kayaknya.
"Buat apa kak? Katanya Lo gak suka sama Adek gue?"
"Mau gue jadiin babu, banyak omong Lo ah."
"Awas ya Lo nanti suka sama Adek gue, gue palak 500 rebu pas jadian."
"Mimpi Lo, nyari duit sono! Kerja tuh susah."
"Tau kak, ini juga mau nyari. Ngomong-ngomong ada lowongan gak di sekitar Lo?"
"Gak ada, mana sini nomornya!" Pada akhirnya Saga memberikan nomer Vienna, setelah itu ia pergi meninggalkan Saga yang mematung karena ditinggalkan.
.
.
Selesai mandi ia menggosok rambutnya dengan handuk, rasa segar benar-benar menguasai jiwanya, memang mandi itu tidak ada tandingannya, walau ia sempat terdiam sambil melihat hp selalu lebih dari dua jam, akhirnya setelah itu ia memiliki niat untuk melangkah ke kamar mandi.
Tak lama ia mendengar bunyi notifikasi yang biasanya dari operator kartu, atau kalau tidak berita pembaruan dari aplikasi.
Tapi sepertinya ia salah, kala melihat nomer seseorang yang entah siapa ngechatnya.
+62 878-3xxx-xxxx
[Ini saya, Leon]
Demi dedemit air, ini mimpi atau bagaimana, si guru kejam itu mengechatnya? dapet nomer dari mana dia? Atau jangan-jangan selama ini dia memendam perasaan padanya dan menjadi stalker.
Seakan tau pria itu pun kembali mengechatnya.
+62 878-3xxx-xxxx
[Jangan kamu mikir macem-macem dulu! Saya dapet nomer kamu dari Grub sekolah, semua murid juga saya chat begini]
"Ya elah nih, guru gak bisa apa bikin muridnya senyum sebentar? Gue tau cuma khayalan, tapi gak usah chat begini kek."
Vienna melempar ponselnya ke kasur karena kesalnya, lebih baik ia makan, mengerjakan PR lalu tidur, agar dia tak menjadi anak baik dan diberi nilai tambah oleh pria itu.
Tapi saat hendak melangkah notifikasi kembali terdengar, gadis itu terdiam sebentar, antara penasaran dan rasa kesal bercampur menjadi satu, apa dia abaikan saja ya? Tapi kalau diabaikan mungkin akibatnya bisa fatal, Jangankan hormat ke tiang bendera, mungkin saja ia akan digantung terbalik oleh pria itu.
Vienna menggeleng kepala, kala membayangkan apa yang dia pikirkan nanti, bisa-bisa mati berdiri dia menghadapi guru ganas itu. Ia pun mengambil ponsel dan melihat apa yang pria itu katakan.
+62 878-3xxx-xxxx
[Balas Vienna, atau kamu mau saya kasih nilai rendah?]
Ancaman itu sukses membuat Vienna, menamainya dengan sebutan yang paling cocok, dan ia langsung membalas.
Gadis tercantik di dunia.
[Iya, pak. Ampun deh galak banget jadi orang, santai dong pak!]
Guru jelmaan iblis
[Saya selalu gak bisa santai kalo sama kamu, bawaannya pengen nabok]
Eh buset nih guru bener-bener gak punya ati apa gimana? Pikir Vienna yang syok.
Gadis tercantik di dunia
[Ya Allah pak, bapak ada dendam kesumat apa sih sama saya? Saya cantik dan imut tiada taranya di dunia mau di tabok aja]
Guru jelmaan iblis
[Di dunia apanya? Saya yakin sedesa aja kamu kalah cantik sama janda sana]
Vienna semakin syok bukan main, benar-benar syaiton nirojim, bisanya bikin kesel orang aja, gadis itu segera mematikan data selulernya agar tak mendengar lagi notifikasi dari guru itu, bisa-bisa ia naik darah jika terus berurusan dengannya.
"Ya Allah, maafkan Vienna yang memang punya salah dan dosa, tapi tolong jangan hukum Vienna dengan kehadiran iblis yang terkutuk, ya Allah, sumpah aku tidak kuat menjalani ini," doanya yang benar-benar terdengar aneh, jika di dengar banyak orang.
Tak lama sebuah ketukan di pintu membuyarkan semua pikirannya. "Vi! Lo mau makan gak?" tanya Saga sang kakak yang seperti pulang kembali.
"Bentar bang! Mau bok*r dulu bentar."
"Jorok banget sih Lo, mau makan juga."
"Biar makannya nambah enak kak."
"Adik kurang ajar Lo ya emang."
Pada akhirnya gadis itu hanya tertawa cekikikan, karena berhadapan membuat kakaknya itu kesal.

Bình Luận Sách (2471)

  • avatar
    Saidatul Syuhada

    i like it very much, cause the statement is good and meaningful, i like to read

    07/04/2022

      3
  • avatar
    Syazwani Latif

    terbaik .. tapi bahasanya ada faham ada yang xfaham.. kena translate juga . tapi bagus jalan cerita lawak ..

    29/03/2022

      4
  • avatar
    HelenLen

    cerita nya bagus banget , ada terharu ny jga ada seneng ny jga pokoknya bagus lh ceritanya

    07/03/2022

      43
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất