logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

Chương 2 Calon istri

“Kekayaan gue masih banyak Din, lo minta jajanin lamborghini sama ferrari aja gue sanggup,” menatap kedua mata calon istrinya yang belum sempat menjadi pacar itu, sudah berkali-kali ia mengungkapkan perasaannya tetapi tidak pernah diterima sekalipun oleh Dinda.
“Gue mau dong Dil, di jajani lamborghini sama ferrari,” pinta si Amel yang tiba-tiba datang dan ikut pembicaraan mereka berdua.
“Minta sono sama bapak lo, ini mah khusus buat Dinda aja bukan buat lo,” ketus Fadil pada Amel, yang tidak tahu malu. Sungguh sahabat Dinda satu ini memang suka sekali mengganggu momen mereka. Jika bukan sahabat dari Dinda mungkin Fadil sudah memasukan ke karung dan membuangnya ke laut agar tidak mengganggunya lagi.
“Yaelah gini amat ya Din, Lo punya calon suami,” celotehnya pada Dinda yang memperhatikan mereka berdua.
“Apaan sih suami dari hongkong modelan gini, cocoknya jadi sugar daddy lah, kan duitnya banyak,” jawab Dinda tak merasa takut sudah mengejek anak dari Papi Kennan Herminata anak orang kaya raya tak pernah miskin sampai tujuh turunan.
“Din, gue yakin kok lo, bakal jadi istri gue yang paling solehot, secara gue ganteng terus kaya raya, walaupun gue udah di tolak seratus kali sama lo, gue nggak akan menyerah, gue akan maju pantang mundur.”
Sedangkan Amel hanya menahan tawanya mendengarkan perdebatan antara suami istrinya yang belum jadi itu, ya, mereka sangat suka berdebat Dinda yang memang keturunan dari Bobby sanjaya sangat berbeda pendapat dengan Fadil yang keturunan Kennan Herminata yang begitu sombong.
Makanan yang di pesan oleh tiga orang itu sudah datang sampai memenuhi meja tersebut, baru satu suap Fadil memakan makanannya dua orang pengganggu datang dan duduk di tempat mereka.
“Wih, kagak sia-sia gue punya ketua kaya lo Dil.” Ucapnya saat hendak menyambar satu somay yang ada di meja tersebut tetapi ditepis oleh Fadil dan menatap tajam kearah Dion yang sedang kesakitan.
“Mampus lo,” ledek Andika yang ingin menyambar makanan dari cewek ketuanya itu. memang Dion ini tak bisa melihat makanan milik siapa langsung main sambar saja, tentu saja Fadil tidak akan diam dengan tingkah jelek yang dimiliki oleh temannya itu.
“Kalian pesan sendiri lah, ini punya bidadari gue yang cantik,” ucapnya seraya melirik ke arah calon istri dan calon ibu untuk anak-anaknya nanti. Sungguh cantik, tidak ada yang bisa membuatnya berpaling walaupun saingan Dinda adalah Bu Eriska yang solehot, membuat iman dari Fadil menjadi melemah.
“Tapi ditakdirkan?” tanya Dion karena takut jika ia memesan banyak tetapi tidak dibayar oleh Fadil itu akan membuatnya mengeluarkan uang jajannya.
“Nggak bayar sendirikan?” tanya Andika untuk memastikan jika Fadil akan mentraktir mereka berdua.
“Kalian kira bokap gue udah bangkrut, sampe gue nggak bisa traktir kalian?” balasnya tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh temannya itu, bagaimana bisa sebagai anak papi Kennan Herminata yang kaya raya uangnya akan habis hanya karena mentraktir teman-temannya.
Mereka hanya tersenyum cengengesan pada Fadil dan langsung bergegas untuk memesan makanan, yang tentunya tidak akan sedikit, sejak berteman dengan Fadil uang jajan mereka selalu aman sampai tertabung karena tak pernah mengeluarkan uang saku mereka karena selalu di bayar oleh Fadil. Untuk menghabiskan jatah bulanannya saja ia sudah kewalahan tentu saja ia meminta teman-temannya untuk memorotinya. Dengan senang hati Fadil sebagai orang kaya raya selalu baik pada teman-temannya.
Jika mereka memesan sedikit Fadil akan marah karena hanya sedikit uang yang ia keluarkan saat membayar makanan temannya tentu saja akan menurunkan harga dirinya sebagai anak orang kaya raya tak pernah miskin tujuh turunan itu.
Selesai Dinda makan perutnya sungguh sangat kenyang karena makan terlalu bayar, ia pun tidak sanggup berdiri sendiri.
“Aa bilang apa, jangan ke banyak-banyak makannya, jadinya gini kan.” Komentar Fadil yang sama sekali tidak didengarkan oleh Dinda, ia sungguh sangat menyesal sudah terlalu banyak makan.
“Makasih ya traktirannya Dil.” Mengucapkan terimakasih pada si cowok yang banyak gaya itu di sekolah, sebenarnya ia tidak terlalu miskin untuk sekedar meminta ditraktir oleh Fadil tetapi cowok itu yang memaksanya.
“Santai aja nanti kalo kita udah nikah, tiap hari gue nafkahin lo Din,” jelasnya membuat Dinda dan Amel memutar bola mata mereka, yups, kata gombal yang keluar dari mulut Fadil sangat lah kuno menurut mereka.
“Lebay lo, Dil.” Cibir Amel mendengar perkataan dari Fadil yang gombal pada sahabatnya itu, susah juga berdekatan dengan orang yang sedang bucin.
Bel masuk kelas pun terdengar tentu saja dua wanita itu segera pergi meninggalkan Fadil yang masih santai duduk di kantin, kemungkinan tiga orang tersebut tidak akan masuk karena guru killer akan masuk ke kelas mereka.
Berbeda dengan kelas Dinda guru yang super duper cantik membuat murid cowok di kelasnya akan dengan senang hati menggoda guru tersebut. Fadil dan Dinda memang berbeda Kelas , Fadil, Dion dan Andika berada di kelas XII IPS 3.
“Jam pelajaran Busrut ya?” Ucap Dion yang masih menyantap makanannya. Bustrut panggilan kesayangan untuk guru killer mereka yang nama aslinya Srutywaty yang dipanggil Bustrut.
“Males ah masuk , itu Busrut kerjaannya omel mulu,” balas Fadil yang di angguki oleh Andika, mereka memang tak menyukai pelajaran geografi di tambah dengan gurunya juga.
“Kita bolos aja, yuk lewat belakang,” ajak Fadil pada kedua temannya itu yang masih menyantap makanan nya.
Mereka memang terbiasa bolos di jam mengajar busrut tetapi mereka akan kembali lagi ke kelas jika pelajaran busrut sudah selesai tentunya.
Baru beberapa langkah mereka bertiga meninggalkan kantin tetapi langkah mereka terhenti saat melihat seorang guru yang paling cantik ingin rasanya menggoda guru tersebut.
“Ya Tuhan, kuatkan iman ku, agar tak tergoda ” ucap Fadil mengelus dadanya saat melihat Bu Eriska berjalan menyusuri koridor sekolah. Bu Eriska lah yang cocok bersaing dengan Dinda tetapi ia berusaha untuk setia pada satu wanita.
“Calon Ibu dari anak-anak gue lewat,” sambung Dion terpana dengan kecantikan Bu Eriska.
“Aduh, jodoh gue mau kemana nih,” ucap Andika yang memegangi lengan Dion.
Sesampai di kelas Dinda langsung duduk di tempatnya, Amel duduk di belakang Dinda karena sahabatnya itu duduk dengan Efi murid seorang pemilik sekolah yang memaksa duduk dengan Dinda padahal ia tidak mau.
“Din, lo emang udah pacaran sama si Fadil?” tanyanya dengan tiba-tiba pada wanita itu tentu saja Dinda kaget dengan pertanyaan teman sebangkunya, memang wanita itu selalu mengejar-ngejar Fadil dari kelas 1 SMA sampai sekarang tetapi selalu ditolak , beda dengan dirinya yang selalu di kejar-kejar oleh Fadil tetapi dirinya lah yang menolak mentah-mentah cowok sombong itu.

Bình Luận Sách (162)

  • avatar
    KurniaRiski

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    syfaawanda

    100 banget aplikasi nya bagus bagus bagussssssssssssssss

    10d

      0
  • avatar
    HambaliDanish

    Good

    25d

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất