logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Perjanjian Setelah Menikah

Hari ini, Alezha dan Kaysan kembali bertemu di sebuah restoran sembari makan siang. Mereka makan di sebuah ruangan khusus tanpa ada pengunjung lain.
"Bagaimana? Apa kau sudah mempersiapkannya?" tanya Kaysan.
"Sudah, ini adalah hal yang tidak boleh kau lakukan setelah menikah." Alezha menyerahkan sebuah amplop berisi kertas yang bertuliskan apa-apa saja yang tidak boleh Kaysan lakukan.
Kaysan pun membaca isi surat itu. Hanya terdapat dua poin saja. Yang pertama tidak boleh berhubungan suami istri, dan yang kedua tidak boleh mencampuri urusan pribadi Alezha.
"Kau yakin hanya ini saja?" tanya Kaysan ingin meyakinkan.
"Ya, bagiku itu sudah cukup." Alezha mengangguk lalu tersenyum.
"Baiklah, aku tanda tangani." Kaysan membubuhi stempel yang terdapat tanda tangannya di kertas itu. "Dan ini apa-apa saja yang tidak boleh kau lakukan." Menyerahkan selembar kertas kepada Alezha.
Mata Alezha membulat saat melihat ada dua puluh poin yang terdapat di dalamnya. Bahkan hal kecil seperti tidak boleh kentut di depannya pun ia tulis.
"Kau tidak perlu menuliskan hal seperti ini. Mana mungkin aku mempermalukan diriku sendiri dengan kentut sembarangan."
"Aku hanya mengingatkan saja."
"Dan apa ini? Aku tidak boleh memegang celana dalammu? Memangnya siapa yang mau melakukan itu." Alezha terlihat sedikit kesal.
"Aku hanya mengingatkan."
"Tidak boleh mengintip saat mandi. Astaga, kenapa aku harus mengintipmu?" Alezha menatap Kaysan tidak percaya.
"Aku hanya mengingatkan. Mungkin saja suatu hari nanti kau khilaf."
"Kau bukan mengingatkan, tetapi menganggap ku seperti maniak, astaga." Alezha memijat pelipis matanya.
"Dan juga ini! Tidak boleh mengorok saat tidur, tidak boleh ada air liur di bantal, tidak boleh mengupil sembarangan, tidak boleh bersendawa, tidak boleh makan dengan sendok yang berdenting, memangnya kau akan menikah dengan orang jorok?"
"Aku hanya mengingatkan."
Alezha menarik nafasnya lalu mengeluarkannya perlahan. Ia berusaha menahan rasa kesalnya. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun ini, ia menumpahkan kekesalan secara langsung. Mungkin karena semua poin yang dibuat oleh Kaysan ada jelmaan dirinya dulu. Semua yang tertulis di dalam kertas itu memang benar sering ia lakukan, terlebih di depan Rayden dan Erlangga, dua adik laki-lakinya.
"Baiklah, aku mengerti." Alezha tersenyum lalu membubuhkan tanda tangan dengan stempel yang sama seperti Kaysan.
"Apa kau tidak berniat menambah poin?" tawar Kaysan.
"Tidak, aku rasa kau tidak akan melakukan hal-hal bodoh seperti itu."
"Ya sudah, kalau begitu, ayo kita makan," ujar Kaysan saat semua menu yang mereka pesan sudah datang.
Selama makan, terdengar dentingan sendok milik Kaysan. Alezha yang tidak nyaman mendengarkan pun langsung melirik tanpa berkata apapun.
Kaysan yang menyadari lirikan Alezha langsung berkata, "Aku sudah menyuruhmu menambah poin tetapi kau tidak mau. Aku tidak memperbolehkan ada dentingan karena aku suka mendengar dentingan dari piringku sendiri," ucap Kaysan dengan santainya. Membuat Alezha hanya geleng-geleng kepala. Ia pun kembali mengingat saat dulu ia sering mendenting-dentingkan sendoknya untuk mengganggu Rayden yang sangat risih mendengar suara dentingan sendok dan garpu.
"Lalu, apa kau juga suka kentut sembarangan?" tanya Alezha ingin meyakinkan.
"Tidak, dari semua poin itu, aku hanya melakukan yang ini saja. Seperti katamu, aku tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu."
"Baguslah." Alezha tersenyum.
Mereka pun segera mengabiskan makan siang, lalu bubar, ke tempat tujuan masing-masing. Sepanjang perjalanan, Alezha masih memikirkan surat perjanjian itu. 'Benarkah yang aku lakukan ini? Semoga saja dia keputusan ku ini benar. Maafkan aku, Ma, Pa. Anakmu ini telah berbohong pada kalian.'
Alezha menepikan mobilnya di sebuah panti perusahaan milik rekan bisnis papanya karena akan diadakan rapat di sana.
"Selamat datang, Alezha." Seorang pria separuh baya menyambutnya dengan hangat. Pria itu bernama Aiden Alexander, rekan bisnis papanya.
"Terima kasih, Om Aiden. Apakah Rayden sudah datang?" tanya Alezha.
"Sudah, dia sedang mengobrol bersama William dan Harry. Masuklah, masih ada waktu untuk mengobrol," ujar Aiden.
"Terima kasih, Om. Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka." Alezha melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruangan yang akan digunakan untuk pertemuan besar beberapa petinggi perusahaan termasuk dirinya yang menjabat sebagai Direktur Utama di perusahaan papanya.
Di sana ia mengobrol dengan si kembar William dan Harry yang merupakan anak Aiden. Terlihat begitu akrab karena mereka memang sering bertemu sejak kecil.
"Bagaimana kuliah kalian?" tanya Alezha pada William dan Harry.
"Ya begitulah. Sedikit memusingkan kuliah sambil dipaksa bekerja begini," keluh Harry.
"Dipaksa apanya, kau yang memaksaku ikut bekerja di sini karena kau ingin terlihat sibuk, iya 'kan." William menyiku dada Harry.
"Iya, aku mengaku. Kak Alezha, selamat, ya. Kata Om Reyza, kau akan menikah dengan Kaysan dari keluarga Anderson. Kalian cocok, Kak," ujar Harry.
Mendengar hal itu, Alezha hanya bisa tersenyum. Tidak mungkin ia menunjukkan raut wajah kekesalan saat membahas Kaysan dan perjodohan mereka.
"Kenapa kau selalu mencampuri urusan orang. Sudahlah, rapat akan segera dimulai. Katanya kau mau jadi CEO seperti ayah. Jangan banyak mengganggu orang, kurangi bicara dan lakukan lebih." William menarik tangan Harry menuju kursi di ruang rapat tersebut.
"Lihatlah, mereka itu sangat lucu. Kembar, tetapi tidak menyembunyikan apapun," sindir Rayden pada Alezha.
Mendengar hal itu, Alezha tersenyum. "Seperti kata William tadi, kurangi bicara dan lakukan lebih." Pergi meninggalkan Rayden menuju kursi rapat.
Rayden hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap kakaknya yang acuh seperti itu.

Bình Luận Sách (160)

  • avatar
    Anggi Lesiana

    benar-benar keren ceritanya !!!! aku banget kakkk

    24/02

      0
  • avatar
    AzaAnnif

    keren

    02/05/2023

      0
  • avatar
    Azzira Zahara ShofaKaifa

    bagus

    25/03/2023

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất