logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Hati Yang Sakit

Bab 7. Hati yang Sakit
Selamat Membaca
Hati Salwa terlanjur sakit. Ibarat botol kaca yang retak, walaupun sudah dilem tetap meninggalkan bekasnya.
Faqih kembali menuju lokasi syuting. Di lokasi syuting terdengar produser dan sutradara membicarakan Faqih sebagai pendatang baru berbakat. Kehadiran sosok Faqih dan Salwa seperti angin segar untuk dunia perfilman. Itu membuat hati Kevin panas, karena cemburu atau takut posisinya tergeser oleh Faqih . Namun, Kevin tetap memperlihatkan kualitas aktingnya sebagai aktor terkenal. Syuting selesai tengah malam. Kevin segera pulang untuk istirahat, karena besok ia akan kembali berakting lagi.
***
"Pagi, Sayang," sapa Kevin yang baru datang di rumah Salwa.
"Ayah," balas Amara dan Ammar menyambut kedatangan Kevin pagi ini. Kedatangan Kevin membuat Senja kaget. Ia jadi berpikir apa rencana kedangan Kevin pagi ini.
"Kalian, mau pergi sekolah? Ayok, ayah antar," ujar Kevin .
Pagi ini si kembar akan pergi sekolah diantar Salwa . Mereka pergi bareng Faqih yang membawa mobil pergi ke lokasi syuting. Salwa berencana menunggu anaknya di sekolah, habis itu ia baru ke lokasi syuting.
"Beneran, Yah? Asyik!" teriak Amara dan Ammar . Setelah Kevin meyakinkan mereka. Kevin membukakan pintu mobil untuk si kembar. Si kembar masuk ke dalam mobil. Di sini Kevin kembali membuat Senja bingung.
"Salwa , apa kamu lebih memilih pergi bersama pria itu dibanding pergi bersama Amara dan Ammar ?" tanya Kevin yang sudah membukakan pintu mobil.
Salwa terpaksa naik mobil Kevin , karena kedua buah hatinya di mobil Zayn. Faqih diminta Salwa pergi duluan ke lokasi syuting.
"Apa kalian senang diantar ayah dan bunda pergi sekolah?" tanya Kevin sambil melirik si kembar dari cermin mobil.
"Senang banget," jawab si kembar serentak.
"Apa kalian mau ayah antar sekolah setiap hari?" tanya Kevin sambil melirik Salwa .
"Kevin , jangan mengatakan hal yang tidak bisa kamu lakukan. Kasihan mereka kalau berharap," timpal Salwa .
"Apa kamu yang tidak suka aku melakukan itu juga, karena takut tidak bisa berduaan dengan pria muda itu?" tanya Kevin menyindir Salwa .
"Kevin , jangan bicara seperti itu di depan anak-anak." Senja marah mendengar pertanyaan Kevin .
Hari ini Amara dan Ammar bahagia karena diantar sekolah oleh ayah dan bundanya. Ini pertama kali ayah mereka mengantar sekolah.
"Tunggu, Kevin . Jangan sampai rahasia yang kamu tutupi selama ini terbongkar. Aku tidak mau anak-anak jadi sasaran para wartawan," ujar Senja di mobil teringat perihal rahasia yang ditutupi Kevin . Pasti banyak yang ingin tahu kehidupan seorang aktor terkenal, apalagi ia mengaku belum menikah. Bisa jadi berita besar apabila rahasianya yang ditutupinya selama ini terbongkar.
Sesampai di sekolah Amara dan Ammar , hanya Salwa yang keluar dari mobil, lalu menghantarkan si kembar ke dalam sekolah. Kevin terpaksa diam di mobil, karena tidak mau dilihat orang lain. Ia terpaksa berbohong memberi alasan pada si kembar.
"Kevin , kamu bisa pergi, biar aku yang menemani Amara dan Ammar ," ujar Salwa pada Kevin karena melihat Kevin masih di sana.
"Aku juga mau menemani mereka," balas Kevin .
"Menemani seperti apa bila kamu hanya bisa bersembunyi di mobil. Lebih baik kamu pergi sebelum ada yang mengenalimu," ujar Salwa dari kaca mobil. tidak mendengar saran Salwa , ia tetap memilih menunggu di sana.
"Salwa masuk! Apa kamu memilih berdiri di sana daripada duduk di mobil?" ujar Kevin yang membukakan pintu mobil.
Salwa terpaksa kembali masuk ke mobil. Dari dulu berhadapan dengan Kevin , ia selalu dibuat mengalah.
"Salwa , cerita kamu bagus. Sejak kapan kamu hobi menulis?" tanya Kevin di mobil.
"Makasih. Sejak semua orang tidak menganggapku," balas Salwa . Kalimat Salwa membuat hati Kevin berdesir.
"Salwa , apa aku oleh tahu kenapa kamu belum mengajukan untuk berpisah perceraian dengan ku? Padahal dulu kamu yang meminta berpisah?" tanya Kevin pada Salwa . Pertanyaan Kevin seperti kilatan petir di siang bolong bagi Salwa .
"Aku belum ada waktu. Kamu atau pengacaramu bisa mengajukannya duluan. Tenang, aku tidak akan mempersulit urusannya. Asalkan kamu tidak mempermasalahkan hak asuh anak," jawab Salwa.
"Bukankah hak asuh anak lebih baik jatuh padaku. Itu akan membuatmu tidak perlu mengurus Amara dan Ammar serta bisa selalu berduaan dengan pria muda itu," ujar Kevin menatap Salwa dan tatapan mereka bertemu.Kalimat yang dilontarkan Kevin kembali menusuk ke relung hati Salwa .
"Apa nilaiku selalu buruk di matamu?" tanya Salwa dengan mata mengembun, lalu menoleh ke kaca jendela mobil.
"Sorry," ujar Kevin ketika melihat mata Salwa mengembun. Kemudian, hening dan tidak ada pembicaraan lagi yang terjadi di antara mereka.
Sewaktu jam istirahat Salwa pergi melihat si kembar. Amara bahagia melihat kedua buah hatinya pandai bergaul dan asyik bermain dengan teman-temannya. Pukul 11.00 WIB bel pulang berbunyi, waktunya si kembar pulang.
"Ayah, masih di sini?" tanya Ammar ketika sudah masuk ke mobil. Ia kaget melihat Kevin menunggu mereka pulang. Ini pertama kali Amara dan Ammar bisa bersama ibu dan ayahnya.
"Apa kalian senang ? Kalau iya, gimana kalau kita lanjut pergi makan?" tanya Kevin . Si kembar mengiyakan dan bersorak kegirangan.
"Tenang, aku tahu tempat yang nyaman untuk kita," ujar Kevin pada Salwa yang khawatir kebersamaan mereka dilihat orang lain.
Kevin bahagia melihat anaknya bahagia. Ini pertama kali ia bisa jalan bareng Salwa dan anak mereka, karena biasanya Salwa tidak mau bertemu dengannya lagi semenjak mereka berpisah.
Mobil Kevin melaju dengan kecepata rata-rata di jalanan ibukota yang padat kendaraan. Sekali-kali mobil terjebak kemacetan. Kevin berniat mengajak si kembar dan Senja ke kafe Rio, karena itu tempat yang sangat aman bagi mereka.
"Silakan, Pangeran dan Tuan Putri," ujar Kevin membukakan pintu untuk Amara dan Ammar .
"Makasih, Raja," jawab si kembar, lalu terkekeh.
Sewaktu keluar dari mobil tidak lupa Kevin mengenakan kacamatan hitam agar tidak dikenali. Ia melangkah masuk ke kafe sambil menggandeng tangan si kembar. Sementara, Salwa mengikuti dari belakang.
"Hai, Bro. Dengan siapa, nih?" tanya Rio yang melihat kedatangan Kevin .
"Boleh gue masuk dulu, nggak?" tanya Kevin . Kevin memilih duduk di ruang VIP. Rio mempersilakan Kevin masuk. Doni kaget ketika melihat Senja juga bersama Kevin .
"Jadi, ini si kembar Amara dan Ammar?" ujar Rio mengenali kedua bocah itu setelah melihat Senja. Kedua bocah itu takzim pada Rio.
"Apa ini merupakan berita bahagia?" tanya Doni melirik sambil tersenyum pada Kevin dan Salwa.
"Enggak," jawab Salwa dan Kevin kompakkan.
"Cie, seperti biasa kompakkan, nie," ledek Rio.
"Brisik!" balas Kevin dan Salwa kompakkan lagi. Rio malah tertawa terbahak melihat kekompakkan mereka.
"Tenang, jangan marah. Hari ini kalian bisa pesan makanan sesuka kalian. Gratis! Anggap ini ungkapan bahagia dari seorang sahabat," ujar Rio.
"Asyik!" teriak si kembar.
Sementara di lokasi syuting, Faqih kurang konsentrasi akting, karena khawatir Salwa sedang bersama Kevin.
Bersambung

Komento sa Aklat (42)

  • avatar
    EdiCarlos simbolon

    bgs

    8d

      0
  • avatar
    ElepJumani

    saya suka

    30/05/2022

      0
  • avatar
    Muhammad R

    asd

    15/05/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata