logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Part 3

Lina mencium tangan semua orang yang ada di rumah itu kemudian dia duduk di samping ayahnya berbaring. Rani menyuruh Lina untuk mengganti pakaiannya dulu tapi Lina malah berdiam diri di sana, Lina ingin mendengar apa yang dijelaskan Dokter tadi tentang keadaan ayahnya.
"Tadi kata dokter bapak kenapa mah?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari gadis berusia 8 tahun itu.
"Bapak tidak apa-apa sayang," memang benar dokter mengatakan bahwa Arif tidak apa-apa, tidak ada yang perlu di kawatirkan dari Arif.
Namun jika melihat dari keadaan Arif sekarang tentu jelas sangat berbeda dari apa yang dikatakan dokter, tangan Arif semakin membengkak.
"Kamu ganti mandi dulu gih! bau," ucap Rani seraya menutup hidungnya.
"kok, gitu sih. Akukan pengen tahu tadi kata dokter gimana keadaan bapak," ucap Lina seraya memanyunkan bibirnya.
"Kan tadi mama udah kasih tau sayang, jangan gitu dong bibirnya," ucap Rani.
"Bener bapak tidak apa-apa?" Lina masih tidak percaya dengan apa yang di katakan ibunya, ia melihat tangan kiri ayahnya justru malah semakin membengkak dari tapi pagi saat ia meninggalkan ayahnya ke sekolah.
"Iya bapak gak papa," sekarang Arif yang menjawab, ia tidak ingin pokus dalam melajarnya, tanpa terlalu banyak pikiran, memikirkan keadaan dirinya.
Lina kini menurut setelah Arif menjawab pertanyaannya ia segera mandi dan melaksanakan salat dhuhur setelahnya ia berdiam diri di kamar karena di luar banyak sekali orang yang menjenguk ayahnya.
Sebaiknya Arif untuk sementara waktu tinggal di rumah bapak Rani ucap Toha kepada Rani bukan ingin menjauhkan Rani dengan toh dengan Arif tapi Toha berharap Rani juga ikut bersamanya untuk tinggal di rumah Toha mengurus Arif agar ar-risalah lebih banyak yang mengurus Arif tidak seperti di rumah ini yang jauh dari tetangga seenggaknya di rumah Pak Toha Arif akan ada yang menjaga ketika silih berganti jika salah satu dari perempuan sedang ada keperluan.
Dina terus saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang dewasa di luar sana, terutama Lina sangat menajamkan pendengarannya disaat tabib yang mengobati Arif berbicara.
"Nak, Arif bukan di gigit lipan sembarangan."
'Bukan lipan sembarangan,' sanandiknya Lina dalam hati. 'Apa maksud dari tabib yang menggigit ayahnya bukan lipan sembarangan?. Rasa penasaran dan ingin tahu terus muncul di hati Lina.
Lina keluar dari kamarnya, Ia meminta izin pada ibunya kalau dia akan kembali ke sekolah untuk latihan volly ball karena sebentar lagi dia akan mengikuti pertandingan.
Tidak ingin sebenarnya Lina meninggalkan ayahnya hanya saja ini adalah salah satu mimpi ayahnya Lina akan berusaha mewujudkan apa yang diinginkan ayahnya.
Saat Lina di sekolah, Pak Toha dan semua warga membawa Arif ke rumah Pak Toha memang tidak terlalu jauh, namun badan Arif yang besar dan Alif yang tidak bisa bangun dari kasur membuat warga akhirnya bawa Arif menggunakan kursi. Arif didudukkan di kursi dan digotong oleh empat orang.
Rina hanya mengantarkan Arif saja, kemudian ia pulang lagi ke rumahnya. Berada di rumah mertuanya membuat Rina tidak nyaman. Dulu sempat ada kecocokan antara dia dan kakak iparnya membuat Lina kurang nyaman berada di rumah mertuanya. Akhirnya Rina meninggalkan Arif sendiri di rumah mertuanya nya. Terdengar egois memang tapi penyakit hati memang begitu jika sudah pecah sulit untuk di perbaiki, meskipun bisa di perbaiki tidak akan sempurna dan tidak akan bisa memantulkan cahaya yang sempurna.
Rina memang sudah terkenal juga dengan keegoisnya, makanya kakak ipar Rina kurang menyukainya. Mementingkan egonya sendiri daripada kesehatan suaminya mungkin itu lebih baik bagi Rina.
Pada malam hari Lina tidak mengaji ia menemani ibunya yang sendirian di rumah tak berapa lama Paman nya Sam datang ke rumahnya mengajak Rani dan Lina untuk menginap di rumah Toha.
Keinginan keluarga Arif adalah Rani bisa bekerjasama dengan keluarganya untuk saling support membantu penyembuhan Arif, tapi yang terjadi justru malah Rani tidak mau datang ke rumah Toha.
"Kalau kamu mau ikut sama paman kamu! kamu ikut aja Mama gak papa kok sendiri di rumah," ucapan Rani.
Airmata Lina tak bisa dibendung lagi melihat ibunya yang egois. Lina memang belum terlalu mengerti hanya saja melihat ibunya berpisah dengan ayahnya membuat hatinya menjadi sedih, jika orang tuanya berpisah seperti ini itu membuatnya bingung antara mau memilih menemani ibunya atau ayahnya.
Akhirnya Rina lebih mengurung diri dikamar, Lina benar-benar kecewa dengan sikap ibunya yang egois. Tidak adakah sedikit saja belas kasih di hati ibunya untuk ayahnya?. Mengapa ibunya tidak mau menemani Ayahnya di saat-saat ayahnya sedang sakit parah, bahkan tidak sanggup untuk berdiri saja.
Pagi hari Rina akhirnya mau tinggal di rumah Toha untuk sementara sampai Arif sembuh entah apa yang merubah pikiran Dina yang jelas itu membuat Lina sangat bahagia seenggaknya ya ada di saat-saat ayahnya sedang sakit parah.
Rina menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke rumah Toha seperlunya keperluan Lina dan keperluannya juga pakaian Arif untuk sementara mereka tinggal di rumah mertuanya, sementara Lina berangkat ke sekolah.
Saat di rumah Toha Lina dikejutkan dengan cerita ibu mertuanya tentang semalam saat Arif di obati oleh tabib yang diundang oleh Eh Toha dari jauh.
Tiba-tiba saja tubuh Arif berubah menjadi ular dan kemudian berubah menjadi kakek-kakek dengan jenggot sepanjang dada kakek-kakek itu mengatakan jika "manusia ini," ia menunjuk pada dirinya sendiri seraya mengatakan "manusia ini akan ia jadikan pengasuh untuk cucunya, anak dari Langir Brahma," ucapnya seraya tertawa terbahak-bahak. Arif akan dijadikan suami dari Langir Brahma.
Rina tidak bodoh ya tahu bahwa langit Brahma adalah siluman ular keturunan siluman ular yang menjadi penunggu Curug yang sering dikunjungi oleh suaminya untuk mencari rumput hati Rina menjadi tidak tenang ia takut takut kehilangan suaminya setelah mendengar cerita dari ibu mertuanya Rina tidak kembali lagi ke rumah itu ia berniat akan selalu menjaga suaminya.
Cerita itu juga didengar oleh Lina dari para tetangga yang kebetulan menemani ayahnya menginap di rumah Toha semalam, saat ia pulang dari sekolah.
Hati Lina menjadi semakin sedih tak kala berita penting seperti ini ia ketahui dari orang lain. Ia menyesali kenapa semalam ia tak ikut dengan pamannya saja, tapi jika ia ikut dengan pamannya bagaimana dengan ibunya?. Keadaan ini membuatnya semakin sedih, beruntung tadi pagi ibunya mau melihat keadaan ayahnya.
"Keterlaluan, kenapa? Kenapa harus bapak aku yang harus dinikahkan dengan Langir Brahma?" hardik gadis itu dalam hati.
Sampai di rumah Dia melihat ayahnya sedang dimandikan oleh adik-adiknya juga oleh ibunya.

Bình Luận Sách (35)

  • avatar
    Nurshahirah Kay

    😊😊

    05/07

      0
  • avatar
    Kgsepong

    saya sudah membaca sampai bawah

    06/06

      0
  • avatar
    rrnzakya

    bagus

    24/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất