- Tổng cộng: 47
Bagian I
Bagian I
(Saat SMA)
----------
"Jadilah pacarku."
Tinggal beberapa tapak lagi sepatu butut Vin memasuki
Bab I. Satu
Rasanya menunggu bel tanda istirahat berbunyi hari itu sungguh lama. Begitu bunyi yang ditunggu-tung
Bab I. Dua
"Katakan tujuanmu menjadikanku pacar."
"Murni karena masalah internku, jadi kau tak perlu tahu."
Vin m
Bab I. Tiga
Apakah yang dapat membuat seseorang berkepala batu dengan ego tinggi, berprinsip hidup yang kuat, se
Bab I. Empat
"Aku janji akan membayar semua uang yang telah kauhabiskan untuk keluargaku," kata Vin ketika mereka
Bab I. Lima
Vin belajar dari pengalaman hidupnya bahwa yang terpenting dalam menilai seseorang pertama kali adal
Bab I. Enam
"Sudah memutuskan ambil jurusan mana?" tanya Clara sambil menggigit sandwichnya. Dia menyibakkan ram
Bab I. Tujuh
"Hmm ..." Vin menghirup hawa dingin lereng bukit yang sudah dirindukannya selama berhari-hari sepenu
Bab I. Delapan
Zeiga adalah orang yang praktis.
Cara berpikirnya praktis. Gaya hidupnya praktis. Kebiasaan hidupnya
Bab I. Sembilan
Zalea Early adalah biangnya kelas 10. Semua mata pelajaran disapu bersih dengan nilai A. Perfect. Se
Bab I. Sepuluh
Vin membawa mangkok baksonya melewati antrean para murid yang berdesakan di depan konter Pak Wisnu m
Bab I. Sebelas
"Balik ke kota, Vin?" Mbak Ayu melongok dari dalam jendela kamarnya yang menghadap ke halaman depan
Bab I. Duabelas
Vin melihat hasil tes psikotes dan bakat minat yang ditempel di papan pengumuman saat pulang sekolah
Bab I. Tigabelas
Siapakah yang dapat melawan takdir?
Takdir adalah tulisan tangan Tuhan yang tak dapat direvisi oleh k
Bab I. Empatbelas
"Beneran, trauma ortopedi karena kecelakaan tiga tahun lalu tidak berimbas lagi?" Vin menepuk pundak
Bab I. Limabelas
Syukurlah sakitnya karena kelelahan, bukan disebabkan oleh imbas dari cedera parah yang dialaminya k
Bab I. Enambelas
Selain playlist yang diputar secara encrypt, ada pula live music setiap malam di kedai.
Band partner
Bab I. Tujuhbelas
Zei telah meraih gitar akustik.
Semua anggota band turun panggung untuk beristirahat mengisi perut.
B
Bab I. Delapanbelas
Pendaran circle besar berwarna kuning terang menyala menyilaukan mata yang memantul dari dinding cof
Bab I. Sembilanbelas
Sebagai resolusi di tahun ini, kedai kopi Zei berupaya dengan gencar memperkenalkan menu-menu sehat
Bab I. Duapuluh
"Kebutuhan kalori orang dewasa per hari rata-rata 2500 kalori untuk pria dan 2000 kalori untuk wanit
Bab I. Duapuluhsatu
Zei memperhatikan gambar sampul buku cerita dongeng klasik anak-anak yang dipegangnya dengan tangan
Bab I. Duapuluhdua
Setelah berpamitan pada ketiga kawakan di dalam ruangan manajer, Zei memburu langkah menuruni tangga
Bab I. Duapuluhtiga
Gempa bumi mengguncang seluruh wilayah di salah satu provinsi pada Sabtu malam termasuk di dalamnya
Bab I. Duapuluhempat
Vin merasakan sepasang tangan kukuh menyergapnya.
Menghempas tubuhnya dengan keras ke belakang hingg
Bab I. Duapuluhlima
Vin melihat seluruh rombongan telah lusuh menghitam. Sekujur tubuh dan pakaian mereka tertutup sepen
Bab I. Duapuluhenam
Mas Wahyu--asisten Dokter Yu yang ikut bersama Pak Kades turun ke bukit--keluar dari kerumunan massa
Bagian II
Bagian II
(Setelah lima tahun)
----------
Bandara sudah terlihat ramai di pagi hari yang cerah ini. Mat
Bab II. Satu
Lantunan denting piano yang indah mengiringi acara pernikahan Bang Edwin yang terbalut sakral dalam
Bab II. Dua
Vin berjalan melintasi ballroom, tempat digelarnya acara resepsi pernikahan. Letaknya di seberang ch
Bab II. Tiga
"Aku bisa kenal Kak Zei karena waktu kecil kami sama-sama di day care," kata Clara perlahan, mulai m
Bab II. Empat
Vin keluar dari apartemen Julius dengan wajah cerah. Cengiran langsung tercetak di wajahnya tatkala
Bab II. Lima
Setelah menghabiskan pizza dan milkshake yang dibawa Zei, Vin mengajak Zei mampir ke sebuah tempat t
Bab II. Enam
Apartemen ibu Zei berkonsep modern minimalis. Warna yang mendominasi termasuk warna yang natural; pu
Bab II. Tujuh
Sebagai orang muda yang berkecimpung di usaha kopi, perkakas kuliner yang sudah pasti ditemukan di d
Bab II. Delapan
Guyuran hujan sempat turun disertai petir dan guntur. Namun angin yang berembus kencang melalukan ha
Bab II. Sembilan
"Kapan-kapan, kita ke day care sekolahku dulu, ya. Kau juga musti mengunjungi rumah ayahku yang memi
Bab II. Sepuluh
Zeiga tidak membiarkan perasaan tak nyaman Vin terus ada.
"Kita cari makan di tempat lain saja, ya?
Bab II. Sebelas
Tiga puluh empat tahun lalu.
Gadis remaja yang nyaris tewas terjebak di dalam bangunan resto yang ter
Bab II. Duabelas
Vin menaikkan tutup kepala hoodie hitam yang dikenakannya hingga tak ada lagi yang bisa terlihat dar
Bab II. Tigabelas
"Jangan matikan ponselmu."
Vin mendengar Zei berpesan dari seberang sambungan telepon dan langsung s
Bab II. Empatbelas
Lorong di samping bangunan the library resto-cafe terasa gelap dan lembap saat Vin melangkahkan kaki
Bab II. Limabelas
Vin baru saja menyelesaikan pekerjaannya di dapur kafe ketika Fajar masuk.
"Pesanan kue, Vin! Teman k
Bab II. Enambelas
Tidak ada komentar diberikan Fajar untuk ucapan Vin. Dia seperti bergumam. Vin melihat mulutnya terb
Bab II. Tujuhbelas
Andre.
Fajar bisa melihat dari sorot mata Vin, bahwa sosok itulah yang menguasai pikiran cewek itu se
Bab II. Delapanbelas
"Kita teruskan lagi percakapan ini besok, Vin. Pulang, yok. Jangan terlalu serius, ah. Apa untungnya
Bab II. Sembilanbelas
Zei mengundurkan diri dari keluarga Setiamadja.
Andre telah mencetak gol kemenangan. Keinginannya men
sama seperti pada
7h
0cerita nya bgus jadii aku kasihh bintang lima 😮👍🏻
8d
0tolong nama karakter nya ubah yg namanya zei tolong plis soalnya nama gw di ejek terus sama teman sekolah.jadi tolong di ubah🗿
20/08
0you
12/08
0novelnya bagus banget sukaa❤️❤️
01/08
0cerita yang bagus
30/07
0akun ff sultan
25/07
0ʙᴀɢᴜs
14/07
0ppp
30/06
0woke
30/06
0