logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 7 Meminta Bantuan

Beberapa hari yang lalu sebelum Daniel liburan ke rumah temannya. Saat itu tepatnya pada siang hari di kediamannya. Daniel sedang mengikuti sebuah forum di web gelap karena dirinya sedang dalam keadaan tidak baik dan mencoba untuk membeli sesuatu hingga akhirnya dirinya mendapatkan informasi itu kemudian dirinya dive ke situs tersebut. Di saat yang bersamaan, dirinya sedang mengalami serangan panik dan itu membuat dirinya semakin merasakan tekanan yang amat sangat menyiksa. Tidak lama kemudian seseorang menirimkan sebuah pesan ke akun anonim miliknya. Daniel dengan cepat meresponnya dan dari sana lah semuanya berawal. Kali ini dirinya yang sudah berada di luar dan bergegas pergi ke rumahnya. Dalam perjalanannya ke sana, dirinya hendak tertabrak mobil karena terburu-buru. Sampai pada akhirnya dirinya sampai di depan rumahnya dan mulai memasukinya. Tubuhnya yang terasa lelah kemudian membuatnya berbaring di sofa dan kemudian melihat ponselnya.
Malam ini di kediaman Sena. Dirinya yang sedang berada di kamar mandi dan menyaksikan keanehan yang terjadi di sana tepat di depan matanya. Sena berteriak dengan keras namun suaranya tidak terdengar ke luar dan dirinya yang kemudian melihat sosok menyeramkan tepat di depan wajahnya dengan berlumuran darah. Sena terus berteriak hingga akhirnya dirinya tidak sadarkan diri. Ke esokan paginya, keran air memenuhi ruang kamar mandi dan mejadikannya banjir. Tidak lama kemudian, temannya yang bernama Loli datang ke rumahnya Sena. Melihat temannya yang belum juga membukakan pintunya, akhirnya dirinya mencoba menemui penjaga apartemena dan kemudian mengatan hal tersebut kepadanya. Penjaga itu kemudian bertemu dengan perwakilan penghuni dan dirinya langsung membuka pintu apartemen tersebut. Tidak lama kemudian, mereka bertiga terkejut dengan apa yang di lihat oleh mereka. Di dalam sana sudah banjir walau hanya di kamar mandi saja. Air memenuhi ruangan karena keran kamar mandi terus terbuka dan itu menyebabkan air terus mengalir. Mereka bertiga melihat Sena yang terbaring tidak sadarkan diri di kamar mandi. Lalu, mereka membawanya ke rumah sakit.
“Apa yang terjadi? Sena! Bangun. Oh tuhan,” ucap Loli
“Sebaiknya kita membawanya dengan cepat ke rumah sakit.”
“Anda benar.”
Mereka kemudian membawanya dengan menggunakan ambulan. Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung memeriksanya di ruang pusat medis. Mereka yang melihatnya merasa khawatir terutama perwakilan penghuni. Dirinya terlihat lebih cemas di bandingkan dengan Loli yang merupakan temannya dan itu seketika membuat dirinya merasa aneh. Setelah dokter selesai memeriksanya, mereka berdua di suruh untuk menunggunya sadarkan diri. Loli kemudian melihat ke arah Sena dan sama sekali tidak terdapat luka. Dokter juga mengatakan tidak ada penyakit serius yang di deritanya. Tiga jam berlalu, akhirnya Sena sadar. Matanya mulai terbuka dan sekarang dirinya memandangi Loli dan juga perwakilan penghuni apartemen yang ada di depan matanya.
“Apa yang terjadi? Kenapa kalian semua?” ucap Sena dengan bingung.
“Kau pinsan di kamar mandi. Karena itu kami membawamu kemari,” ucap Loli
“Ah, aku baru ingat.”
“Apa yang terjdi? Kenapa kau seperti itu?” ucap ibu perwakilan penghuni apartemen kepada Sena dengan ekspresi yang seolah mengkhawatirkan dirinya. Sena kemudian menjawabnya dengan ramah.
“Saya sepertinya terpeleset.”
“Apa? sungguh?”
“Iya, tapi saya sudah tidak apa-apa jadi jangan seperti itu.”
“Syukurlah kalau begitu.”
Loli yang menyadari sesuatu karena dirinya memang orang yang cukup peka. Ibu perwakilan penghuni apartemen itu pun pergi dari rumah sakit karena dirinya harus menemui seseorang. Loli kemudian menatap wajah Sena dan dirinya bertanya kepadanya.
“Kau, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kau tidak seharusnya menyembunyikannya dariku,” ucap Loli
“Aku...melihat sosok mengerikan di hadapanku dan kemudian pinsan. Itulah yang ku ingat.”
“Apa? kau bercanda?”
“Aku tidak bercanda. Ini sungguhan. Sebelumnya darah muncul dari keran air dan juga langit-langit semuanya mengeluarkan darah yang segar dan juga semuanya menetes ke wajahku. Aku tidak tahu itu hanya halusinasi atau tidak. Namun, aku melihatnya dengan sungguh-sungguh.”
“Sosok macam apa yang kau lihat?”
“Perempuan. Iya itu lah mengerikan sekali. aku tidak pernah tahu kalau apartemen itu ada hantunya. Apa yang harus ku lakukan? Aku takut sekali,” ucap Sena dengan raut wajah yang terlihat penuh dengan kecemasan.
“Jangan khawatir. Untuk sementara bagaimana kalau kau tinggal di rumahku saja?”
“Apa itu tidak masalah?”
“Tidak apa-apa lagi pula hanya ada aku dan adik perempuanku.”
“Terimaksih.”
“Sebenarnya aku merasakan keanehan dari tadi.”
“Apa maksudmu?”
“Kenapa orang itu begitu cemas padamu? Apa salah satu kerabatmu?”
“Bukan. Ibu perwakilan penghuni hanya pemilik tempat itu bukan kerabatku.”
“Begitu rupanya.”
Setelah Sena sadar dan kemudian mereka berdua pergi ke rumahnya Loli. Sesampainya di sana, Sena merasakan sedikit trauma dengan kejadian yang menimpanya itu. Beberapa saat kemudian, Loli mendapatkan sebuah persan dari Chris dan dirinya kemudian menyarankan agar melenyapkan hantu tersebut. Melihat pesan yang tertulis itu, Loli kemudian membalasnya dengan mengatakan sesuatu kepada Chris. Sena yang terlihat masih merasakan ketakutan kemudian dirinya mencoba untuk membuatnya agar tidak terlalu memikirkan hal tersebut.
“Siapa itu?” tanya Sena.
“Oh ini Chris. Orang ini memberikan sebuah saran.”
“Apa katanya?”
“Kita harus memanggil paranormal untuk mengusir hantu tersebut.”
“Apa?”
“Ini memang terdengar masuk akal. Bagaimana menurutmu?”
“Aku setuju. Tapi, siapa?”
Loli kemudian menanyakan lagi kepada Chris mengenai paranormal. Dirinya dengan cepat membalas pesan dari Loli dan memberikan sebuah alamat rumah agar dirinya mendatangi tempat tersebut. Sebelumnya seseorang pernah memberitahu Chris mengenai agen pengusiran hantu dan kenalannya itu menggunakan agen jasa tersebut untuk menyelamatkan saudaranya yang selalu kerasukan roh jahat. Loli yang kemudian terdiam dengan apa yang di kirimkan oleh Chris dan langsung memperlihatkannya kepada Sena yang ada di depannya itu. mereka berdua kemudian mengangguk dan kemudian mencari alamat tersebut menggunakan internet map. Di hari yang sama tepatnya di kediaman Rebecca. Sekarang dirinya mulai pergi ke kampus dan sesampainya di sana, dirinya memasuki kelas untuk melaksanakan kelas hari ini. Ternyata hari ini profesornya datang lebih cepat dan kelas pun di mulai. 2 jam kemudian, kelas pun berakhir dan membuat dirinya pergi kemudian menuju ke tempat kerjanya yang tidak jauh dari sana.
“Rebecca,” ucap temannya.
“Ya?”
“Kau tidak akan ikut kumpul?”
“Tidak. Aku harus bekerja.”
“Oh iya, hati-hati.”
Temannya itu pun kemudian melihatnya pergi menuju ke tempat kerjanya dan kemudian dirinya juga pergi. Hari yang cukup cerah dan ini merupakan hari terbaik yang di alami oleh Rebecca. Sesampainya di tempat kerja, dirinya kemudian bersiap untuk pergantian dinas. Setelahnya dirinya mendapatkan pelanggan dan kemudian mulai meracik minumannya. Di kediaman Daniel. Dirinya yang baru saja terbangun kemudian melihat jam dan ternyata sudah hampir sore hari. Tidak lama kemudian dirinya pergi dari sofa dan menuju dapur untuk mengambil air minum. Wajahnya yang masih mengantuk membuatnya terlihat berantakan. Daniel membuka sebuah wadah obat dan kemudian mengambil salah satu obat dan langsung meminumnya saat itu juga. Kepalanya yang terasa pusing perlahan mulai membaik dan dirinya kemudian mulai mengerjakan proyeknya.
Saat ini Loli bersaama dengan Sena kemudian mendatangi sebuah rumah yang berada di distrik pusat kota bagian tenggara. Sesuai dengan alamat yang sebelumnya di berikan oleh Chris. Di depan mereka terlihat sebuah bangunan klasik namun sangat indah. Mereka berdua kemudian mengetuk pintunya dan masuk ke dalam kediaman tersebut. Begitu mereka masuk, rupanya di sana ada seorang wanita yang sedang duduk di kursinya dan kemudian melihat ke arah mereka berdua dengan ramah. Wanita tersebut kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk duduk di kursi dan mereka mulai membuka pembicaraan.
“Kami sebelumnya datang kemari untuk meminta bantuan sesuatu kepada anda. Saya Loli dan ini teman saya Sena,” ucap Loli dengan sopan.
“Baiklah salam kenal. Saya Bella sekertariat di sini. Bisa katakan apa yang kalian perlukan?”
“Saya tinggal di sebuah apartemen dan tanpa saya sadari rupanya tempat itu ada hantunya. Karenanya saya merasa terganggu dan itu membuat saya tidak bisa menjalani hidup dengan nyaman.”
“Baiklah saya mengerti. Tunggu sebentar, ada seseorang yang akan bertemu dengan kalian berdua,” ucap Bella sambil beranjak dari tempat duduknya dan kemudian memanggil seseorang.
Dari atas tangga terlihat seorang gadis dengan penampilan yang menarik datang menghampiri mereka yang sedang duduk di depan meja panjang yang ada di dalam ruangan tersebut. Gadis itu kemudian tidak menghilangkan pandangannya dari mereka, lalu duduk di kursi utama. Mereka berdua yang melihatnya merasa terkagum akan karisma yang di miliki oleh perempuan tersebut. Dan pembicaraan pun di mulai kembali.
“Kalian memerlukan bantuanku?” ucap Griselda
“Iya.”
“Saya Griselda Nazareth pegawai di sini sekaligus seorang indigo. Senang bertemu dengan kalian berdua nona-nona,” ucap Griselda dengan senyuman yang menawan.
“Salam kenal.”
“Apa kalian ingin mengusirnya atau melenyapkannya?”
“Itu tentu saja melenyapkannya,” sahut Sena dengan tegas.
“Wow, anda memilih yang tepat.”
“Apa anda bisa melakukannya?”
“Tentu saja. Ini pekerjaanku.”
“Mohon bantuannya.”
Griselda yang mendengar seluruh cerita Sena dan mebuatnya merasakan dejavu untuk sesaat. Mereka berdua sebelumnya pernah bertemu dengan tidak sengaja dan kemudian keduanya baru saja menyadari akan hal itu dan mereka pun terkejut bukan main.
“Tunggu dulu, sepertinya saya pernah bertemu dengan anda tapi di mana,” ucap Griselda kepada Sena.
“Benar, saya juga merasa kita pernah bertemu sebelumnya. Tunggu tidak salah lagi. ketika malam itu,” sahut Sena.
“Ah, aku baru ingat. Anda benar malam itu.”
‘Dan saat itu, aku juga melihat sosoknya. Apartemen di lantai dua jendela lantai dua. Iya tidak salah lagi,’ batin Griselda.
“Tunggu sebentar, apartemen Sena memang terlihat berbeda dari apartemen pada umumnya. Di sana ada sebuah gerbang dan itu jika di lihat dari jauh tidak terlihat seperti apartemen jadi...” ucap Loli.
“Aku sudah tahu.”
“Eh?”
“Jangan mengkhawatirkan hal yang tidak akan membuat bencana. Ini akan menyenangkan,” ucap Griselda dengan senyuman ambigu.

Komento sa Aklat (34)

  • avatar
    atiqahnurul ainaa

    Sakit sihir

    02/07

      0
  • avatar
    Yanii Yanii

    Rebecca

    24/05

      0
  • avatar
    OriHansss

    mantap seru

    09/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata