logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

EPISODE 7

Pagi ini media massa diramaikan oleh berita produk Luis Cosmetic yang mengandung bahan berbahaya. Dikabarkan salah satu produknya mengandung merkuri, sebuah logam berat yang berbahaya untuk tubuh. Secara medis, zat tersebut dapat bersifat racun meski dalam skala kecil. Mendengar kabar itu, Badra langsung terbang dari Jepang untuk memastikan kebenaran berita tersebut. Sesampainya dimarkas,Badra meminta setiap anggota Ghost Shadow yang terlibat di Luis Cosmetic untuk mengadakan rapat darurat.
Ini bukan kali pertama Badra menangani masalah seperti ini. Banyak para kompetitor dari Luis Group yang memakai cara-cara licik untuk menyingkirkan perusahan-perusahaan dibawah asuhannya. Sampai detik ini belum ada lawan yang sepadan untuknya. Badra selalu dapat menyelesaikan dengan cara yang elegan, beberapa kali ia juga terpaksa harus mengambil jalan kekerasan.
“Kami kehilangan banyak pelanggan,Pak. Beberapa investor mundur akibat masalah ini,”jawabnya.
“Apa dampak terburuknya?”
“Pemerintah pusat telah mengirimkan surat peringatan berisi keputusan akan mencabut izin usaha jika terbukti menyalahi aturan,” imbuhnya.
“Siapkan helikopter. Kita terbang ke Semarang.”
“Baik,Pak,”jawab ajudan bergerak cepat.
“Kosongkan semua toko! Kita lakukan investigasi.” Badra mulai bertindak. Semua bergerak sesuai tugasnya.
Badra bergegas menuju toko pertama ditemukannya produk yang bermasalah.
Jimy langsung menginformasikan kepada masing-masing kepala toko untuk mensterilkan toko guna melakukan penyelidikan. Beberapa pengurus perusahaan ikut dengan Badra. Sedangkan Jeki bertugas menghubungi anggota Ghost Shadow yang berada di badan POM untuk mengulur waktu konferensi pers.
Masih dalam perjalanan menuju Semarang. Situasi dalam pesawat cukup tegang. Kursi depan diisi oleh Badra dan pilot. Di kursi belakang ada Jimy dan dua orang pengawal. Beberapa anggota Ghost Shadow dan beberapa orang penting sudah menunggu di lokasi.
“Kita mulai dari toko yang menjadi awal dari permasalahan ini. Perintahkan untuk mengumpulkan para pegawai di satu ruangan, jangan biarkan ada satu pun yang keluar sampai investigasi selesai,”kata Badra.
“Baik,Pak,”jawab Jimy.
Toko yang terletak di kawasan Simpang Lima Semarang adalah yang pertama dilakukan investigasi. Satu sampel kosmetik yang bermasalah diperiksa. Secara kasat mata,tidak ada perbedaan yang mencolok dengan produk lainnya. Badra meminta Dr. Endra selaku insinyur produk untuk meneliti kembali produk tersebut. Proses pengecekan berjalan cukup singkat, tak lama kemudian hasilnyapun telah teridentifikasi. Produk positif mengandung merkuri.
“Inilah letak masalahnya. Ada seseorang yang menukar produk tersebut,”kata Badra. “Cek isi kamera CCTV yang ada di celah-celah etalase.”Badra meminta seluruh CCTV dicek satu per satu. “Cari sesuatu yang mencurigakan.”
"Lantas apa yang harus kita lakukan pak?" Jimy bertanya.
"Kau urus saja produk-produk yang bermasalah. Tarik semua. Biar aku yang urus si brengsek itu." ucap Badra penuh amarah.
"Baik pak"
Dua hari yang lalu
Seorang pegawai laki-laki dari Luis Cosmetic sedang menata produk di rak-rak penjualan. Pekerjaan itu rutin dilakukan oleh pegawai toko galery pemasaran Luis Cosmetic. Namun kali ini ada yang berbeda. Pegawai yang baru saja bekerja selama sembilan bulan menaruh produk yang ia ambil dari kantonhnya. Produk tersebut sangat mirip dengan produk asli milik Luis Cosmetic.
Satu hari kemudian setelah investigasi, Badra bersama Jeki pergi menemui direktur perusahaan Win Beauty. Sebuah perusahaan yang sama-
sama bergerak di bidang kecantikan. Belakangan diketahui perusahaan yang sempat berjaya itu mulai mengalami grafik penurunan yang signifikan. Banyak investor yang angkat kaki dan berpindah haluan ke perusahaan Luis Cosmetic. Kecirigaan Badra tertuju pada Win Beauty.
“Selamat datang,Tuan. Suatu kehormatan bagi kami kedatangan presiden perusahaan terbesar di Indonesia,” sambut Direktur Win Beauty.
“Tak perlu berlebihan. Kami tak akan lama,” ucap Badra. “Baiklah. Mari-mari, duduklah.”
Suasana cukup canggung dari awal pertemuan. Pertemuan ini bersifat pribadi, Badra meminta untuk berbicara empat mata. Permintaan itu diterima oleh direktur Win Beauty. Beberapa orang yang tak berkepentinganpun diminta untuk keluar ruangan, sementara Jeki bersiaga diluar ruangan. Tanpa basa-basi, Badra menyodorkan sebuah berkas yang sudah ia persiapkan. Satu hari sebelumnya Badra telah mengumpulka beberapa berkas penting terkait perusahan Win Beauty.
“Apa ini,Tuan?”
“Peningkatan investor Win Beauty dalam tiga hari terakhir. Grafiknya sungguh luar biasa,”ucap Badra.
Direktur Win Beauty tersenyum.
“Terima kasih, Tuan. Kinerja orang kami belakangan ini memang terlihat semakin baik.”
“Bukankah itu berbanding terbalik dengan penurunan yang dialami oleh Luis Cosmetic?” tanya Badra.
“Kalau masalah itu, kami kurang mengerti, Tuan.”
“Sepertinya butuh sedikit ancaman supaya Anda mengakuinya,” gertakBadra.
“Maksudnya? Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang Anda bicarakanTuan.”
Direktur Win Beauty tampak mulai menunjukkan bahasa tubuh yang tidak wajar. Sangat terlihat jika ada keterkaitan antara Win Beauty dengan masalah yang dialami oleh Luis Cosmetic. Badra sudah menduga sebelumnya, akan sangat mudah mengatasi perusahaan sekelas Win Beauty. Badra mengeluarkan sebuah foto dari balik jasnya. Ia letakkan foto tersebut diatas meja, tepat didepan Direktur WinBeauty. Tampak ekspresi yang tak biasa. Tatapan yang terlihat cemas dan beberapa kali menelan ludah menguatkan asumsi kalau dia memiliki keterlibatan dengan kasus Luis Cosmetic. Itu sudah cukup membuat Badra yakin.
“Kau mengenal orang tersebut?” Badra mulai menyerang.
“Tidak,Tuan.”
“Sebegitu banyakkah pegawai Anda,sampai Anda tidak mengenali wajah karyawan Anda?”
“Maksudnya?”
Badra mengeluarkan satu benda lagi dari balik jasnya, sebuah kartu anggota dari perusahaan Win Beauty.
“Salah seorang pegawai kami menjatuhkannya saat sedang menukar produk di dalam toko. Kami tak sebodoh itu. Tak ada satu sudutpun yang tidak kami ketahui. Pegawai tersebut resmi sebagai pegawai Luis Cosmetic,tapi ia memiliki dua kartu anggota dan salah satunya adalah kartu anggota Win Beauty. Sekarang saya meminta Anda untuk mengklarifikasi ini semua di depan media.” Situasi hening sejenak.
“Hahaha. Kau pikir semudah itu aku akan melakukannya?” Tiba-tiba sebuah pistol teracung di depan wajah Badra. “Sayang sekali,Luis Cosmetic akan hilang dalam hitungan jam saja. Hahaha! Aku memang telah mengirimkan orangku untuk rencana ini. Sayang sekali, usahamu tak akan berhasil.”
Badra tersenyum.
“Aku tahu kau tidak akan berani membunuhku sekarang.Tapi kami berbeda.”
Direktur Win Beauty menyadari ada sebuah laser sniper dari seberang gedung mengarah tepat dikepala sebelah kirinya.
“Aku tak perlu memaksamu untuk mengkuinya, karena semua kesaksianmu sudah cukup.” Badra mengeluarkan alat perekam yang diselipkan dibalik jasnya.
“Bedebahkau!” Direktur Win Beauty melepaskan tembakan ke wajah Badra.

Komento sa Aklat (171)

  • avatar
    SUPRIADICEPI

    Cerita yang banyak sekali dinamika yang terjadi dan ada inspirasi yang bisa kita ambil, Terimakasih kepada penulis sudah memberikan cerita yang kaya akan alur

    03/04/2022

      0
  • avatar
    francescaFioren

    ceritanya sangat menarik, ceritanya mudah di pahami, banyak pesan moral, wajar ratingnya tinggi, cerita alurnya sangat menarik, sangat bagus cerita nya, saya akan memberi tau temen saya untuk ikut melihat cerita/novel ini

    02/03/2022

      8
  • avatar

    Novel yang menceritakan kisah yang sangat menarik. Alur ceritanya sangat mudah dipahami. Bahasa yang digunakanpun mudah dicerna dan dimengerti. Bravo buat sang penulis.

    28/02/2022

      4
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata