logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

TANDA SERU

Berakhir dirumah Se Yoon Noona. Jung Jae Ha membawa Ahn Se Jong ketempat ini untuk memulai perbincangan. Kedapatan pemilik rumah yang masih menggunakan piyama tidur dan menyambut kedatangan mereka. Jung Jae Ha seketika langsung melepaskan jaket dan kemudian menanggalkannya dibadan wanita itu. Ahn Se Jong masih berdiri kebingungan melihat tingkah kedua orang yang ada didepannya.
"Se Yoona~ Maaf aku pergi pagi-pagi sekali tadi. Kamu masih lelah karena semalam menjagaku bukan? Istirahatlah! Aku akan berbicara sebentar dengan orang ini. Setelah itu aku akan memasak sarapan untukmu." Tersenyum sambil mengusap kepala wanita yang ada dihadapannya dengan sangat mesra.
Tidak ada sepatah katapun yang terucap dari wanita itu alias Se Yoon Noona. Namun wanita ini tersenyum kecil dan langsung memeluk sangat erat leher Jung Jae Ha. Ia-pun membenamkan wajah keleher Jung Jae Ha tepat di dekat telinganya. Jung Jae Ha balik memeluk erat tubuh Se Yoon Noona. Suara kecil berbisik ditelinganya.
"Apa peranku sebagai pacarmu kali ini?!" Suara kecil Se Yoon Noona.
"Baiklah, aku tidak akan berbicang lama dengannya. Jadi tunggulah dikamar." Balas Jung Jae Ha memakai intonasi biasa namun bertolak belakang dengan pertanyaan Se Yoon Noona.
Ahn Se Jong sebagai pengamat merasa geram atas tontonan tidak senonoh dihadapan matanya, begitulah menurutnya. Dia-pun berpura-pura batuk dibelakang mereka, bukan ingin disuguhkan air minum atau semacamnya. Dia berusaha memberikan kode pada Jung Jae Ha agar berhenti mengulur waktu. Lalu Jung Jae Ha memahami maksud kode dari pria dibelakangnya dan melepas pelukan Se Yoon Noona.
Wanita itu masuk kedalam kamar sedangkan Jung Jae Ha menuntun pria dibelakangnya sampai keteras belakang. Terdapat dua bangku minimalis dan rumah kaca kecil dengan gantungan beberapa pot bunga dihadapan mereka. Jung Jae Ha mendahului duduk sembari menyalakan pematik untuk menyunutkan rokoknya. Kemudian menghembuskan asap kelangit-langit beserta beban pikirannya. Ia menaruh bungkus rokok beserta pematik dimeja samping, tersisa dua batang rokok lagi.
Ahn Se Jong masih berada dijalur aman. Ia duduk menghembuskan napas berat disamping Jung Jae Ha dan mengambil sebatang rokoknya. Hampir bebepa menit mereka diam satu sama lain sambil menghisap rokok. Sampai waktunya tiba Ahn Se Jong melempar pertayaan pertama.
"Aku ingin memastikan sesuatu padamu dulu sebelum ke pembahasan utama. Jung Jae Ha, Apa kau masih mengingatku?" Ucap Ahn Se Jong dengan hembusan asap rokok sambil menatap pemandangan rumah kaca didepan.
"Apa orang sepertimu ingin diingat olehku? Bahkan aku tidak mengingat siapa saja yang sudah menjadi pelanggan malamku. Tapi satu hal, aku belum pernah melayani pelanggan pria. Apa aku harus mencobanya denganmu?" Ucap Jung Jae Ha mendengus kecil diakhir perkataannya.
"Hahh...biarku ambil kesimpulannya. Jadi ternyata benar, kau bekerja pada pria tua bernama Norma itu?!" Lirik Ahn Se Jong untuk memastikan ekspresi wajah pria disampingnya.
"Pfft...benar-benar sudah gak waras. Sialan, umpan busuk." Namun Jung Jae Ha merasa lucu karena sesuatu lainnya. Sesuatu yang terlintas dibenaknya.
" Fuuhh...Dilihat dari responmu memang lebih baik langsung ke intinya saja. Apa permasalahanmu dengan pria tua itu?" Menghembus kuat asap rokok yang dihisapnya. Juga menekan dalam pertanyaannya.
"Apa sekarang kau juga tertarik dengan permasalah orang lain? Kali ini biar ku perjelas, aku sama sekali tidak ingin membicarakan kehidupanku dengan orang sepertimu. Jika kau merasa marah karena kejadian kemarin. Bukankah kau bisa menuntut pria tua itu dengan pengacaramu?! Itu lebih cepat terselesaikan daripada berbincang dengan orang sepertiku." Menggulirkan bola mata keujung matanya untuk melirik kearah pria disampingnya sambil menyeringai kecil. Suara yang Ia lontarkan sedikit lebih berat daripada biasanya.
"Itu memang benar. Aku bisa saja menyeret pria tua itu juga orang-orang dibelakangnya. Tapi pengacaraku memilih untuk memisahkan permasalahan ini dengan kejadian kemarin. Kenapa? Karena dia bilang tidak ingin melibatkan orang-orangnya lebih jauh. Aku tidak tahu mengapa Tuan Sung membiarkan orang sepertimu." Akhirnya kedua mata mereka saling bertemu satu sama lain. Ahn Se Jong melempar balik garis seringai bibir dan mengerutkan dahinya.
"Benar, memangnya siapa aku? Kalau begitu, kau saja yang menyeretku. Jika kau menyeretku, pria tua itu tidak akan mengejarku lagi. Lalu orang-orangmu tidak akan pernah terlibat lagi dengan permasalahan orang asing sepertiku." Jung Jae Ha mengangkat sedikit dagunya sambil menghisap rokoknya. Bola matanya kini bergulir ke bawah menatap rendah pria dihadapannya.
"Orang asing?! Hah! Seharusnya kau memang seperti itu sampai sekarang. Aku tidak peduli tentang kehidupanmu dan pekerjaanmu. Tapi seharusnya kau tau batasan." Merasa tidak percaya akan pendengarannya. Entah mengapa kabel kewarasannya hampir putus. Jung Jae Ha menundukan kepala sambil menghisap kembali rokoknya. Dengan suara rendah yang penuh penekanan.
"Batasan? Pfftt..Hahahaa....lelucon bagus. Apa harus ku ingatkan siapa yang melewati batas itu sejak awal?" Tawa Jung Jae Ha terdengar mempunyai dua arti. Ahn Se Jong sejauh ini masih bisa bertahan dengan semua tekanan emosi yang dia terima.
Jung Jae Ha mematikan puntung rokok ke asbak dimeja samping dan berdiri dari tempat duduknya. Ia berdiri tepat dihadapan Ahn Se Jong yang menunduk masih menghisap rokok. Menatap tajam kearah pria itu untuk menyelesaikan perkataannya.
"Kau! Justru kau yang melewati batas sejak awal, brengsek! Jadi berhentilah menyentuhku dengan omong kosongmu. Pergi menggunakan caramu seperti biasa saja. Merengek secara langsung dihadapanku tidaklah berguna sekarang. Kau tahu?! Aku bisa menggunakan tanganku dengan bebas sekarang, terutama untuk orang ketiga sepertimu. Ahn - Se - Jong!" Jung Jae Ha mempertegas perkataannya dan kata terakhir Ia bisikan tepat didekat telinga pria dihadapannya.
Ahn Se Jong masih membungkukan badan dengan posisi duduk sambil menghisap rokoknya. Disaat momentum hisapan rokok yang terakhir, dia tersenyum kecil. Akhinya, dia mendengar nama lengkap dirinya diucapkan oleh Si Brengsek Jung Jae Ha. Ahn Se Jong mematikan rokok dan berdiri dari tempat duduk. Diikuti badan Jung Jae Ha yang tegak berdiri hampir sejajar dengan tinggi Ahn Se Jong. Tinggi Ahn Se Jong lebih unggul beberapa centi dari Jung Jae Ha.
Mereka berdua saling menatap satu lain. Berusaha menggali sesuatu dari lawan bicara didepannya. Ahn Se Jong angkat bicara lagi perihal perkataan Jung Jae Ha sebelumnya. Kali ini, Ia unjuk kesal melalui sorotan mata dan seringai kecilnya. Selangkah maju lebih dekat pada wajah pria dihadapannya yang tinggal beberapa centi saja.
"Orang ketiga? Hahaha..Rupanya kau masih terjebak dimasa lalu. Apa kau juga mengingat dia? Jika memang begitu, kau harus lebih perhatikan tanganmu itu, Jung Jae Ha. Batas kesabaranku habis saat orang-orang brengsekmu menyentuh dia."
Seketika Jung Jae Ha diam patung saat mendengar maksud dari perkataan Ahn Se Jong. Dia tidak bisa membalas perkataan pria ini lagi. Kedua tangannya mengepal kuat, kedua matanya bergetar dan menggigit daging bagian dalam bibir bawahnya. Ada sesuatu yang membuat diri Jung Jae Ha kesal, tapi dia tidak bisa mengungkapkannya dihadapan pria ini.
Ahn Se Jong lagi-lagi menyeringai kecil. Ia merasa puas karena kemenangan kecilnya. Mungkin pembicaraan ini telah berakhir sesuai perkiraannya. Lagi pula tidak ada yang ingin dibicarakan lebih lanjut. Pembicaraan lebih lanjut hanya akan melukai harga dirinya. Selebihnya, memang harus diselesaikan dengan cara lain.
Ahn Se Jong memutuskan pergi dari hadapan pria ini. Dia pergi membusung dada atas kemenangkan kecilnya. Sampai ucapan itu keluar dari mulut Jung Jae Ha. "Kau tidak akan pernah bisa bersamanya ataupun wanita lainnya. Kau tahu itu bukan? Tentang orang seperti apa dirimu. Sekarang terlihat sangat jelas setelah perbicangan kita tadi. Kau tahu pekerjaanku bukan?! Jadi berhentilah main-main seolah dia milikmu." Jelas Jung Jae Ha menampar balik perkataan Ahn Se Jong.
Namun Ahn Se Jong tetap menegakan badannya walau sempat berhenti karena perkataan Jung Jae Ha. Seolah tidak ingin menunjukan jika dirinya terusik. Ahn Se Jong mengangkat kakinya lagi dengan memunggungi Jung Jae Ha. Bahkan mengabaikan Se Yoon Noona yang berada diruang tengah. "Apa kau sudah selesai bicara dengan..." Se Yoon Noona yang diabaikan.
Se Yoon Noona melihat jika pria asing tampan itu sudah keluar dari rumahnya. Ekspresi marah pria itu terlihat sangat sexy menurutnya, Ia tersenyum kecil sambil meminum kembali air putih dari gelas ditangannya. Jung Jae Ha berjalan masuk menghampiri Se Yoon Noona sambil tersenyum. Sedangkan wanita ini hanya menatap tajam kearahnya. Dia tahu arti dari tatapan itu, seolah akan dapat ceramahan panjang. Sebisa mungkin harus menghindari wanita ini dan segera pulang kerumah. "Hahh...habislah aku." Guman Jung Jae Ha pelan yang masih mempertahankan senyuman diwajah.
*
Ahn Se Jong masuk ke mobil dalam suasana hati yang penuh dengan tekanan. Sampai beberapa detik kemudian dia menggila meluapkannya pada setir mobil. Memukul sekuat tenaga dan beberapa kali membenturkan kepalanya ke setir mobil. Untung saja dia belum menyalakan mesin mobilnya sehingga tidak menimbulkan kegaduhan akibat suara klakson mobil.
Benar-benar menyebalkan dan menjatuhkan harga dirinya. Itulah emosi yang Ahn Se Jong rasakan saat ini. Dia meremas kuat-kuat setir mobil sambil menggigit bibirnya bawah hingga berdarah. Dia berusaha menahan sesuatu didalam dirinya. "Harusnya kuhajar dia sampai mati tadi! Jung Jae Ha si brengsek itu." Suara Ahn Se Jong bergetar dengan nafas yang memburu.

Komento sa Aklat (66)

  • avatar
    03Sumarsi

    kak gem kak gem kata kata nya dong

    7d

      0
  • avatar
    AmiraNoor

    best

    17d

      0
  • avatar
    JumiatiJumiati

    keren

    22d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata