logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

5. Some Text Miss***

Minggu sore, handphone Adin berdering. Dita telepon.
“Kenapa Dit…?”
“Din, lo dimana?” terdengar suara Dita di seberang.
“Di jalan, kenapa emangnya?” jawab Adin.
“Lo bisa ke kostan gue nggak sekarang?” Dita bertanya dengan nada sendu.
“Sekarang? Emang kenapa? Lo ngga kenapa-kenapa, kan?”
“Bisa nggak?” nada Dita semakin terdengar menahan tangis.
“I… Iya… iya gue kesana sekarang!”
Adin membanting setir, memutarnya ke arah berlawanan. Mobilnya dikemudikan cepat ke arah kosta Dita. Otak Adin berputar, bertanya-tanya ada apa dengan sahabatnya itu. Adin khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dengan segera Adin sampai di kosan Dita. Setelah Adin datang, Dita langsung mendekap Adin erat. Menjatuhkan semua tangisnya di pundak Adin.
“Lo kenapa, Dit?” tanya Adin khawatir.
“Hiks…hiks…” Dita sesenggukan, sambil mencoba menghapus air matanya yang tidak terbendung lagi.
“Dit, kenapa, sih? Cerita dong!”
Dita merengangkan pelukannya. Mencoba menghapus air matanya lagi.
“Yudi, Din, Yudi…”
“Yudi? Cowok lo yang di Solo itu?”
Dita mengangguk lemah
“Kenapa Yudi?”
“Dia ngedua! dia punya cewek lagi di Solo!”
“Hah…? Kok lo bisa tau?”
“Iya… kan liburan empat hari kemaren, gue balik ke Solo! Terus ngedapetin Yudi lagi jalan ma cewe”
“Oh libur hari kejepit kemaren? Jalan gimana maksud lo? Itu saudaranya kali…”
“Bukan, Din! Orang gue datengin kok mereka. Gue berantem sama cewe itu!”
“Trus, kata Yudi apa!? Dia ngasih penjelasan kan ke lo?”
“Iya, besoknya Yudi minta maaf sama gue. Dia ngaku kalau dia salah. Tapi dia bilang kalau dia masih mau gue jadi pacarnya.”
“Trus, lo nurutin? Lo ngga mutusin tuh cowok brengsek itu?!”
Dita memandang lemah mata Adin, mengangguk pelan. Tanda mengiyakan pertanyaan Adin.
“Bego, lo!”
“…”
“Kan! Gue bilang apa dulu! Yudi itu ngga bener, Dit!”
“Udah jelas tuh cowok ngeduain! Lo masih mau aja nurutin dia. Putusin dia sekarang, Dit!” lanjut Adin.
Dita masih terdiam. Memikirkan perkataan sahabatnya itu. Menimbang – nimbang. Namun, saat ini hati kecilnya masih saja berkata “Gue masih sayang banget sama lo, Yud…”
“Ng… nggak tau lah Din…”
“Jangan bilang, ‘gue masih sayang Yudi, Din’…” Adin mengancam Dita dengan mulut yang di buat-buat. Seolah dapat menerka yang Dita pikir.
“Ya ampun! coba deh, Gue bingung banget sama orang-orang! Nggak nyokap gue, nggak lo juga. Apa sih enaknya disakitin!”
“…”
“Terserah lo deh, Dit. Gue cuma bisa ngasih saran, tapi yang mutusin tetep lo. Kalau emang itu pilihan lo, lo anggep bener, ya udah lo terusin aja. Gue cuma bisa ngedoain, supaya lo seneng”
“Lo suka sama Gilang, gue bantuin, karena gue pikir itu bisa bikin lo seneng. Lupa sama Yudi, cowok yang emang dari pertama lo cerita, udah gue duga nggak bener itu” Dita tidak bisa berkata apa-apa.
“Gue balik ya Dit, percuma. Mending sekarang lo pikirin yang gue omongin. Lo renungin lagi siapa yang terbaik buat lo sayangin”
“Sorry, Din gue bukan…” omongan Dita terputus, tertimpal oleh Adin.
“Nggak, nggak apa-apa kok. Lo ngga usah minta maaf gitu sama gue. Gue kan nggak bilang lo salah sama gie. Kan gue cuma bilang lo bego, kan tadi? He…he…” Adin berusaha menghibur Dita. Senyum kecut tersungging di wajah perempuan berambut panjang itu.
“OK! Gue cabut ya!”
Dita menggangguk
“Baik-baik lo! Jangan bunuh diri ya?"
“Rese, lo!” Dita melebarkan senyumnya yang dari tadi hilang sambil menutup pintu kamarnya.
Hari mulai gelap. Kini Adin berada di pinggir pantai. Suatu kawasan di daerah Jakarta Utara. Sepulang dari kosan Dita, entah kenapa dia malas sekali pulang. Adin melarikan mobilnya ke Ancol. Di Jakarta sulit sekali mencari tempat untuk sendiri. Tempat ini mungkin satu-satunya yang masih bisa dibilang sepi, cukup enak untuk merenung. Sebenarnya dibilang sepi karena pengunjunnya kebanyakan pasangan yang sedang asik dua-duaan.
Tapi Adin tidak memperdulikan sekelilingnya tersebut. Matanya tertuju pada cakrawala. Memandang langit biru yang mulai menghitam. Berganti malam. Aneh, hati Adin jadi gelisah. Sama bergemuruhnya dengan ombak dilaut. Sambil melempar kerikil ke tengah laut. Adin merasa ada yang aneh pada dunia ini. Melihat laut yang sepertinya tidak ada yang berani menyakiti. Begitu luas, seperti sangat kuat. Punya kekuasaan besar untuk memepertahankan diri. Tapi kenapa wanita tidak sekuat itu. Kenapa selalu dianggap lemah. Banyak pertanyaan kenapa di benaknya.
Apa arti seorang pangeran buatnya, dia sendiri pun belum memahaminya. Hanya sebuah kata jahat untuk laki-laki. Tapi, bukan Adin tidak tahu bahwa ada beberapa laki- laki yang mencoba menjadikannya seorang putri seperti apa yang semua wanita inginkan. Munafik, bila Adin berkata tidak pernah ingin menjadi seorang putri yang dicintai seorang pangeran. Tapi Adin terlalu takut untuk disakiti seperti apa yang dialami ibundanya dan terakhir ini juga dialami sahabatnya, Dita. Lalu tiba-tiba handphonenya berdering. Terlihat nomor yang tidak dikenalnya.
“Hallo…”
“Iya, siapa, ya?” tanya Adin setelah mendengar suara laki-laki diseberang sana.
“Adin, ya?”
“Iya, ini siapa?” tanya Adin lagi.
“Ini gue Oky, lagi dimana nih?”
“Oky? Tau dari mana nomor gue!?” tanya Adin agak kesal dengan kalimat basa – basi yang dikeluarkan laki-laki itu.
“Dari Gilang, nggak apa-apa kan? Eh iya, lo lagi dimana sih?"
"Ancol."
"Sama siapa?"
“Sendiri." jawab Adin yang dingin.
“Sendiri? Emang enak? Kenapa lo ngga minta anter gue aja sih? Cewek sendirian di tempat kaya gitu kan bahaya!” Oky mulai meluncurkan jurus-jurusnya.
“Nggak deh, makasih!”
“By the way, dalam rangka apaan nih lo ke sana sendirian?”
“Kayaknya, bukan urusan lo, deh! Udah dulu ya Ky, gue mau balik nih!"
“Oh, lo mau balik sekarang? Ya udah deh, ntar kalo lo nyetir sambil nelepon kenapa – kenapa lagi. Ati-ati ya, Din!”
“Klik…”
Telepon ditutup. Pembicaraan selesai.
Angka di jam tangan digital Adin menunjuk pukul 19.15 Jam tujuh lewat. Adin angkat kaki dari tempat itu. Semakin malam tempat itu sepertinya terlihat semakin mesum.
***

Bình Luận Sách (59)

  • avatar
    A******a@gmail.com

    BAPERRREEUUUU AAAAA BAGUS POKOKNYA LAGI NUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA

    09/03/2022

      5
  • avatar
    Yunita Maria

    goddd

    06/11/2022

      0
  • avatar
    Chaw Pqt

    nice

    23/06/2022

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất