logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Langir Brahma

Langir Brahma

SNJAN


Part 1

"Aaaaa," teriak Arif.
Seorang laki-laki dewasa berteriak kesakitan saat ada sesuatu yang menggigit tangan atas sikunya.
Arif-nama laki-laki itu. Ia segera mengkibar -kibarkan tangannya untuk menyingkirkan lipan itu dari tangannya. Cukup sulit karena lipan itu menempel di baju Arif, Arif memukul lipan itu hingga akhirnya lipan itu terlepas dari tangannya. Lipan itu pergi entah kemana. Arif duduk di pinggir sawah seraya melihat tangannya yang memerah karena bekas gigitan lipan. Namun, Arif
tidak mempedulikan rasa sakitnya ia justru kembali bangkit dan mengambil arit, kembali melanjutkan pekerjaannya mengambil rumput untuk kambing-kambingnya. Bahkan arif juga sempat mengambil buah nangka muda yang terdapat di dekat Curug di bawah gunung untuk dimasak istrinya, ia mencuci tangannya di Curug itu setelah ia mengambil nangka itu. Arif pulang ke rumahnya dan langsung membersihkan diri setelahnya menyimpan rumput di kandang kambing dan menyerahkan buah nangka muda kepada istrinya yang diambil untuk dimasak dan menjadikannya lauk teman makan nasi.
Setelah mandi istri Arif mengajak Arif makan bersama-sama dengan anaknya. Arif memiliki 1 anak perempuan bernama Lina dari istrinya lani yang Alhamdulillah saat ini juga Rani sedang mengandung anak keduanya baru 6 bulan.
Mereka adalah keluarga bahagia, meskipun hidup mereka serba kekurangan namun keluarga mereka cukup terbilang keluarga yang harmonis.
Mereka tinggal di salah satu kampung, di desa kecil bernama sukadaya di tanah Sunda. Desa sukadaya dengan mayoritas warga sebagai petani, maka di kampung itu pada siang hari warga akan seibuk, kampung akan sangat sepi karena warga biasanya akan berada di kebun, ladang, sawah, atau peternakan mereka. Semua warga akan sangat sibuk pada siang hari dan akan ramai di warung biasanya ibu-ibu yang belanja seraya bergosip dan bapak-bapak yang sedang ngopi Karena pada malam hari kampung sukadaya ini akan sepi kembali. Tidak ada warga yang berani keluar jika tidak ada kepentingan yang benar-benar sangat penting yang mengharuskan mereka keluar rumah pada malam hari. Banyak sekali mitos beredar di kampung ini, salah satunya mitos tentang Kunti yang berkeliaran pada malam hari dan biasa menampakan diri pada orang-orang tertentu, juga siluman serigala yang biasa disebut dengan Aul yang memiliki kuku panjang dan ludah yang akan berubah menjadi api. Dan satu lagi siluman ular dengan nama Langir Brahma dia adalah penunggu Curug yang biasanya nya Arif mengambil rumput untuk kambing kambingnya.
"Ma, bapak, aku berangkat ke pesantren dulu ya," ujar Lina. Ia menyalami ibu dan ayahnya. Setelah makan Lina bersiap-siap untuk berangkat ke pesantren nya belajar mengaji pada sore hari adalah mayoritas dan kewajiban yang harus dilakukan Lina untuk memenuhi kebutuhan akhirnya akhiratnya kelak.
Lina baru berusia 8 tahun Ia baru menginjak sekolah dasar (SD) kelas 2. Anak yang cerdas rajin baik dan pandai mengatur waktu jarang sekali ia juga sampai bolos sekolah atau mengaji karena lelah, disela-sela kegiatan mengikuti latihan volley ball, olahraga kesukaannya.
Lina juga sudah bisa menghafal beberapa juz Alquran pada usia 6 tahun.
Lina akan berangkat ke sekolah pada pagi hari setelah zuhur ya kan pulang untuk salat dzuhur dan makan lalu kembali ke sekolah untuk latihan volly ball dan sore hari ia akan ke pondok pesantren di kampungnya Lina adalah merupakan santri Kalong yang datang ketika waktu belajar saja.
"Iya sayang," ujar Rani. Dina mencium tangan ibunya setelahnya ia mencium tangan ayahnya.
"Hati-hati dijalan, belajar yang rajin ya! dan jadi anak solehah, pinter dan berguna untuk masyarakat," doa Arif untuk anaknya seraya mengusap kepala anaknya.
"Aamiin," Ucap Rani dan Lina bersamaan. Tina berangkat dari rumahnya tak hentinya Arif menatap anaknya itu hingga anaknya menghilang ditelan kejauhan.
"Ngeliatin nya gitu banget Mas," Ucap Rani. Arif hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya entah kenapa ia tidak ingin berpisah dengan anaknya waktu-waktu ini tapi ini adalah kewajiban anaknya untuk belajar dan menabung untuk bekalnya di akhirat nanti, tidak mungkin arif menahan tangan anaknya untuk diam di sini bersama padahal anaknya akan mencari ilmu.
Arif masuk ke dalam rumah diikuti oleh istrinya, Ia duduk di kursi di tengah rumah.
" tadi Mas digigit lipan,"ujar Arif menceritakan kejadian tadi kepada istrinya. Saat ia digigit oleh hewan berkaki banyak itu.
Rina dengan panik bertanya di bagian mana Arif digigit lipan.
Arif menunjukkan tangannya yang kebiruan dan semakin membengkak heran sendiri dengan keadaan tangannya. 'Kenapa? kenapa tanganku bisa membengkak secepat itu karena digigit lipan tadi siang' sanandikanya dalam hati.
Rina segera mengambil salep dari dalam toples yang ia simpan di lemari dan mengoleskannya kepada tangan yang bekas gigitan lipan itu ia berniat membawa Arif ke Puskesmas takut jika yang terjadi pada Alif karena digigit lipan tadi akan membahayakan suaminya tapi waktu sudah menunjukkan pukul setengah sore tidak mungkin ada Puskesmas yang buka di kampungnya apa lagi kampungnya yang terkenal sepi ini
Malam hari Arif tak bisa tidur setiap saat dia mengeluh sakit kepada istrinya. Sebenarnya arif tidak ingin mengganggu waktu tidur istrinya. Namun Arif sudah tak kuat menahan rasa sakit yang ia rasakan. Ia terus saja melenguh. Rani sampai bingung sendiri dengan keadaan suaminya. Menghubungi dokter pada malam hari juga tidak mungkin, tidak akan ada dokter yang akan mau datang ke rumahnya pada malam hari ke desa ini terlalu terpencil ke Puskesmas harus berjalan sampai 3 km. Jika meminta tolong tetangga juga tidak mungkin, rumah Rani dan Arif juga terpencil di tengah sawah pinggir gunung dan dekat Curug yang tadi di digunakan Arif untuk mengambil rumput.
Rani sekarang menyesal telah membuat keputusan membangun rumah jauh dari mertuanya. Dulu ia ingin bebas dari mertuanya, tidak selalu di atur juga tidak ingin selalu mendengar mulut pedas kakak iparnya. Namun sekarang ia menyesal memilih membuat rumah jauh dari rumah mertuanya. Jauh dari tetangga dan melihat keadaan suaminya membuat Rina benar-benar merasa khawatir sekaligus kebingungan, entah apa yang harus ia lakukan sekarang, hingga waktu semakin malam Arif akhirnya terlelap juga, karena mungkin Arif terlalu lelah.
Pagi pun menjelang Arif tidak bangun dari kasurnya, sejak semalam Ia sulit tidur dan hanya waktu subuh saja ia menjalankan salat Subuh dan kembali berbaring, tangannya benar-benar terasa berat dan semakin membengkak saja.
Lina yang baru saja pulang dari pesantren pun dibuat heran dengan ayahnya yang tidak biasanya jam segini masih berbaring di kasur. Ayahnya adalah seorang yang taat dan rajin beribadah ayahnya juga terbiasa sudah berangkat ke kebun pada waktu setelah Subuh, tapi sekarang Lina melihat ayahnya masih berbaring di kasur membuat Lina sangat khawatir pada ayahnya dan buru-buru masuk tanpa mengucapkan salam.

Bình Luận Sách (35)

  • avatar
    Nurshahirah Kay

    😊😊

    05/07

      0
  • avatar
    Kgsepong

    saya sudah membaca sampai bawah

    06/06

      0
  • avatar
    rrnzakya

    bagus

    24/05

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất