logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Airin si Ratu Debat

Pagi ini Hana bersiap seperti biasanya. Dengan tas di punggungnya, gadis manis itu turun ke bawah dan tidak melihat papanya yang biasanya duduk membaca koran di sofa ruang tengah sambil menunggu sarapan.
Hana berjalan ke ruang dapur tetapi juga tidak mendapati ibunya disana.
Bingung, Hana berputar disekitar mencari bibi pembantu yang ternyata sedang menyapu teras depan.
"Bi, mama sama papa udah berangkat, kah?" tanya Hana.
Bibi pembantu menghentikan kegiatannya sejenak dan menjawab Hana. "Iya, sudah. Mama non Hana pergi pas bibi datang tadi. Kalo papa non Hana, bibi nggak tau."
Hana mengangguk. Kemudian dia mengingat sesuatu dan kembali bertanya kepada bibi pembantu.
"Sebelum pergi, mama tadi ninggalin uang buat aku nggak, Bi?"
Bibi pembantu menggeleng. "Nggak ada."
Mendengar jawaban yang tidak diinginkan, Hana pun berlalu begitu saja. Hana berjalan di jalan komplek yang sepi sambil menelpon mamanya.
[Ada apa, Hana?] Ibu Hana menjawab diseberang sana.
"Mama pagi banget sih berangkatnya. Hana pergi ke sekolah sama siapa? Masa jalan kaki?" Ucap Hana bersungut-sungut.
[Mama sibuk dikantor ada yang perlu diurus.]
"Oh gitu." Hana agak kecewa. Lalu dia ingat tujuan awalnya menelpon mamanya. "Ma, uang saku Hana udah mau abis."
[Oh ya? Nanti mama transfer. Tapi jangan boros ya, keungan kita lagi bermasalah.]
Selesai mengatakan itu, mamanya menutup sambungan telepon.
Hana mengerutkan bibirnya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia mengklik nomor Airin.
[Hana, tumben nelpon pagi-pagi. Kamu mau bolos, ya?]
"Ih apaan sih. Aku mau nanya kamu udah berangkat sekolah belum?"
[Udah nih aku udah nyampe. Kenapa?]
Harapan di matanya menguap. Tadinya dia berniat untuk menumpang dengan Airin. Meskipun rumahnya dan rumah Airin tidak searah, namun Airin selalu setuju jika diminta menjemput. Tetapi karena Airin sudah disekolah, tidak ada yang bisa diharapkan lagi.
Dengan senyum yang perlahan luntur dia menjawab ’nggak ada apa-apa’ lalu menutup telepon.
Akhirnya Hana pergi kesekolah menggunakan ojek yang dicarinya menggunakan aplikasi.
_
Hana duduk di kelas dengan wajah cemberut. Airin yang sedang berbicara dengan Mira langsung merasa heran melihat tingkah Hana yang penuh dengan aura permusuhan seolah seluruh dunia berhutang uang padanya.
"Anak perawan masih pagi gini udah cemberut aja. Nanti jodohnya kabur, lho." kelakar Airin.
"Jangan diganggu, Rin. Palingan juga dia lagi ga punya uang." Sahut Mira asal-asalan.
Hana memelototi kedua temannya, terutama Mira yang memasang tampang tidak bersalah. "Kok kamu tau?"
Mira nyengir. "Soalnya ketahuan tuh dimuka kamu ada tulisannya, lagi bokek."
Gadis berkacamata itu terkikik. Airin mau tidak mau ikut tertawa geli.
Melihat kedua gadis itu tertawa membuat Hana ingin mengamuk.
"Kalian nyebelin!"
"Ih kok ngegas? Kan Mira cuma bercanda." Airin berkilah.
"Bercandanya nggak lucu, tau."
Airin dan Mira saling berpandangan. Setelah beberapa saat, Mira bertanya.
"Kamu beneran nggak punya uang?"
Bagaikan ditusuk ditempat yang sakit, Hana pun frustasi. Saking kesalnya, dia hampir menangis.
"Eh? Ternyata beneran."
Setelah Hana menangis, barulah kedua temannya percaya.
Airin dan Mira sibuk menghibur Hana agar tidak menangis lalu bertanya apa yang terjadi.
"Aku nggak tau kenapa mamaku pergi pagi-pagi banget hari ini. Trus pas ku telpon, bilangnya oke bakal ditransfer tapi nggak ditransfer sampai sekarang." Hana mengusap sudut matanya. "Dan anehnya, papa sama mamaku semalem larut malam belum juga pulang. Aku nungguin sampe ketiduran, tau."
Airin mengerutkan keningnya. "Siapa tau di kantor lagi ada masalah?"
"Iya, kali. Yaudah sabar aja." Mira menimpali.
"Masalahnya aku udah nggak punya uang. Buat hari ini sih cukup tapi kalo besok nggak dikasih juga, gimana?" Hana merengek lagi.
"Kamu kok jadi cengeng gini, sih? Kalo nggak punya uang buat jajan, kan bisa aku atau Mira yang jajanin. Ya nggak, Mira?"
Mira yang selalu sensitif soal uang, mengangguk. "Oke, tapi kalo bisa minta sama Airin aja sih."
Hana tahu Mira tidak bermaksud menyakitinya. Mira hanyalah seorang tsundere* yang sangat mencintai uang.
Meskipun kata-kata menghibur dari kedua sahabatnya agak kurang lembut, Hana masih tetap merasa lega.
"Makasih ya kedua bebeb ku."
Setelah itu Hana tidak lagi memikirkan keanehan kecil orangtuanya. Perhatiannya teralihkan oleh banyak hal, salah satunya adalah Airin yang terus-terusan menggodanya setelah Hana bercerita bahwa semalam dia memimpikan Juna.
"Pertanda apa ya? Belum juga ketemu, udah bolak-balik mimpiin dia aja." Ujar Airin sambil tertawa terbahak-bahak.
Wajah Hana memanas karena malu.
"Ih Airin apaan sih. Kan baru ini aku mimpiin dia, sebelumnya nggak pernah." Hana mencoba membela diri.
Namun, siapa Airin? Dia adalah gadis yang memiliki bakat berdebat yang baik. Selain itu dia juga memiliki ingatan yang lumayan kuat –meskipun tidak digunakan dengan baik dalam mengingat pelajaran– karena itulah dia langsung menghitung beberapa kali Hana menceritakan soal dirinya memimpikan seorang pemuda tampan yang sama.
"Bulan lalu tanggal 23 kamu bilang mimpiin cowok ganteng. Terus tanggal 5 kamu bilang mimpiin cowok yang sama. Dan barusan, kamu cerita mimpiin cowok itu lagi. Apa? Nggak mau ngaku?" Airin menantang dengan ekspresi yang tidak kenal takut.
Seketika Hana tidak dapat membantah. Dia dikalahkan sepagi ini.
"Sudah kubilang, kamu salah nyari musuh. Kalo mau debat jangan sama Airin." Mira menasehati Hana, wajahnya datar karena dia tidak benar-benar mengasihani Hana.
Gadis berambut pendek dengan kacamata besar itu duduk di kursinya dengan tenang sambil menghisap susu kotak rasa melon miliknya.
Kata-kata Mira seolah mendukung kehebatan Airin. Jadi, Airin sangat bangga. "Namanya juga Airin tak terkalahkan."
Hana bersedih atas kekalahannya sementara Mira fokus membaca buku di tangan kiri dan kotak susu ditangan kanannya.
Airin merasa Hana sudah habis dicabik-cabik olehnya, kini mengalihkan perhatiannya kepada Mira.
"Mira baca apaan?"
"Manga." Jawab Mira datar.
"Hah? Manga apaan?"
"Manga Isekai." Mira tetap menjawab dengan nada datar.
Airin melambaikan tangannya. "Maksudku, manga itu apa artinya?"
Barulah Mira mengangkat wajahnya. Dia menunjukkan buku bergambar yang dibacanya. "Ini, komik Jepang."
Hana juga memperhatikan buku Mira. Dia menyipitkan matanya, memberi Mira tatapan mengejek. Hana bertekad membalas dendam atas ejekan Mira sebelumnya.
"Kukira baca buku pelajaran, ternyata baca komik."
Belum sempat Mira membela diri, Airin sudah mendahuluinya.
"Liat deh ini karakternya, masa badannya berotot tapi mukanya imut? Haha, ternyata selera Mira kayak gini!"
Sekarang gantian Airin dan Hana yang menertawakannya.
Mira menggertakkan giginya dan berbalik, pura-pura merajuk.
Selesai tertawa, tiba-tiba Hana merasa bersalah.
Hening beberapa saat, Hana kemudian mengingat kata-kata Reiki kemarin soal request cosplay. Sebenarnya dia tidak terlalu mengerti apa maksudnya saat itu.
"Mira, kamu tau cosplay itu apa?"
"Tau, main kostum. Kamu pake kostum Hero laba-laba trus bergaya kayak karakter itu, nah berarti kamu lagi cosplay Hero laba-laba."
"Oh."
Hana berpikir lagi. Mengingat-ingat apakah dia memiliki karakter atau kesukaan tertentu.
Rupanya Airin tahu apa yang dipikirkan oleh Hana. Dia segera menyiramkan air dingin dengan berkata, "nggak usah dikhayalkan. Toh kamu lagi nggak punya uang. Kalo minta pacar rental buat cosplay, biaya sewa kostum bakal dibebankan ke kamu."
Hana meringis sambil menyentuh dadanya. "Aku tahu, Rin. Tapi bisa nggak jangan diingetin kalo aku lagi nggak punya uang?"
"Oh, oke."
_____
*) Tsundere adalah istilah bahasa Jepang mengenai proses pengembangan karakter yang menggambarkan perubahan sikap seseorang yang awalnya dingin dan bahkan kasar terhadap orang lain sebelum perlahan-lahan menunjukkan sisi hangatnya.

Komento sa Aklat (223)

  • avatar
    UrielaYin

    I like this one. I just hope it can have an English version. Yay! 😍 So much love. 😍

    20/06/2022

      1
  • avatar
    eyeblur

    loveee

    23d

      0
  • avatar
    putrishahira

    sangat bagus sekali untuk kamu yg ingin menghasilkan uang secara baca

    27d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata