Tổng cộng : 46Bab 1 : Pindah Kost
Deruh roda koper yang diseret seorang gadis berambut panjang memenuhi jalanan. Sang empuh koper berh
readmore Bab 2 : Keluarga Airin
Brak Suara bantingan handphone menggema di ruang keluarga. “Apa-apa ini?” tanya seorang wanita berambu
readmore Bab 3 : Mama Lapor ke Papa
Suara sebuah mobil terdengar memasuki garasi rumah. Sinta langsung menghampiri suaminya dan langsung
readmore Bab 4 : Memar
Keesokan harinya Airin bersiap-siap ke sekolah. Ia mengambil baju putih berlengan panjang untuk menu
readmore Bab 5 : Bimbingan Skripsi
“Hai. Ngelamun saja.” ucap seorang wanita mengagetkan temannya yang melamun sambil memegang sendok. “
readmore Bab 6 : Shift Malam
Tangan Airin terulur memegang dadanya setelah keluar dari ruang pak Radit. Ia cepat-cepat menghirup
readmore Bab 7 : Pejuang Skripsi
Bagi mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir, semester 7 ini merupakan semester yang paling ditunggu s
readmore Bab 8 : Wisuda
Hilir mudik dari para mahasiswa/i dan orang tua jelas terlihat di sebuah universitas di Jakarta. Mer
readmore Bab 9 : Perasaan Pak Radit
Riska mencari-mencari keberadaan sahabatnya. Ia merasa khawatir Airin kenapa-napa. Langkah Riska ber
readmore Bab 10 : Kehidupan Setelah Lulus Kuliah
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun dilalui Airin dengan beke
readmore Bab 11 : Rumor
Sudah 15 menit lebih Airin menyalakan televisi di ruang keluarga. Tetapi, ia tidak benar-benar menon
readmore Bab 12 : Senang Bertemu Kamu Kembali
Mbak, biar saya bukakan." ucap pak satpam komplek perumahan saat melihat Airin turun dari mobil. "Ter
readmore Bab 13 : Kabar Baik
"Senang bertemu kamu kembali, Airin." sapa pak Radit. "Senang juga bisa bertemu bapak kembali." balas
readmore Bab 14 : Satu Hari Sebelum Lamaran (Riska dan Anji) Bagian 1
Hari senin ini merupakan hari senin yang paling menyibukan. Ah, rasanya memang setiap senin itu sela
readmore Bab 15 : Satu Hari Sebelum Lamaran (Riska dan Anji) Bagian 2
Selesai mengambil pesanan, Airin meminta pak Radit mengantarnya ke rumah Riska. Ia akan menginap dan
readmore Bab 16 : Malam Sebelum Lamaran (Riska dan Anji)
Sesampainya di rumah Riska, Airin disambut mama Ika. "Hai, Airin sudah datang? sini masuk! Kamu kok
readmore Bab 17 : Acara Lamaran Riska dan Anji
Hari yang ditunggu telah tiba. Dimana Riska dan Anji akan melakukan lamaran secara resmi. Sang calon
readmore Bab 18 : Versus
Pintu kamar mandi terbuka. Wangi semerbak ekstra mawar yang ditimbulkan dari sabun yang Airin gun
readmore Bab 19 : Janji Sore Ini
Akibat hujan sore, kini udara kota Jakarta cukup sejuk. Meninggalkan genangan-genangan kecil di jala
readmore Bab 20 : Mana Calon Mantu Bunda?
Airin dan pak Radit masih di cafe Maniska. Setelah Airin mencicipi kue red velvet ia bertanya pada o
readmore Bab 21 : Lamaran ke dua
Pak Radit menaiki anak tangga satu per satu. Langkahnya gontai. Ia tidak bersemangat. Setelah tiba d
readmore Bab 22 : Alasan Menolak
Semilir angin malam menerpa laki-laki dan perempuan yang sekarang sedang duduk berhadapan di rooftop
readmore Bab 23 : Meyakinkan
Hari demi hari, minggu demi minggu sudah berlalu sejak lamaran ke dua dari pak Radit. Selama itu jug
readmore Bab 24 : Acara Pernikahan Riska dan Anji
"Saya terima dan kawinnya Riska Imelda binti Ahmad Ridho dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" u
readmore Bab 25 : Pergi ke Semarang
Beberapa bulan kemudian. Airin menatap Cafe Maniska cukup lama sebelum ia masuk ke dalamnya. Dengan s
readmore Bab 26 : Tiba di Semarang
Airin mengendarai mobil dengan cukup cepat. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali pak Radit. "Kenapa di
readmore Bab 27 : Lamaran ke tiga
Udara malam ini lumayan dingin. Airin mengetatkan kardigan rajutnya. Lalu ia memandang langit yang d
readmore Bab 28 : Makan Malam Bersama
Bunyi helaan napas terus terdengar di sebuah kamar. "Santai Ai. Jangan gugup gitu!" suruh Riska. Airi
readmore Bab 29 : Hadiah
Airin meletakkan dengan segera piring terakhir yang baru ia cuci. Airin tersenyum ke arah Riska yang
readmore Bab 30 : Persiapan Pernikahan Airin dan Pak Radit (Bagian 1)
"Airin, silakan masuk. Kamu bisa duduk dulu di sofa ruang tamu. Bunda mau ke dapur dulu." pinta bund
readmore Bab 31 : Persiapan Pernikahan Airin dan Pak Radit (Bagian 2)
ting Bunyi pintu lift terbuka. Airin dan pak Radit pun memasukinya. Airin melirik tangannya yang masih
readmore Bab 32 : Mama Shinta
Airin menulis nama terakhir di surat undangan. Terlihat jelas bahwa itu nama pak Acel. Airin tidak a
readmore Bab 33 : Sebar Undangan
Airin masuk ke dalam ruang kerjanya dan melihat Salsa sedang merapikan berkas-berkas di mejanya. Rua
readmore Bab 34 : Acara Pernikahan Airin dan Pak Radit
Jantung berdetak kencang, tangan dingin dan berkeringat, itulah yang sekarang sedang Airin rasakan.
readmore Bab 35 : Malam Pertama
Airin sedang membersihkan dirinya di bawah kucuran shower. Ia menikmati sentuhan antara air hangat d
readmore Bab 36 : Honeymoon (Bagian 1)
"Semua sudah siap mas? Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Airin setelah menutup koper miliknya. "Su
readmore Bab 37 : Honeymoon (Bagian 2)
Di tengah malam yang dingin, pak Radit menyelusuri jalanan daerah Ubud yang sudah mulai sepi. Pikira
readmore Bab 38 : Honeymoon (Bagian 3)
"Mas lepasin. Aku mau bangun." ucap Airin. "Nanti sayang. Sebentar lagi. Masih pagi." ujar pak Radit
readmore Bab 39: Bumil Ngidam
Airin menjatuhkan tubuhnyanya di atas sofa. Lalu meletakkan kemoceng di samping. Tangannya terulur u
readmore Bab 40: Pil KB
"ini apa Putri Airin?" tanya pak Radit. Airin tidak menjawab pertanyaan suaminya. Kepalanya menunduk
readmore Bab 41: Bertemu Mira
Tanpa sepengetahuan siapa pun, Airin datang ke kampus di mana pak Radit mengajar. Ia tahu kalau pak
readmore Bab 42: Bertengkar
Pak Radit mengejar istrinya sampai di depan rumah sakit. Untung saja, Airin bisa dicekal tangannya s
readmore Bab 43: Keputusan Airin
Paginya Airin masih menggunakan pakaian semalam dan sedang melamun di balkon kamarnya. Setelah shala
readmore Bab 44: Penyembuhan Diri
Sudah hampir 10 hari Airin berusaha menyembuhkan dirinya sendiri dari rasa cemas dan takut. Berbagai
readmore Bab 45: Kembali
"Potong tumpengnya, potong tumpengnya, potong tumpengnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga
readmore Bab 46: Extra Part
Delapan Tahun Kemudian. Di sebuah teras rumah terdapat anak kembar yang berusia sekitar 8 tahun sedan
readmore
Oke
5d
0seru
19d
0bagussss
22d
0kisah nya sangat menyetuh hati dan sangat agama bnget bisa di pelajari
28d
0cerita nya bagus👍
11/09
0bagus
10/09
0bagus sangat menyentuh hati sekali waw luar biasa sangat bagus anda berpengalaman
14/08
0bgss poll
11/08
0bagusssss
09/08
0bagus
28/07
0