(các) Thẻ:
• Detail
• Keluarga
• Remaja

Dewi, gadis yang baru saja selesai menyelesaikan pendidikannya di universitas memilih kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh orang tuanya. Setengah perjalanan dia mendapat sedikit masalah karena keberadaannya hampir diketahui oleh kedua orang tuanya yang sedang mencari-cari dirinya yang pergi dari rumah tanpa pamit. Beruntung seorang wanita paruh baya yang baik hati menyelamatkannya dan membiarkan dia tinggal bersama keluarga dari wanita itu. Siapa sangka Dewi malah terpesona dengan putra dari wanita paruh baya tersebut. Namun, pria itu nyatanya mencintai gadis lain. Akankah Dewi menyerah atau berjuang merebut hati pria tersebut?

Bản cập nhật mới nhất

Lựa chọn của biên tập viên

Lão Sư, Xin Đừng Ghét Em

Âu Vương Nghi

Sống Lại Tôi Đoạt Bạch Nguyệt Quang Của Tiểu Tam

Gừng càng già càng cay

Phượng Tà Vô Song

Âu Vương Nghi

Trâm vàng vương máu ( Quyển 1)

Lin

MÃI BÊN EM

Thạch Anh

Đề xuất cho bạn

Lão Sư, Xin Đừng Ghét Em

Âu Vương Nghi

Sống Lại Tôi Đoạt Bạch Nguyệt Quang Của Tiểu Tam

Gừng càng già càng cay

Ta Và Ngươi Cách Biệt Một Trời Sinh Tử 4

Thanh Uẩn Tương Ly

NGUYỆN VỌNG CUỐI CÙNG

Yêu Tinh Zombie

MÃI BÊN EM

Thạch Anh

Fanfic: Đồng Nhân Vong Tiện - Ngoại Truyện Ngọt Ngào

Đoàn Linh (Jelly)

Minh hôn âm dương

Khánh Vi

Mùa Hạ Ta Yêu Nhau

Giả Kim

Vùng Đất Cần Ánh Sáng.

An Ca

Bình Luận Sách (294)Để lại bình luận của bạn trên ứng dụng

• 
  NganjukHape

  cerita nya lumayan

  7d

    0
• 
  cianjuryeni

  seru

  11d

    0
• 
  AriellaNadia

  bagus

  12d

    0
• 
  FIRZANAHNUR

  best doh

  14d

    0
• 
  Duta Karuana

  terimakasih

  18d

    0
• 
  Cinta Maysarah

  bagusss

  18d

    0
• 
  asyikinnuriel

  menark

  18d

    0
• 
  Yusgibi

  bangus

  23d

    0
• 
  Al faruqiMuhammad

  yey selesai

  24d

    0
• 
  LestariBunga

  😍😍😍😍

  27d

    0

• Tổng cộng: 58

• Part 1 | Perbincangan Hangat

  “Bapak ... Mama ...!” Dewi berteriak setelah menutup pintu rumah, tapi tidak ada yang menyahut pangg

• Part 2 | Menghilang

  Setelah makan malam selesai, di waktu yang sama Andre baru saja pulang bekerja. Pria itu tersenyum l

• Part 3 | Keberhasilan

  Gadis berkulit putih itu turun dari bus di terminal Bungurasih. Setelah berjalan menuju pintu keluar

• Part 4 | Kembali Menghilang

  “Halo? Dewi? Kamu di mana, Nak? Bapak, mama sama kakakmu nyariin kamu ke mana-mana, loh. Kamu di man

• Part 5 | Masalah Baru

  “Permisi, Mbak. Saya mau charger handphone. Stop kontaknya di mana, ya?” tanya Dewi penuh kelembutan

• Part 6 | Orang sabar disayang Tuhan

  “Maaf, Bu, saya pamit dan terima kasih atas bantuannya,” ujar Dewi setelah mengambil travel bag-nya

• Part 7 | Kejutan

  “Kejutan!” teriak pria tampan yang sedang memegang sebuket bunga mawar yang besar.
  Dewi dan wanita p

• Part 8 | Kehidupan baru

  “Bagaimana anak kita, Mas?” tanya Sintia setelah polisi mengunjungi rumahnya karena ingin memberi ka

• Part 9 | Patah hati

  “Ngapa, Lo?” tanya Zean saat mendapati Dewi yang tertunduk dalam.
  “Nggak apa-apa, kok,” jawab Dewi m

• Part 10 | Jejak yang tertinggal

  “Bapak! Mama!” sahut Andre dari ruang depan.
  “Tenang, dulu, Ndre. Kita cari nyokap bokap lo dulu di d

• Part 11 | The Perfect Moment

  Lima hari telah berlalu dengan cepat. Kebetulan hari ini waktunya toko kue Risma libur. Waktunya dia

• Part 12 | The Perfect Moment 2

  “Kamu tahu nggak kenapa Zean pilih baju kaya gini buat lo?
  “Enggak,” jawabnya sambil menggelengkan k

• Part 13 | Permata yang Indah

  Sampainya di tempat tujuan, Zean langsung memarkirkan mobilnya dan tanpa sadar bibirnya tertarik mem

• Part 14 | Hampir Mati

  Zean benar-benar kesal dengan gadis pemilik nama Dewi itu. Sudahlah hampir lima jam dia menemaninya

• Part 15 | Menyedihkan

  Toko perhiasan itu sudah tutup saat Zean tiba di sana untuk menjemput Dewi. Dia juga tidak melihat s

• Part 16 | Pigura yang Pecah

  ||Di kediaman Satria||
  Mereka bertiga tengah menikmati makan malam setelah seharian kerja bakti di li

• Part 17 | Menjaga Perusuh

  Tanpa sengaja Dewi menangis setelah Zean memberikan ponselnya dan membuka kamera yang langsung mempe

• Part 18 | Menjaga Perusuh 2

  Zean tertegun mendengar apa yang barusan Dewi katakan padanya. Sehingga, hatinya bergetar hebat dan

• Part 19 | Kangen mama

  “Astagfirullah,” ujar Risma saat melihat keadaan Dewi yang terbilang cukup parah.
  Pagi-pagi sekali R

• Part 20 | Sebuah Ambisi

  "Makasih, Zean. Maaf, gue udah buat susah,” ujar Dewi saat Zean mengajaknya berkeliling di sekitar R

• Part 21 | Hati yang Tergores

  “Terima Kasih,” ucap Zean setelah selesai sarapan.
  Dewi tersenyum senang sambil mengangguk-angguk, “S

• Part 22 | Jam Makan Siang

  "Dewi, Mas Zean ajak kita makan siang bareng di restoran dekat kantornya," teriak Widya yang baru sa

• Part 23 | Takdir Mempertemukan

  Andre sudah sepekan lebih berada di Surabaya, tapi tidak ada tanda yang dia dapatkan tentang keberad

• Part 24 | Salah Prasangka

  Dewi yang melihat Zean turun dari mobilnya segera melepaskan pelukannya dari sang kakak. Dewi memint

• Part 25 | Kecewa

  Setelah makan malam, Satria memutuskan untuk menonton acara favoritnya di televisi sedangkan, Sintia

• Part 26 | Perasaan Baru

  Zean pasrah dan tidak ingin protes lagi, karena Widya selalu menghindarinya. Sementara Dewi kembali

• Part 27 | Bersembunyi dari Luka

  Jam istirahat makan siang, Zean datang sambil membawa sebuket bunga mawar berukuran sedang. Wajahnya

• Part 28 | Kabar Baik

  "Kamu kenapa nggak pulang aja ke rumah bareng kakak? Lagi pula pria itu, kan sudah menyatakan perasa

• Part 29 | Ada apa dengan Zean?

  Setelah keluar dari toko sang ibu, Zean memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan dan mengisi per

• Part 30 || Seusai Makan Malam

  Dewi menyajikan makanan yang telah dia masak bersama Risma ke atas meja makan. Semua masakan yang te

• Part 31 | Berbeda

  Semalam Dewi menangis hingga tertidur, dan membuatnya bangun sangat pagi. Dia menyiapkan sarapan unt

• Part 32 | Menu Terbaru

  Andre mengantarkan sang adik pulang setelah seharian menghabiskan waktu di rumah temannya yang seben

• Part 33 || Undangan Pernikahan

  Sekarang jam istirahat, Dewi merasa kesepian karena tidak ada Widya hari ini. Risma juga belum datan

• Part 34 | Perkara Gaun

  "Ayo turun," ajak Zean setelah memarkirkan mobilnya di basement.
  "Oke," jawab Dewi yang selama di per

• Part 35 || Makan Malam

  "Terima kasih Zean lo udah mau temanin gue beli gaun pesta dan makasih juga karena lo udah belikan g

• Part 36 || Kejutan di Pagi Hari

  Dewi dan Livia sudah berada di dalam pasar. Perjalanan mereka aman karena diantar langsung oleh sopi

• Part 37 | Tamu pesta Pernikahan Part 37 | Tamu Pesta Pernikahan

  Livia mengetuk pintu kamar Zean dengan brutal sambil sedikit berteriak memanggil kakaknya yang masih

• Part 38 | Hari Bahagia

  Zean, Livia, dan Andre telah siap lebih dulu. Mereka bertiga menunggu Risma dan Dewi yang masih belu

• Part 39 | Kegelapan Malam

  "Niar kalau kamu mau balik duluan, silakan. Aku mau belanja sesuatu." Dewi meletakkan piringnya sete

• Part 40 | Sebuah Kebenaran

  "Lebih baik kita cari tempat yang lebih bagus untuk menjawab pertanyaanmu itu," saran Andre membuat

• Part 41 || Kabar Baik

  "Ada apa?" tanya Zean penasaran.
  "Pekan depan Ayah pulang, yeayyyy!!" seru Livia kegirangan karena me

• Part 42 || Melamar Dewi

  Zean mengambil cincin di dashboard mobil yang sudah dia siapkan tadi pagi bersama Andre. Dia berhara

• Part 43 || Sebuah Kebenaran

  "Zean, kamu hanya akan menikah dengan gadis pilihan Papa." Pria pemilik nama Bayu Pratama itu terlih

• Part 44 || Widya Comeback

  "Tapi, bagaimana cara kamu bisa dapatkan restu dari Bapak sama Mama?" tanya Andre setelah Dewi mence

• Part 45 || Perkara Kado Pernikahan

  (Flashback On)
  SEBELUM HARI PERNIKAHAN WIDYA
  Sepulang kerja, Dewi mengunjungi sebuah toko yang menjua

• Part 46 || Overthiking

  Dewi kembali melanjutkan aktifitasnya, walaupun hatinya terasa pedih, dia harus bisa menunjukkan pad

• Part 47 || Ke Pasar Malam

  Zean menepuk pipi kanan Dewi agar gadis itu bisa bangun. Jujur saja, Dewi terlihat sangat cantik saa

• Part 48 || Berjalan Bersamamu rasanya Indah

  Zean mengajak Dewi untuk naik Komidi putar. Dengan antusias Dewi mengangguk. Sudah lama rasanya dia

• Part 49 || Pertemuan Terakhir

  "Widya, ini untukmu," kata Dewi seraya memberikan sebuah kalung putih polos yang dibelinya di pinggi

• Part 50 || Selamat Tinggal

  || Flashback on ||
  di taman belakang rumah Zean
  Bayu meminta Dewi untuk duduk di sebuah kursi kayu di

• Part 51 || Harapan yang Pupus

  Zean berhasil tiba di Bandara Juanda secepatnya. Di ujung sana dia melihat Dewi yang baru turun dari

• Part 52 || Mencoba untuk Kuat

  |Isi surat dari Dewi untuk Zean|
  From: Zean
  Zean, maaf kalau selama ini aku selalu nyusahin kamu. Aku

• Part 53 || Tiba di Rumah

  Tepat pukul enam pagi Dewi tiba di depan rumahnya. Jantungnya seakan berdetak kencang ketika kakinya

• Part 54 || Berteman Sepi

  "Dewi mana?" tanya Risma yang masih tidak ditanggapi oleh Livia.
  "Livia? Dewi ke mana?" Risma mulai m

• Part 55 || Tamu yang Tak diinginkan

  "Dewi makan dulu, yuk," ajak Sintia seraya mengetuk pintu kamar Dewi yang terkunci.
  "Bentar, Ma. Aku

• Part 56 || Tahun Berlalu

  Tahun berlalu begitu cepat, Zean masih tidak bisa melupakan sosok Dewi yang dia cintai. Rasanya dia

• Extra Part 1 | Merencanakan kembali Pernikahan

  Sehari setelah drama pertemuan antara Zean dan Dewi kemarin. Dua keluarga sedang merencanakan pernik

• Extra part 2 || Happy Ending

  Lima hari setelah pernikahan, Zean dan Dewi menghabiskan waktu di apartemen baru yang telah Zean bel