logo text
Thêm vào thư viện
logo
logo-text

Tải xuống cuốn sách này trong ứng dụng

MULUT SADIS SUAMIKU

MULUT SADIS SUAMIKU

QORIN FATCHI


SUAMI DAN IBU MERTUA NYINYIR.

"Bagi duit!" sentak Mas Herman mengagetkanku. Tangannya menengadah ke arahku dengan mata melotot tajam membuat tubuhku bergetar ketakutan.
"Fit-Fitri belum gajian Mas." Ucapku lirih sambil menundukkan wajah.
BRAK!
Gebrakan tangan Mas Herman pada meja mengagetkanku. Di tarik tas yang masih menggantung di pundakku, karena Aku baru saja pulang dari tempat kerja. Mas Herman mengambil dompetku yang hanya tersisa selembar uang merah di dalamnya.
"Cuma ada segini?" tanyanya sambil mengacungkan selembar uang terakhir yang ku punya.
"I-iya Mas." Gugup ku jawab pertanyaan Mas Herman.
"Mana cukup uang segini, Aku mau traktir teman di grup Badminton!" bentaknya membuat nyaliku semakin menciut. Tak menunggu waktu lama, air mata sudah mulai bercucuran membasahi pipi.
"Nangis lagi, bosan Aku lihat air matamu. Jadi perempuan kok cengeng banget sih!" ketusnya membuat hatiku semakin teriris. Perih, itu yang kurasa tapi tak mampu ku utarakan.
"Ja-jangan di ambil Mas, gajian masih lima hari lagi. Itu uang terakhir yang Fitri punya." Rintihku memelas, tapi Mas Herman tak peduli.
"Kasbon kan bisa, punya otak itu di pakai mikir, jangan gob**ok jadi perempuan itu!" umpatnya seraya pergi meninggalkanku yang terduduk lemas dikursi ruang tamu.
Netra yang masih berair, menatap jauh melalui sela pintu yang terbuka. Menerawang menuju ingatan beberapa tahun yang lalu saat Mas Herman mengajakku menikah. Singkat perkenalan Kami, hanya dua bulan saja membuatku menerima ajakan Mas Herman untuk menikah.
Aku yang seorang Yatim piatu, tinggal di rumah peninggalan Nenek. Sehari-hari Aku bekerja di sebuah toko grosir sembako di dalam pasar. Kemiskinan dan penghasilan yang tak seberapa membuat banyak pria yang mengurungkan niatnya untuk mendekatiku, hingga usiaku menginjak tiga puluh lima tahun.
Perkenalan ku dengan Mas Herman, saat tanpa sengaja Kami bertabrakan setelah Mas Herman mengantar pesanan sayuran untuk pedagang di dalam pasar. Hampir setiap hari Mas Herman menemuiku di toko setelah mengantarkan sayur.
Mas Herman banyak bercerita tentang usahanya yang mengambil sayuran dari petani dan di-drop ke pedagang di pasar tradisional ini. Kesan pertamaku, dia seorang pekerja keras. Aku sangat bersyukur bisa mengenalnya. Akhirnya ku putuskan untuk menerima pinangan nya. Tanpa pesta dan hanya sekedar di KUA, yang penting sah, ucapnya kala itu.
Setelah menikah Mas Herman memintaku untuk tinggal di rumahnya, dan Aku menyetujui keinginannnya.
"Punya mantu kok kerjaannya ngelamun aja. Pulang kerja itu, mandi terus masak untuk suami. Bukan malah ngelamun!" sentak Ibu mertua mengagetkan ku.
"I-iya Bu." Jawabku gugup.
"Nih, ada kangkung cepetan masak, keburu Herman pulang!" perintahnya yang ku jawab dengan anggukan kepala. Segera ku raih sayur kangkung dari gengaman tangan Ibu, dan menuju dapur untuk segera menyiapkan makan malam Mas Herman.
Segera Aku bergelut dengan peralatan masak yang sederhana di dapur. Oseng kangkung, goreng ikan asin dan sambal terasi cukup untuk makan malam Kami.
Semoga Mas Herman menyisakan uang yang tadi di ambilnya dari dompetku untuk masak esok hari. Kalau tidak, terpaksa Aku harus kasbon di toko Koh Andi, tempatku bekerja.
Untung saja Ibu mertua mempunyai kebun yang lumayan luas, di tanami berbagai macam sayuran yang akan di jual ke pedagang di pasar. Di desa ini mayoritas penduduknya petani sayuran sekaligus pedagang di pasar, yang berjarak dua kilo meter dari desa ini. Sehingga Aku tak perlu membeli sayuran, hanya tinggal lauk dan bumbunya saja yang harus ku beli.
Hanya saja sifat Mas Herman membuatku heran. Setelah menikah, Dia sama sekali tak pernah bekerja atau mengirim sayuran lagi ke pedagang di pasar. Dia hanya di rumah bergelut dengan ponselnya sepanjang waktu. Pernah sekali ku tanyakan dan jawabannya adalah bogeman mentah di pipi ku.
BRAK!
Terdengar suara pintu di banting dengan keras. Sontak mengagetkanku yang masih termenung di dapur.
"Bren**ek, gara-gara Kamu, Aku jadi malu di depan temanku. Hanya bisa traktir bakso. Padahal mereka kalau menraktirku dengan sate kambing!" gerutunya sambil berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri sepulang dari Bermain badminton dengan enam orang temannya yang juga tetangga di desa ini.
"Maafkan Fitri Mas." Ucapku lirih.
"Makanya, kalau kerja minta gaji yang tinggi. Sejuta cukup apa?!" ketusnya setelah keluar dari kamar mandi.
"Aku hanya lulusan SD, Mas. Dapat gaji sejuta sebulan sudah sangat beruntung. Apalagi kalau Mas Herman punya penghasilan, pasti nggak akan kekurangan seperti ini." Ucapku pelan dan lirih, berharap tak menyinggung perasaannya.
PLAK!!!
"Augh, sakit Mas. Hiks hiks hiks." Rintihku sambil memegang kepala yang baru saja terkena gamparan tangannya. Sontak air mata luruh membasahi pipi.
"Berani Kamu bicara seperti itu padaku! Seharusnya Kamu bersyukur Aku mau menikahi perawan tua sepertimu, mandul pula! Tiga tahun kita menikah Kamu tak kunjung hamil!" Bentaknya hingga telingaku berdenging.
"Tega Kamu Mas, hu hu hu hu." Tangisku dengan bersimpuh di lantai dapur. Ku sandarkan kepalaku yang terasa berat setelah mendapat gamparan dari Mas Herman.
"Sadar diri, Kamu cuma numpang di sini!" sentak Mas Herman, sontak buliran bening semakin membasahi pipi.
"Ada apa ini Herman? Kenapa kalian bertengkar terus, malu di dengar tetangga!" bentak Ibu yang tiba-tiba masuk ke dapur.
"Biasa Bu, Fitri kumat!" singkat jawaban Mas Herman, membuat mata Ibu mertuaku melotot.
"Bisa nggak Kamu itu jadi Istri yang nurut sama suami. Jangan buat suami marah-marah terus." Nasehat Ibu mertua yang ku jawab dengan anggukan kepala, agar ku selamat dari kemarahannya.
"I- iya Bu. Maafkan Fitri." Jawabku sambil berdiri tertunduk di pojok dapur.
"Kamu masak apa?" tanya Ibu mertua sambil membuka tudung saji di atas meja makan.
"Apa-apaan ini Fit? Herman Kamu masakkan ikan asin?" tegurnya dengan tatapan tajam membuatku semakin ketakutan.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Bình Luận Sách (170)

  • avatar
    SatriaAnak agung

    bagi sekali

    3d

      0
  • avatar
    Zeson

    AAAA ENDINGNYA MEMBUAT KU KELEPEK-KLEPEK😞😞😞👌👌👌

    21d

      0
  • avatar
    AinulSiti

    good

    16/08

      0
  • Xem tất cả

Các chương liên quan

Chương mới nhất