logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Kemunculan Faqih

Selamat Membaca
"Faqih , please ... mau, ya. Tadi Richard menelepon dan memintaku untuk mengajakmu ke lokasi syuting." Salwa lagi membujuk Faqih untuk ikut dengannya ke lokasi syuting.
Tadi pagi Richard sang produser film menelepon dan meminta Salwa untuk mengajak Faqih ke lokasi syuting. Salwa tertarik setelah melihat akting Faqih kemarin dan ia berniat menambah kemunculan Faqih di film Cinta Sejati yang diangkat dari novel karya Salwa Rahayu . Ini karena kemarin waktu ia mencoba mempromosikan proses penggarapan film di sosial media. Banyak netizen yang tertarik dan ingin tahu dengan sosok Faqih . Pemuda tampan dengan tubuh atletis dan sangat cocok memerankan peran anak sekolah di film itu.
"Maaf, Mbak Salwa. Sejak dulu aku sama sekali nggak tertarik jadi artis," balas Salwa.
"Iya aku ngerti, tapi ini untuk menolongku, Qih," ujar Salwa.
Salwa tidak menyerah dan membujuk Faqih dengan berbagai cara. Salwa beranggapan dengan ikutnya Faqih di sebuah film, itu bisa menolong memenuhi kebutuhan Faqih sehari-hari dan mana tahu ia juga bisa melanjutkan kuliahnya yang terhenti di tengah jalan.
Melihat Salwa tidak pantang menyerah membujuknya. Akhirnya Faqih yang menyerah dan menerima ajakan Salwa. Ia juga berpikir dengan tawaran itu, barangkali ia bisa hidup mandiri dan tidak menyusahkan Pak Darman lagi.
"Oke deh, aku siap-siap dulu," ujar Faqih , lalu balik ke rumah Pak Darman. Mereka tadi ngobrol di teras rumah Salwa.
Salwa senang Faqih mau diajak dan ia pun segera bersiap-siap untuk pergi. Pagi ini si kembar sudah pergi sekolah ditemani Bi Jum karena Salwa akan pergi. Biasanya ia yang mengantar dan menunggu anaknya di sekolah.
Setelah selesai bersiap, Salwa dan Faqih menuju lokasi syuting Film.
***
"Hai, Salwa, Faqih," sapa Richard.
Di lokasi, Richard menyambut kedatangan Salwa
dan Faqih . Selain tertarik dengan akting Faqih kemarin, Richard juga terlihat tertarik dengan sang penulis novel, makanya ia mengajak Salwa dalam proses penggarapan film.
"Hai juga, Pak Produser. Oh ya, ini aku datang bersama Faqih. Ada perlu apa, nih, Pak Produser dengan Faqih ?" tanya Salwa pada Richard.
"Kalau begitu, ayok, kita cari teman yang nyaman dulu untuk ngobrol," ajak Richard.
Richard mengajak Salwa dan Faqih mencari tempat duduk. Kebetulan hari ini lokasinya di Garden Kafe. Setelah menemukan tempat duduk yang cocok untuk bicara, Richard pun memulai pembicaraan.
"Aku to the point, aja, ya. Kemarin aku mulai mempromosikan proses penggarapan film di sosial media. Ternyata banyak netizen yang tertarik dengan kemunculan sosok Faqih . Dengan alasan itu, aku ingin menambah akting Faqih di film ini," jelas Richard .
Salwa senang mendengar kabar itu, tetapi ia menyerahkan keputusannya pada Faqih . Jawaban yang diberikan Salwa menanggapi penjelasan dari Dimas sang produser.
"Gimana Faqih , mau? Mau aja, ya. Ini peluang besar untuk masa depanmu. Aku lihat kamu berbakat di sini," ujar Richard pada Faqih.
Faqih belum menanggapi ucapan Richard tadi. Ia kelihatannya sedang berpikir.
"Mau ya, Qih," bujuk Salwa melihat Faqih masih ragu. Melihat Salwa berharap dan mendukungnya, Faqih pun mengangguk.
"Apa ini artinya setuju?" tanya Richard sambil menyodorkan telapak tangannya ke arah Faqih .
"Setuju," ucap Faqih sambil menerima jabatan tangan Richard . Salwa bahagia menyaksikan hal itu.
"Jadi, tidak perlu membuang waktu, nanti kamu tinggal baca dan tanda tangan kontrak yang udah kubuat. Jangan lupa baca naskahnya.Jadi, besok langsung syuting," ujar Richard.
"Wah, gercep banget produser kita satu ini," sahut Salwa.
"Iya, donk. Time is money," balas Richard tersenyum.
Setelah itu mereka kembali ke tempat syuting. Di sana Salwa melihat Kevin yang sedang berakting. Untuk kali ini Salwa tidak ada protes dan mengakui akting Kevin sempurna.
"Waktunya break!" teriak sutradara mengakhir akting karena hari sudah tengah hari. Waktunya makan siang dan salat Zuhur.
Di lokasi syuting sudah disediakan nasi kotak untuk para artis pendukung film dan juga para kru. Namun, Dimas mengajak Salwa, Faqih, Kevin dan Annetha artis pemeran utama wanita untuk makan bersama di kafe.
"Wah, jadi ini Salwa Rahayu penulis novel terkenal itu. Senang bisa bertemu, aku suka semua karya, Mbak. Senang banget bisa menjadi tokoh di cerita itu," ujar Annetha yang pertama kali bertemu Senja.
"Alhamdulillah, aku juga bahagia Annetha Sandrina seorang aktris yang tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya mau berperan di film ini. Aku sudah lama menjadi fans Mbak Annetha ," balas Salwa.
Annetha pun memeluk Salwa yang duduk di sebelahnya, karena senang sekali. Kemudian, mereka mulai menikmati makanan yang sudah disajikan oleh pelayan kafe.
"Oh ya, Salwa. Amara dan Ammar mana? Kok nggak diajakin ke sini?" tanya Richard ketika mereka sudah selesai makan.
Uhuk. Mendengar nama kedua anaknya disebut Richard , Kevin kaget.
"Oh, Amara dan Ammar tadi sekolah," jawab Salwa yang sempat melirik ke arah Kevin.
"Oh ya, kapan-kapan diajak, ya. Aku ingin kenalan. Kalau boleh aku juga mau main ke rumahmu," ujar Richard yang sejak kemarin sudah memperlihatkan ketertarikannya pada Salwa.
"Boleh, tapi, kan, sekarang Pak Richard lagi sibuk," balas Salwa. Salwa tidak bisa menolak begitu saja dan lebih memilih memberi alasan.
"Siapa bilang? Yang sibuk itu Kevin aktornya dan juga aktrisnya," sahut Richard sambil menepuk bahu Kevin .
"Bener, aktornya sibuk banget sampai nggak sempat memikirkan berkeluarga," sindir Salwa menanggapi ucapan Richard .
Uhuk. Kevin kembali terbatuk, karena mendengar perkataan Salwa.
"Bukannya nggak sempat, tapi lagi milih yang cocok dijadikan pasangan. Tapi, mana tahu sekarang pasangan di fim juga cocok di dunia nyata," sindir Richard pada Kevin , lalu tertawa. Richard yang malah menanggapi ucapan Senja.
"Siapa maksudnya, nih? Kalau Kevin enggak usah khawatir banyak aktris cantik suka padanya," balas Annetha menanggapi ucapan Richard.
"Alah itu cuma gosip. Oh ya, gue izin lanjut dulu, ya," ujar Kevin yang malas dibicarakan, apalagi ada Salwa di sana.
Setelah itu mereka bubar dari tempat duduk. Salwa dan Faqih memilih pergi salat Zuhur ke musala yang ada di sana. Setelah salat mereka kembali ke tempat lokasi. Faqih memperhatikan Kevin dan Annetha berakting.
Sorenya Salwa dan Faqih pamit pulang, sebab sikembar menunggu dan Faqih juga harus mempersiapkan diri untuk besok.
"Salwa!" panggil Kevin ketika Salwa mau masuk ke mobil.
"Salwa, aku nggak suka kamu terlibat di dunia hiburan ini," ujar Kevin .
"Maksud kamu?" tanya Salwa kurang mengerti kata-kata yang dilontarkan Kevin.
"Dunia ini kurang bagus untukmu dan juga nggak baik sering jalan dengan pria yang tidak ada ikatan."
"Tumben kamu segitu peduli denganku? Tapi sepertinya nggak perlu segitunya," balas Salwa , lalu masuk ke mobil. Sementara Faqih sudah menunggu di mobil.
"Tunggu, sebaiknya kamu lebih fokus mengurus anak kita. Untuk kebutuhan biar aku yang memenuhinya," ujar Kevin lagi.
"Makasih, nggak usah," balas Salwa , lalu masuk ke mobil. Mobil Senja yang disetir Faqih mulai meninggalkan lokasi syuting.
Di perjalanan mobil hening, tidak ada pembicaraan yang terjadi antara Faqih dan Salwa.
"Mbak Salwa apa kamu baik-baik saja?" tanya Faqih memecah keheningan.
"Oh, aku baik-baik saja," balas Salwa yang tadinya kaget dengan pertanyaan Faqih .
"Seperti kata Mbak Salwa kemarin. Kalau ada yang ingin diceritakan, Mbak juga bisa bercerita denganku," ujar Faqih.
"Ini seperti benang kusut untuk diceritakan. Aku lebih memilih benangnya dibuang," balas Salwa, lalu kembali menoleh ke kaca jendela mobil. Senja terganggu dengan kata-kata Kevin tadi. Tadi Kevin memang peduli padanya atau cuma tidak suka melihat Salwa maju darinya
Kevin menoleh ke arah Salwa sesaat, lalu ia kembali fokus menyetir mobil perjalanan menuju rumah.
Bersambung

Komento sa Aklat (42)

  • avatar
    EdiCarlos simbolon

    bgs

    8d

      0
  • avatar
    ElepJumani

    saya suka

    30/05/2022

      0
  • avatar
    Muhammad R

    asd

    15/05/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata