Tổng cộng : 80Chapter 1
Cat dinding rumah berwarna biru laut dan pohon belimbing berdiri tegak menjulang. Sepeda motor dipar
readmore Chapter 2
Kasur yang Hendra tempati begitu nyaman dan empuk. Kelopak dua matanya membuka berat. Menatap atap l
readmore Chapter 3
“Tunggu sebentar. Apa maksud anda terkena guna-guna, pak Edi? Saya tidak mengerti!” kata Hendra suar
readmore Chapter 4
Sekumpulan babi ngepet mulai menyeruduk ke Hendra. Laki-laki itu menghindar ke samping kiri. Bersiap
readmore Chapter 5
Suara televisi dinyalakan di ruang tamu. Ukuran televisi tabung dengan ukuran empat belas inch, memi
readmore Chapter 6
Bel lonceng empat kali kali berbunyi. Menandakan berakhirnya masa sekolah. Para siswa berhamburan ke
readmore Chapter 7
Sepedanya dikayuh dengan cepat. Hembusan angin yang meniup pori-pori rambut Hendra. Dia mendengar su
readmore Chapter 8
Heni tidak menyangka, dia harus mengonsumsi makanan biscuit atau kue dari coklat. Pasalnya, selain b
readmore Chapter 9
Suasana di ruang tamu berubah canggung. Tidak ada satu orang yang mulai percakapan. Baik Niar yang s
readmore Chapter 10
“Orang yang tidak ingin kau temui. Siapa yang kau maksud?” tanya Alex. Namun tidak ada kata apapun d
readmore Chapter 11
Ruangan yang disiapkan hanya berupa karpet hijau dan meja hitam dari kaca. Di belakang meja, terdapa
readmore Chapter 12
Seharusnya aku tidak menerima permintaan gila dari Alex! Dia kalau bicara ngelantur tidak jelas. Ump
readmore Chapter 13
Sofia terus mengecek jam delapan pagi. Dia terus menatap jam dinding setiap lima menit sekali. Kaki
readmore Chapter 14
“Tidak kusangka dia berteriak sekencang itu.” “Apa kita tidak bisa melawannya?” ucap Rudi. Ishak meng
readmore Chapter 15
Malam harinya, Rudi bercerita panjang lebar mengenai kejadian tadi pagi. Anak-anak dititipkan pada t
readmore Chapter 16
Sebuah gubuk tua rentan roboh akibat terbuat dari jerami. Meski sudah dipasang pasak sekalipun seper
readmore Chapter 17
Nama Bura terdengar asing bagi Pak Suryo. Beliau merasa orang itu menyembunyikan sesuatu dibalik tub
readmore Chapter 18
Siangnya terik matahari memang cocok untuk minum air dingin. Apalagi sekarang kondisi cuaca tidak me
readmore Chapter 19
Malam harinya, Hendra dan Alex saling bergantian berjaga. Mereka berdua memutuskan untuk tidur di ru
readmore Chapter 20
Ketiganya telah sampai dsebuah makam. Tepatnya di antara kumpulan makam di depannya. Hanya tertulis
readmore Chapter 21
Bunga Higanbana atau nama lainnya Red Spider Lily merupakan satu jenis dari bunga dari keluarga amar
readmore Chapter 22
Untuk menemukan Red Spider Lily memang tidaklah semudah yang dikira. Hendra harus berkeliling area y
readmore Chapter 23
Mega menyadari tindakan barusan itu telah menimbulkan kecurigaan banyak orang. Di satu sisi, dia ber
readmore Chapter 24
Sebelum berangkat, Alex dan Hendra memeriksa kondisi sepeda motornya. Dimulai dari tekanan ban, perm
readmore Chapter 25
Ketiga gadis dan kedua pemuda memutuskan untuk istirahat di rumah kosong. Tempatnya di lokasi sama.
readmore Chapter 26
Semenjak insiden itu, Alex tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi
readmore Chapter 27
Sebuah ledakan yang besar, menghancurkan salah satu rumah dari kejauhan. Satrio Darmogo menjulurkan
readmore Chapter 28
Ketika Mega menggunakan api hitam, di mata orang merupakan sebuah kutukan untuknya. Orang-orang menc
readmore Chapter 29
“Bercanda … aku tidak peduli jika ayahku dibunuh oleh manusia.” Satrio menjulurkan lidahnya dengan a
readmore Chapter 30
Pengguna kutukan hitam tidak semua orang bisa menggunakannya. Mereka harus menjalani meditasi selama
readmore Chapter 31
Dengan blak-blakan tanpa berpikir panjang, Hendra tidak mengerti jalan pikiran pemuda itu. Dia menga
readmore Chapter 32
Untuk menghadapi makhluk bermata kuning, memang tidaklah mudah. Pasalnya, Hendra masih trauma melawa
readmore Chapter 33
Membedah otak harus dilakukan oleh seseorang yang berprofesi sebagai dokter. Tetapi sadarkah kita bi
readmore Chapter 34
Sesampainya di sana, lupakan sejenak mengenai hukum gravitasi newton yang terkenal atau matahari ter
readmore Chapter 35
“Apa katamu barusan?” ucap Soepardjo ternganga mendengar laporan dari salah satu roh. “Ya. Dua laki-l
readmore Chapter 36
Pelesit memanggil para makhluk gaib lainnya. Dimulai dari sejenisnya hingga berwujud raksasa. Yang t
readmore Chapter 37
Portal itu telah tersambungkan ke dunia manusia. Bentuk oval dengan hantaran listrik. Terbelah dua b
readmore Chapter 38
“Tidak kusangka kalian memanggil ubur-ubur beracun. Apa kau tahu konsekuensinya?” tuntut Hendra. “Ten
readmore Chapter 39
Santi melepaskan seluruh pukulan dan tebasannya ke arah Bura. Tetapi, pria tua itu nampaknya bersika
readmore Chapter 40
“Tidak mungkin … ini tidak mungkin terjadi … ini pasti bohong bukan? Tidak mungkin … ini tidak mungk
readmore Chapter 41
Tujuh tahun yang lalu Mega pernah mengalami hal yang tidak pernah disangka sebelumnya. Bahkan orang
readmore Chapter 42
Jam tangan analog sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ivan berdecak kesal lantaran dia menunggu
readmore Chapter 43
Sampai detik ini, tidak ada tanda-tanda berhenti melakukan aksi demo penggulingan pemerintah preside
readmore Chapter 44
“Terima kasih kalian sudah menyelamatkan keluarga saya. Kalian semua merupakan pahlawan bagi kami.” P
readmore Chapter 45
Ranti mengeluarkan kasetnya. Mengganti alunan musik yang dibawakan band ELO dengan judul Mr. Blue Sk
readmore Chapter 46
Sofia menyesal telah mengajak Karla, Sylia dan Ilma. Ketiga kombi ini merupakan kombinasi yang palin
readmore Chapter 47
Maryam tidak bisa memilih karena tekanan energi kutukan warna hitam berada di kedua telapak tanganny
readmore Chapter 48
Mimpi apa semalam. Kenapa ada pidato pak Harto di dalam mimpiku? Sebenarnya apa yang terjadi, gumam
readmore Chapter 49
“Entahlah. Tetapi, aku ingin mengetes kemampuanku pada kalian. Apa diperbolehkan?” tanya Ajeng. Kedua
readmore Chapter 50
Semua orang tidak ada yang merespon ucapan dari Pak Suryo. Seorang pria tua gagah dengan berkulit co
readmore Chapter 51
“Begitu rupanya … itu alasan lu kenapa disuruh ke Jembatan Ancol. Gue baru tahu sih.” “Tapi bukan itu
readmore Chapter 52
Heni menghela napas panjang. Gadis berambut panjang itu tiduran di kos teman kuliahnya, Anita. Menen
readmore Chapter 53
Malam harinya, di sepanjang jalan dekat mall terlihat seorang laki-laki mengenakan hansip. Berjalan
readmore Chapter 54
Mega mengayunkan palunya sekuat tenaga. Melihat puluhan paku melayang di mana-mana. Tetapi tembakann
readmore Chapter 55
Tentu saja, Mega tidak mau menerima usulan dari Alex. Tetapi dia tidak memiliki pilihan lain kecuali
readmore Chapter 56
“Ngomong-ngomong, mau sampai kapan ini berakhir?” gerutu Wahyudi. Mereka berdua sedang menonton aduan
readmore Chapter 57
Hendra mengebul pada poni rambutnya. Tidak menyangka rambut yang dia cukur malah berantakan. Maksud
readmore Chapter 58
Di saat mereka menjalani hubungan rumit, Henda dan Bura terus melakukan pergolakan batin. Bagi Hendr
readmore Chapter 59
Astuti berencana untuk mengunjungi rumah Hendra setelah selesai membantu orang tuanya memasak. Kaos
readmore Chapter 60
Saat Pak Suryo dimarahi habis-habisan karena muridnya, beliau tidak bisa berbuat apa-apa. Tatapan di
readmore Chapter 61
Keesokan paginya, Pak Suryo sedang memikirkan pelatihan yang tepat untuk Hendra dan Bura. Walau kedu
readmore Chapter 62
“Kemampuan berbeda-beda? Eke yakin?” Anggukan kepala dari Pak Suryo. Dia tidak yakin, apakah penjelas
readmore Chapter 63
Pak Suryo mengunyah roti yang sebentar lagi kadaluarsa. Saking kadaluarsanya, beliau harus berhemat
readmore Chapter 64
Jeruji besi yang sudah berkarat. Dikunci dengan menggunakan gembok. Memastikan tidak ada yang bisa k
readmore Chapter 65
Ruly dan Fadly mendapatkan jatah untuk memimpin dalam ekspedisi ke pulau Nusakambangan. Mendapatkan
readmore Chapter 66
“Selamat pagi! Kami dari kepolisian, dimohon turun ya. Kami mau memeriksa kelengkapan dokumen kalian
readmore Chapter 67
Selama dalam penyeberangan, Pak Suryo beserta asistennya, Haris sedang berdiskusi sesuatu. Tepatnya
readmore Chapter 68
“Beritahu kepadaku! Apa kau ke sini ingin balas dendam? Ataukah menerima tugas dari Pak Suryo? Jawab
readmore Chapter 69
“Manusia … apa kau bisa melihatnya?” “Ya. Bisa melihatnya. Bisa dibilang … penjara Nusakambangan tela
readmore Chapter 70
Ziphius Cavirostrus menyemburkan air dari ekor belakangnya. Mengarahkan serangan pada Syamsul Chaeru
readmore Chapter 71
Firman mencoba menghentikan pendarahan yang dialami Sofia. Tetapi, dia sudah dalam keadaan tidak ber
readmore Chapter 72
“Tidak buruk juga.” “Lepaskan tubuh Sofia sekarang juga!” teriak Ajeng kepada Fientje de Fenicks. “Aku
readmore Chapter 73
Fientje de Fenicks mulai bangkit. Mengalirkan listrik beserta kedua bola matanya memutih. Dia bangki
readmore Chapter 74
Siluman harimau, manusia harimau, harimau jadian, harimau jadi-jadian, atau inyik adalah siluman yan
readmore Chapter 75
Fadly berusaha melawan dari dalam tubuhnya. Dia mengerang kesakitan. Berusaha makelawan siluman hari
readmore Chapter 76
“Bertahanlah, Fadly! Aku akan menyelamatkanmu!” “Jangan menggangguku, manusia!” Ruly menghindar dari
readmore Chapter 77
“Sepertinya aku telah melakukan suatu koneksi yang tidak perlu ya …" “Tunggu! Ini di mana sih?” gumam
readmore Chapter 78
Pak Suryo melindungi para polisi dari serangan brutal yang dilancarkan Syamsul. Mengingat dia penggu
readmore Chapter 79
Sedangkan Pak Suryo bersiap untuk mengakhiri pertarungan dengan Syamsul. Beliau meminta maaf karena
readmore Chapter 80
Syamsul dan si pelacur Fientje de Fenicks menerima pukulan bertubi-tubi dari sebuah robot dalam wuju
readmore
bagus
12/03/2023
0saya suka ceritanya
07/02/2023
0Mantap
08/01/2023
0Maaf
20/08/2022
0novel nya sangat hagus
06/08/2022
0dengan karya baca kita dapat kan ilmu dan hikmah yang kita gali
08/07/2022
0gsgfj
11/06/2022
0halo
28/05/2022
0siu
29/04/2022
0seru banget, cerita seperti ini saya suka
29/04/2022
0