logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Nilai Kejutan

Hana menemukan Mira dan Airin duduk selonjoran di kursi kantin.
"Santai banget, ya?" sindir Hana.
Gadis itu segera duduk di samping Airin. Tanpa permisi, dia mengambil roti puding ditangan Airin dan memakannya dengan brutal, menganggap seolah-olah itu adalah kepala Airin.
Airin memicingkan matanya kepada pendatang baru ini.
"Berapa hari nggak makan, say? Bisa-bisanya datang-datang ngerampok makanan orang." kata Airin penuh penghinaan.
"Biar aja, Rin. Kan dia lagi nggak punya uang." imbuh Mira.
Hana –objek yang dihina– tidak peduli. Pertama-tama, dia memakan habis roti pudingnya lalu merampas susu kotak milik Mira dan menyedotnya hingga tetes terakhir.
Selesai, Hana menatap tajam kepada kedua gadis itu.
"Ini balas dendam, siapa suruh kalian selesai duluan nggak nungguin aku." sungutnya.
Setelah mengatakan tujuannya, Hana berbalik pergi kembali ke kelas. Dia masih sedikit kesal dengan mereka jadi tidak ingin berteman untuk sementara waktu. (Padahal sudah menghabiskan jajanan milik Mira dan Airin).
-
Ujian di hari berikutnya adalah IPA dan sejarah. Kemudian IPS, matematika, bahasa Inggris, dan lain-lain di hari berikutnya hingga berakhir di hari sabtu.
Begitu menyelesaikan mata pelajaran terakhir, para murid berbondong-bondong merayakan berakhirnya penyiksaan terhadap otak mereka. Setiap siswa punya rencana sendiri untuk refreshing, tak terkecuali gadis tiga serangkai.
Hana, Airin dan Mira, mereka bertiga berjalan beriringan di jalan khusus untuk pejalan kaki. Mereka memiliki masing-masing satu es krim di tangan mereka.
"Malam ini malam minggu, loh. Ada rencana?" Hana bertanya kepada teman-temannya.
"Ngapain nanya-nanya? Bukannya kamu masih ngambek?" Airin balas bertanya dengan nada sarkastik.
"Oh, makasih pengingatnya. Aku jadi ingat kalo kamu selalu selesai pertama kali pas ujian." pungkas Hana
"Eh iya. Bikin aku tercengang tau nggak. Kok bisa-bisanya Airin yang biasanya langganan remedial, malah selalu jadi yang pertama nyelesein soal ujian." Ujar Mira, menimpali ucapan Hana.
Airin tersenyum misterius. "Itulah, kan aku udah bilang kalo ujian kali ini aku pede!"
Senyuman Airin mengundang rasa penasaran Hana dan Mira melonjak menjadi tak tertahankan.
"Apa nih? Pasti ada sesuatu! Ayo, ngomong." Desak Hana.
"Kalian lupa, ya? Aku hari itu udah pernah bilang kalo aku belajar sama tutor ganteng." Jelas Airin.
Mira menggeleng tegas. "Nggak percaya. Pasti nggak sesederhana ini. Ayo, bilang yang sebenarnya."
Airin pura-pura merasa teraniaya dan akhirnya mengungkapkan rahasianya.
"Iya, iya. Aku ngaku. Tutornya adalah cowok yang aku suka."
Hana dan Mira tercengang.
"Cowok yang kamu suka kan yang kerja di Rental itu?" Mira bingung.
"Iya, emang dia." Airin mengaku.
"Eh? Dia merangkap jadi guru tutor juga?" Tanya Mira sekali lagi.
Airin mengangguk membenarkan.
Namun Hana tidak serta merta mempercayai begitu saja. Dia tahu betul bagaimana Airin itu. Biarpun dia mengatakan begitu, Hana tahu bahwa Airin bukan orang yang mudah dipengaruhi kecuali ada penawaran yang menggiurkan baginya.
Hana pun bertanya dengan tatapan penuh selidik. "Jujur, deh. Kamu nggak mungkin meningkat drastis ini walaupun kamu diajari oleh artis Lee Minjo sekalipun."
Airin tertawa sambil menepuk bahu Hana dengan tangan kanannya. "Hana emang teman sejati, tau aja aku aslinya gimana."
Hana menepis tangan Airin. Dia tahu Airin berusaha mengusapkan tangan kotornya ke baju Hana.
Respon Hana tak membuat Airin marah. Dia melanjutkan, "emang bener dia jadi tutor ku. Terus pas awal dia ngecek nilai-nilai ku, dia langsung bikin janji katanya kalo nilaiku bisa jauh lebih baik dari yang ada, dia bakal kasih kencan gratis selama 2 jam!"
Jawaban Airin rupanya bukan yang diharapkan oleh kedua gadis lainnya. Mereka tak bisa berkata-kata dan hanya memandang Airin dengan wajah datar.
"Kok muka kalian gitu sih? Kalian nggak tau apa, kalo itu motivasi yang bagus?"
"Ya, ya. Terserah aja." gerundel Hana.
-
Hari rabu di tanggal 31,
Saat itu Hana tengah duduk di kursi taman sekolah bersama Airin dan Mira. Hari ini pembagian raport jadi mereka tidak perlu repot-repot masuk kekelas, hanya menunggu pengumuman dari ketua kelas di grup chat jika sudah tiba waktunya.
handphone Hana berbunyi, ternyata dia mendapat notifikasi email dari pihak Rental. Mereka memastikan bahwa Hana tidak melupakan dan tidak membatalkan rencana yang sudah ditetapkan.
Pihak rental juga memastikan apakah Hana ingin tempat tertentu sebagai titik temu kencan. Hana mengetik balasan dengan cepat dan mengirimkannya.
Seketika Hana bangkit, suasana hatinya yang semula datar kini mulai bergelombang dan berbunga-bunga. Rasanya hampir tidak bisa menghentikan bibirnya membentuk senyuman dari waktu ke waktu.
Mira memperhatikan tingkah sahabatnya yang dirasa cukup aneh, mengerutkan kening. "Hana, kamu kenapa?"
Pertanyaan Mira membuat Airin memperhatikan Hana juga.
"Ini aku dapat email konfirmasi soal rental hari itu." Jawab Hana.
Mira melirik ke ponselnya, melihat tanggal berapa hari ini. "Oh, iya bener. Hari ini tanggal 31 ya dan malam ini malam tahun baru. Aku baru ingat."
Seolah baru mengingat sesuatu, Airin tiba-tiba duduk tegak. "Aku belum daftar rental buat malam ini! Gimana, dong?"
"Ngapain pusing? Tagih aja janji cowok itu kan nilai kamu lumayan tinggi."
Kata-kata Mira tidak membuat Airin tenang. Gadis itu tetap mengeluh. "Masalahnya, bagi rapot aja belom. Mana tahu nilaiku tinggi atau nggak?"
"Yang penting nggak remedial."
Sebenarnya kalimat terakhir Hana adalah kalimat penghiburan tetapi bagi Airin itu tidak lebih dari ejekan. Dia memutar matanya, tidak ingin lagi membahas nilai dengan mereka.
Tak lama kemudian, ketua kelas mengumumkan bahwa pembagian raport telah tiba. Para siswa wajib berkumpul di kelas masing-masing.
Setelah tiba giliran ketiga gadis itu, Mira dan Hana tidak sabar untuk mengintip nilai Airin.
Tiba saatnya harus membukanya, Airin merasa agak tertekan.
Hana melihat gelagat Airin dan bertanya dengan nada meledek, "kamu kenapa? Takut, ya?"
"Nggak lah, siapa yang takut." Airin yang sombong tentu tidak akan tinggal diam. Dia melemparkan kekhawatirannya dan membuka raportnya.
Terpampang deretan nilai Airin yang tercetak 8,5 dan semua diatas nilai standar. Jika adegan ini ada dalam drama televisi, pasti akan keluar cahaya ketika buku raport dibuka seolah itu harta Karun berharga.
"Hah, ini serius nilai kamu?" Mira tidak percaya.
Jangankan Mira, Airin sendiri juga tidak percaya. Dia tidak bisa mengungkapkan perasaan seperti apa yang dia rasakan ketika melihat deretan angka itu. Bahagia, dengan latar belakang kembang api.
"Syukurlah …." Airin hampir meneteskan air matanya.
Hana menepuk-nepuk pundak Airin, "selamat ya, Rin. Akhirnya bisa mencapai nilai tinggi."
"Makasih, Hana." Airin memeluk Hana, dan Mira disamping mengerutkan kening tidak suka.
"Hana doang nih? Aku nggak dipeluk?"
Hana tertawa. Dia merentangkan tangannya merengkuh Mira dan mereka bertiga berpelukan di tengah halaman sekolah.
-
Ketiga gadis itu merayakan hasil nilai mereka dengan makan-makan di restoran makanan laut.
_____

Komento sa Aklat (223)

  • avatar
    UrielaYin

    I like this one. I just hope it can have an English version. Yay! 😍 So much love. 😍

    20/06/2022

      1
  • avatar
    eyeblur

    loveee

    23d

      0
  • avatar
    putrishahira

    sangat bagus sekali untuk kamu yg ingin menghasilkan uang secara baca

    27d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata