logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

03

Keadaan sekolah mulai sepi ketika Kanaya keluar dari perpustakaan disusul Andika setengah meter di belakangnya, meninggalkan pintu yang kemudian dikunci rapat-rapat oleh pak Setoβ€”si penjaga perpus.
Kanaya mengantongi ponsel dan kabel headset pada saku rok abu-abunya, sesaat melamun selama berjalan bersama Andika dengan posisi depan-belakang. Menyusuri koridor demi koridor yang sepi.
Sikap aneh Andika tadi, yang membuat Kanaya berpikir. Sampai akhirnya..
"Kak Dika," merasa tidak enak hati, Kanaya dengan canggung menegok memanggil Andika. Seketika membuat cowok yang hanya asik menyimpan tangannya pada saku celana itu melangkah mensejajari Kanaya.
"Kenapa, Nay?"
Sejenak Kanaya menggigit bibir. "Makasih ya udah bangunin gue, kalo engga ada lo.. mungkin gue bisa dikunciin di perpus sama pak Seto, gara-gara gue tidurnya ngebo."
"Makanya, lain kali jangan pelor." merasa geli, cengiran kecil terbit di bibir Andika sembari mengusap-usap tengkuk. "..kurang-kurangin deh tuh kegalauan lo. Udah jaman now,"
"Yaa.. maklum lah kak, namanya juga luka baru, baru dilukain." Kanaya tersenyum kecut begitu terbayang wajah Irsyad saat mengatakan putus. "..buat nyembuhin sebuah luka ya butuh waktu, gak segampang kaya membalikkan telapak tangan."
"Emang lo cinta banget ya sama Irsyad?"
Kepo. Entah, rasanya Andika tidak bisa menahan pertanyaan itu untuk tidak terlontar dari bibirnya. Dan senyum Kanaya bertambah pedih akibatnya, hingga dia memilih untuk bungkam dan menatap ke bawah. Dimana sneakersnya melangkah.
Kanaya yakin, Andika pasti sudah tahu sendiri jawabannya.
"Gue juga masih heran, kenapa Irsyad bisa setega itu. Jadinya gue kasian si, liat elo-nya. Gak kebayang gimana rasanya disakitin orang tersayang."
"Emang kak Dika gak pernah pacaran?" Spontan saja, Kanaya mengangkat kepala dan menatap Andika, yang kemudian cowok itu mengeratkan pegangan pada tas punggungnya di pundak kiri, dan menggeleng dengan senyum geli.
Bibir Kanaya seketika berkedut.
"Pasti lo gak percaya kan, pasti lo mikir-mikir kan, kenapa cowok ganteng, keren, dan beken kaya gue ini belum pernah pacaran?"
"Yee.. pede banget," Kanaya tertawa.
"Emang cupu banget ya kalo gak pernah pacaran?"
Orang ganteng mah bebas! Tangan Kanaya langsung mengatup di mulut, padahal dia keceplosan dalam hati. Tiba-tiba saja Kanaya salah tingkah sendiri. Memang, paras Andika tidak kalah tampan dari Irsyad. Bahkan mungkin senyum Andika sedikit lebih manis.
"Ah, nggak kok, kak! Siapa bilang? Menurut gue si, cupu itu hanya untuk orang yang gak berani mengambil langkah. Peribahasanya kaya.. kalah sebelum bertanding.. gitu. Mau pacaran apa engga, ya itu hak setiap orang lah."
Andika manggut-manggut, ketika mereka menuruni anak tangga yang menikung itu. "Bener juga sih yang lo bilang. Dan lagian, hidup ini gak cuma diabisin buat pacaran kali. Emang, pacaran itu penjajakan, masa-masa buat kita mengenal lawan jenis, jatuh cinta. Tapi bagi gue masih banyak hal positif lain yang bisa dilakuin selain pacaran. Misalnya, fokus sama pendidikan dan masa depan, mencari jati diri."
"Tapi pandangan orang beda-beda ya, gak sedikit juga yang lebih fokus sama cinta. Dan, di usia labil kaya kita gini pasti banyak yang bilang 'kita gak bisa hidup tanpa cinta' makanya, banyak juga yang bunuh diri, setres karena gagal move on abis diputusin pacar. Menurut gue si, itu cuma orang-orang yang kurang paham sama definisi cinta yang sebenernya aja."
Tiba di anak tangga paling bawah, Kanaya speechless. Persis, langkah mereka terhenti. Sedikit tersinggung dengan kalimat terakhir, Kanaya langung menatap Andika lama, tentu tidak terima dengan sindiran itu.
"..karena tanpa cinta, gue gak mati ini." lanjut Andika, pelan.
"Emang definisi cinta menurut kak Dika apa? Kakak nyumpahin gue setres karena gak bisa move on?"
Andika berkacak pinggang lalu menarik napas sejenak. "Cinta? Bagi gue sih, cinta itu kaya.. keadaan dimana gue menomor-satukan perasaan orang yang gue sayang, apapun yang terjadi. Tanpa sedikitpun niat menyakiti, apalagi membuatnya terluka. Karena itu pantangan. Sakral."
"Dan gue gak nyumpahin elo setres, jangan sampe Nay, gue cuma pengen bilang sama lo. Putus adalah resiko yang harus diterima setiap orang yang pacaran. Lo boleh galau, tapi jangan keterusan. Karena, Irsyad gak bakalan balik sama lo. Gue ngomong gini bukan karena apa-apa juga, gue cuma.." sesaat tertunduk, Andika tersenyum pilu. "..gue paling anti liat cewek patah hati."
"Kak Dika kenapa?"
Teramat sulit bibirnya berucap, Andika lagi-lagi tersenyum. Pedih. Dan, kentara dari matanya, Andika sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Kanaya bisa tau itu.
"Eh, gue makin ngelantur kemana-mana ya ngomongnya?" Andika tertawa sumbang. "..sori ya kalo kesannya gue kaya SKSD sama lo.. sok akrab, atau menggurui elo. Gue gak maksud gimana-gimana kok. Oh ya, abis ini lo langsung balik.. kan?"
Baru saja ingin berucap, seseorang berteriak kencang dari kejauhan.
"Naya! Ya ampun lo kemana aja sih!"
Andika dan Kanaya langsung menengok, di mana di koridor kelas sepuluh itu Elsha berlari dengan terbirit-birit membawa dua tas. Satu di belakang punggung, satu lagi ditenteng. Napasnya menderu-deru saat sampai di depan Kanaya.
"Ehh.. ada kak Dika?"
"Nih, gue balik ama Elsha." Kanaya tersenyum tipis ke arah Andika, lalu mengambil alih tasnya dari Elsha. "..makasih ya udah dibawain hehe.. gue tadi gak sengaja ketiduran di perpus."
"Huuuuu! Enak banget idup lo bolos dua jam! Lah gue.. udah mau meledak aja ini kepala mikir sendiri."
Kanaya dan Andika tertawa geli. Memang, soal pelajaran Elsha selalu menggantungkan nasibnya pada Kanaya, apalagi pelajaran yang mengharuskan otak berpikir keras. Kimia, contohnya. Meskipun tidak begitu jenius, paling tidak Kanaya mahir dalam memahami soal.
Melangkah bertiga bersama Andika menuju parkiran, saat itu juga Elsha beberapa kali menyenggol lengan Kanaya karena kepo maksimal. Tapi Kanaya tidak mengindahkan dan menariknya untuk segera pulang.
Baru ketika selama perjalanan, Kanaya yang duduk di jok belakang motor matic Elsha akhirnya mau menceritakan perihal kronologi kebersamaannya dengan Andika. Setelah itu, sialnya Elsha langsung menggoda Kanaya habis-habisan, disela-sela ketawanya diterpa angin.
Berteman sejak MOS, persahabatan dua cewek itu sudah terasa layaknya saudara. Berangkat dan pulang sekolah bareng, Elsha dengan senang hati menjadi ojek Kanaya karena rumah mereka searah.
"Makasih ya!" ujar Kanaya sambil beranjak turun dari Scoopy hitam itu, lalu melepas helm. "..mau mampir dulu gak? Minum-minum bentar.."
"Aelaah Naya.. Naya.. lo kaya ama siapa aja, bilang makasih segala." Elsha berdecak dengan kekehan kecil. "..gak usah, gue mau langsung cabut aja, gue ada janji ama nyokap. Yaudah gue duluan ya! Bye!"
"Ati-ati! Jangan balap!"
"Iye!"
Mereka berpisah di depan pagar rumah Kanaya, Elsha segera melesat pulang, meninggalkan Kanaya yang berjalan masuk ke halaman rumah. Selalu sepi dan hening, hanya itu yang menyambut Kanaya ketika membuka pintu kayu jati tersebut.
"Assalamualaikum.." gumam Kanaya sambil menutup pintu. Guru agama SMPnya yang bilang, setiap masuk rumah ada baiknya berucap salam meskipun tidak ada orang. Dan dia mempraktikkannya sampai sekarang.
Sebelum ataupun setelah ayahanda Kanaya menikah lagi, tidak ada yang berubah dalam hidup Kanaya. Masih sama, pulang sekolah dia selalu kesepian karena mamanya selalu sibuk dan sering pulang malem.
Hari Minggu, itu baru free.
Nasib anak tunggal.
Dengan perut berbunyi, Kanaya berjalan gontai ke kamarnya dan melempar tas ke sembarang arah. Baru aja mendudukkan pantat di tepi tempat tidur, ponselnya berdering.
udah pulang?
Pesan WA dari Irsyad. Membuat alis Kanaya terangkat saat membacanya.
udh kak, knp?
Kanaya juga bingung, kenapa Irsyad masih menghubunginya lagi, padahal keduanya sudah resmi putus. Tapi, tak bisa dipungkiri Kanaya sekarang masih deg-deg-ser walaupun hanya sebatas berkirim pesan seperti itu.
gue ke rumah lo ya? lo pasti belum makan kan? gue udah beliin ketoprak kesukaan lo nih
Kebiasaan itu, seakan napas Kanaya tercekat karenanya. Irsyad tau, di rumah Kanaya tidak ada pembantu. Di sisi lain, Kanaya juga tidak bisa memasak kecuali telur ceplok, mi instant, atau paling banter pasta la fonte. Maka dari itu, ketika masih pacaran dulu Irsyad sering ngapel sambil bawa makanan, atau tidak jarang pula mengajak makan di luar.
"Tapi sekarang, gue takut baper." Kanaya mengatupkan bibir rapat-rapat, menatap layar ponselnya enggan mengetikkan balasan. Hingga dua menit berlalu, Irsyad kembali mengirim pesan singkat padanya.
putus hubungan bukan berarti putus tali silaturahim. gue kan udah bilang kemarin, kita lebih cocok kaka-ade-an. jadi, anggep aja mulai sekarang gue abang lo
Kanaya mendelik melihat serentetan kalimat itu. "Apa? Kaka-ade? Kak Icad beneran niat mau nyiksa gue ini?"
Tanpa aba-aba, satu bulir cairan seketika lolos begitu saja keluar dari sudut mata Kanaya. Sebagai tuntutan perasaan sesak dalam dada. Tidak paham dengan jalan pikiran Irsyad yang kurang peka, kalau perasaan Kanaya masih ngestuck sama dia.
dahlia ga bakalan marah, dia bisa ngerti
Belum sempat membalas, Irsyad lebih cepat mengirim pesan, lagi. Kanaya sudah beberapa kali meghapus basah di pipinya, tapi kristal bening itu masih tidak mau berhenti juga.
"Gue tuh masih sayang sama elo, kak. Lo nyadar gak sih!"
Diputusin secara sepihak, dan kini masih mau mendekat. Lalu, Kanaya bisa apa kalau seperti itu? Apakah menjadi orang munafik? Yang pura-pura baik-baik saja padahal hati sedang terluka? Jadi, Kanaya harus tersenyum dibalik sakit hatinya?
yaudah, gue otw
Pesan ke-lima dari Irsyad. Setelah dia melihat dua centang biru nongol di tampilan chat WAnya dan Kanaya masih tak kunjung membalas. Hingga sedetik kemudian, Kanaya pasrah.
terserah kakak deh
Tidak memperdulikan perasaannya, yang mungkin akan lebih hancur nanti, Kanaya buru-buru ganti pakaian. Kaos gombrang dan rok denim sedengkul, dengan rambut diikat cepol. Menyisakan beberapa helai yang jatuh di dekat telinga, Kanaya sudah terlihat manis.
"Siang dek!"
Tak ada sepuluh menit, Irsyad yang berbalut kaos santai dan celana jogger, lengkap dengan sendal hiking hitam-merah yang macho itu sudah nongol dengan berkendara sepeda.
Yah, beneran dipanggil ade..
Dulunya sayang sekarang jadi ade, nyeseknya pake banget.
Kanaya baru semenit lalu menunggu di sofa yang ada di teras. Irsyad menyambar kantong keresek hitam dari keranjang sepeda itu dan berlari kecil mendekatinya.
"Maaf ya kak jadi ngerepotin,"
Sebisa mungkin Kanaya terlihat baik-baik saja, meskipun batin tersiksa, saat Irsyad tersenyum tipis sambil mengulurkan tangan, dan kebiasaan itu masih ada. Kanaya cium tangan.
"Lo gak pernah ngerepotin gue kok,"
Mengangguk pelan, Kanaya susah payah menetralisir gemuruh yang mendesir dalam dadanya. Apalagi ketika duduk berhadapan dengan Irsyad yang kemudian memberikan satu bungkus ketoprak itu untuknya.
"Makasih ya kak, padahal.. gak semestinya lo ngelakuin kaya gini lagi. Status kita kan udah mantan,"
Perih. Sampai Kanaya tak berani menatap mata elang itu lagi. Dan sepertinya, Irsyad mengetahui. Hingga niatnya membuka karet bungkus ketoprak itu terurung, dia menatap Kanaya yang menunduk.
Sepersekian detik, hening. Mereka saling bungkam, diam seribu bahasa.
"Maafin gue, Nay.. gue pasti udah nyakitin hati lo. Sebenernya, pas ulang tahun gue kemarin, gue gak tega bilang kaya gitu sama lo. Tapi gue gak bisa terus-terusan boongin elo, boongin perasaan gue sendiri, kalo.. sayang gue ke elo.. udah berubah. Maafin gue,"
Dan, Kanaya memang tidak pandai beracting. Hingga kini air matanya sudah menetes lagi dari pelupuk, dan menuruni pipi dengan cepat. Irsyad sudah mengambil hatinya, Irsyad juga yang sudah menjadikannya kelabu. Kanaya membenci rasa itu.
"Nay.. sekali lagi gue minta maaf,"
Irsyad sudah mulai tidak enak, melihat bahu Kanaya bergetar. Sambil tangannya mengatup di mulut, membungkam tangisnya. Sejurus kemudian, tau-tau Irsyad sudah mendekap Kanaya erat.
"Cari pengganti gue, Nay."

Komento sa Aklat (66)

  • avatar

    ceritanya bagus kak !!! di tingkatkan lagi kak πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻 semangat buat ceritanya kak πŸ˜‰πŸ˜‰

    26/01/2022

    Β Β 3
  • avatar
    HasyimMUHAMAD

    sangat baik untuk dibaca

    29d

    Β Β 0
  • avatar
    AhmadNayip

    bagus

    13/08

    Β Β 0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata