logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Pengkhianatan Sang Istri (Flashback)

Kontrak kerja yang telah dijalani Luka untuk ketiga kalinya di kapal pesiar asing telah berakhir. Luka tidak sedih, malah ia tampak begitu bahagia. Pundi-pundi uangnya telah terkumpul untuk dijadikan modal usaha. Ia akan membangun kembali usaha yang pernah dirintis ayahnya sebelum meninggal dunia.
Hati Luka sangat gembira sejak keberangkatannya dari apartemen hingga turun dari pesawat. Bahkan senyumnya terus saja mengembang selama perjalanan dari bandara menuju rumah. Hampir sepuluh bulan lamanya tidak bercengkerama dengan Sarah, membuatnya sangat rindu. Meskipun saat berhubungan jarak jauh, jika ada kesempatan Luka melakukan video call dengan sang istri. Tentu saja hal itu belum membuatnya puas, jika tidak bertatap mata langsung. Apalagi selama itu Luka telah berpuasa tidak berhubungan badan dengan sang istri.
Luka ingin memberikan kejutan pada Sarah. Meskipun kepulangannya telah diketahui istrinya, tetapi waktu tepatnya Sarah tidak mengetahui. Luka ingin kepulangannya kali ini menjadi momen tak terlupa antara dirinya dengan Sarah. Hal ini menjadi hubungan jarak jauh yang diharapkan Luka untuk terakhir kalinya.
Sejak membina rumah tangga, Luka ingin sekali mempunyai keturunan dari rahim sang istri. Namun keinginan itu tertunda karena ia ingin mencari modal untuk membangun sebuah usaha. Dan inilah waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Luka tak akan lagi berada jauh-jauh dari sang istri.
Luka sengaja turun dari taksi agak menjauh dari pagar rumahnya dan menyeret koper perlahan. Ia membuka pintu rumah perlahan kemudian berjalan mengendap-endap sembari menyembunyikan sebuket bunga mawar merah, melewati anak tangga menuju kamarnya di lantai atas. Ia ingin memberikan kejutan pada sang istri yang kebetulan tidak bisa dihubungi sejak beberapa saat yang lalu. Nomor ponsel Sarah tidak aktif membuat Luka berpikir, jika istrinya juga menyiapkan kejutan untuknya.
Wajah Sarah yang cantik dan sikap manjanya membayang di pelupuk mata Luka. Langkah Luka tiba di depan pintu kamar. Wajahnya yang tadi begitu semringah seketika mengernyit heran saat mendengar seseorang mendesah. Tangan kekar Luka telah menggenggam handle pintu dan menahan untuk tidak memutarnya, seketika rahangnya mengeras dan wajahnya berubah dingin. Luka pucat pasi terpaku di depan pintu.
"Aaaaah, ayo, Sam!"
"Iya, Sayang. Ayo ...!"
Suara desahan dan panggilan kepada seseorang meluncur dari mulut Sarah. Istrinya terdengar mendesah nikmat bersama seseorang yang dipanggilnya Sam, jika kuping Luka tak salah dengar. Batin Luka seketika bagaikan ditikam belati yang sangat tajam. Jantungnya bertalu-talu dan aliran darah terasa naik ke kepala dengan cepat.
Luka menahan emosi sejenak, kemudian mendorong pintu. Tepat di depan matanya, sang istri dan teman laki-lakinya terperanjat. Luka menatap tajam, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal. Bagaimana tidak? Rasa rindunya selama ini dibalas oleh pengkhianatan sang istri yang bercinta dengan laki-laki lain.
Surprise yang dilakukan Luka untuk sang istri justru mendapatkan balasan yang lebih mengejutkan. Satu buket mawar indah segera dibantingnya ke lantai hingga kelopaknya rontok begitu saja. Sorot mata Luka menggambarkan kepedihan, merasa bahwa apa yang dilihatnya saat ini hanyalah sebuah mimpi semata. Namun, kenyataan yang ada di depannya bukanlah ilusi belaka.
Sang istri dan selingkuhannya yang ada di atas ranjang itu saling berebut selimut untuk menutupi tubuh polos milik mereka. Sepasang manusia berbeda gender itu terkejut dan juga panik, tergambar jelas di raut wajah keduanya.
"Sarah?!" ucap Luka lirih menyebut nama sang istri. Bibirnya bergetar dan batinnya benar-benar terluka atas pengkhianatan istrinya yang terjadi tepat di depan matanya.
Luka menghampiri dua orang yang terlihat menjijikan itu. Rahangnya masih tampak mengeras bersamaan dengan detak jantung yang kian menyentak kuat tak beraturan. Kedua manik hitamnya menatap nyalang ke arah sosok lelaki yang tak pernah Luka kenal sebelumnya. Kecewa dan tersayat perih yang baru saja ia rasa, kini berganti menjadi berang.
Bugh!
Luka melayangkan satu pukulan ke arah wajah selingkuhan sang istri, hingga lelaki itu terjerambab ke lantai. Serangan tiba-tiba dari Luka membuat pacar istrinya itu tampak tak berdaya. Sepertinya tak siap menerima bogem mentah dari Luka.
Beberapa pukulan mendarat sempurna ke wajah laki-laki itu. Bahkan Luka juga tak memberi jeda barang sebentar saja, untuk laki-laki itu menghela napas. Luka yang telah dirasuki amarah memuncak, berkali-kali melayangkan pukulan lagi hingga mengenai pelipis, pipi dan bibir laki-laki asing itu. Tak berhenti di situ, Luka juga mencengkeram kuat bagian rahang laki-laki tersebut.
Teriakan demi teriakan memohon ampun memenuhi kamar yang tadinya sunyi itu. Dengan kedua mata menyorot tajam pada sosok yang dihajarnya, Luka membabi buta menciptakan tanda kebiruan, lebam dan juga memar di wajah lelaki itu.
Sarah tampak syok dan gemetar dengan apa yang dilakukan Luka sebagai suaminya. Wanita itu begitu histeris dengan raut panik di sela-sela tangisnya. Ia yang membalut tubuhnya dengan selimut, sigap turun dari ranjang untuk menghentikan aksi suaminya.
"Cukup! Stop!" teriak Sarah berkali-kali. Namun, Luka tak mengindahkan teriakan istrinya. Luka yang terlanjur dikuasai amarah benar-benar kehilangan kendali.
"Udah, Mas. Berhenti!"
Luka yang hendak melayangkan pukulan lagi, seketika berhenti dan hanya menggantungkan kepalan tangan di udara. Ia yang mengungkung tubuh selingkuhan istrinya, beringsut memaku di tempat. Cengkeraman sebelah tangannya di rahang lelaki itu tak lagi kuat, ia sengaja mengendorkan kemudian benar-benar melepaskannya.
Luka berdiri dengan napas tersengal, tatapannya lantas tertuju pada Sarah yang jongkok di sebelah lelaki itu. Sarah tergugu sambil mengusap wajah penuh lebam dan memar milik laki-laki yang terbaring tak berdaya itu. Bahkan sudut bibir selingkuhan Sarah itu mengeluarkan buliran merah. Luka memandang tak percaya menyaksikan sang istri memperlakukan selingkuhannya dengan lembut.
"Udah, Mas. Aku mohon berhenti menghajarnya dan berhenti melukai Samuel," ucap Sarah, memohon dengan terisak. Bahkan Sarah tak sadar bahwa perbuatannya bersama laki-laki asing di ranjang itu lebih menyakitkan untuk Luka, daripada sekedar lebam dan sedikit goresan yang ada di wajah lelaki itu. Sarah tampak begitu merana sambil memangku laki-laki tak berdaya bernama Samuel itu.
Luka bergeming di tempat. Ia termenung, mencoba memahami sikap dan ucapan yang meluncur dari bibir Sarah. Wanita yang selama ini begitu dicintai dan dirindukannya.
"Sarah …," ucap Luka lirih dan terdengar putus asa.
"Udah, Mas. Aku mohon, biarkan kami bahagia." Sarah mendongak, meminta pada Luka yang masih berstatus sebagai suami.
Luka terdiam, seketika tenggorokannya tercekat dan dadanya terasa sesak. Ia menyaksikan bagaimana wanita yang begitu ia cintai saat ini, lebih memilih laki-laki lain. Sarah begitu tega mengkhianatinya dan telah berani mengingkari ikrar suci pernikahan yang diucapkan bersama, hampir empat tahun yang lalu.
Tak hanya patah hati yang Luka rasakan, melainkan telah remuk tak lagi berbentuk. Ia benar-benar porak-poranda dengan kenyataan yang baru saja disaksikannya itu. Sebuah mimpi buruk perselingkuhan yang ingin selalu ia hindari, nyatanya justru dilakukan sang istri.

Komento sa Aklat (38)

  • avatar
    DamiaShelly Ramadhani

    enak banget membaca novel ini.

    31/01/2023

      0
  • avatar
    Yenchiey

    good

    09/08/2022

      0
  • avatar
    Cahaya Mata Hari

    kkkkkk

    26/07/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata