logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

DISTILASI

Mobil taxi yang membawa Jung Jae Ha dan Cha Young Pil berhenti tepat didepan rumah Nenek Hwa. Jung Jae Ha terkejut melihat Nenek Hwa yang duduk dibangku depan rumah sambil merokok. Masalahnya ini sudah lewat jam tengah malam, kenapa jam segini belum tidur dan malah merokok didepan rumah?
Jung Jae Ha keluar terlebih dulu dari dalam mobil dan membantu Cha Young Pil sambil membopong badannya. Nenek Hwa yang melihat kedua pria itu berjalan kemari langsung mematikan rokok. Beliau sudah tahu bahwa kedua pria itu Jung Jae Ha dan Cha Young Pil. Tapi beliau tidak menyangka keadaan dua anak muda ini terlihat hancur berantakan.
"Sudah ku duga malam ini membuat perasaan ku tidak tenang." Gumam Nenek Hwa berdiri dari bangku duduknya.
"Halmeoni (Nenek Hwa)! Kenapa duduk diluar tengah malam gini? Apa tubuhmu baik-baik saja?" Tanya Jung Jae Ha dengan perasaan tidak enak.
"Halmeoni~" Rintih Cha Young Pil sembari tersenyum kecil.
"Kenapa kau mengatakan hal bodoh. Lihat! Lihat ini! Tubuh kalian masih muda tapi malah suka sekali merusak diri sendiri. Dasar anak nakal! Cepat masuk kedalam!" Menangkup wajah Cha Young Pil dan melihat luka kepalanya. Sesekali melirik kearah wajah Jung Jae Ha yang penuh dengan luka sembari mengomel bak seorang nenek kepada cucunya.
Nenek Hwa tidak membiarkan mereka istirahat dengan perut kosong. Mereka-pun makan lahap dan tidak ingin menyia-nyiakan masakan beliau. Walaupun Jung Jae Ha menelan nasi sambil menahan sakit dibagian perutnya. Nenek Hwa menyadarinya, beliau mengambil kuah sup dan menaruh nasi Jung Jae Ha kedalam sup agar mudah dimakan. "Aku akan menghabisi makanannya." Jung Jae Ha berterimakasih dengan menghabiskan makanan buatan Nenek Hwa.
"Apa kalian sudah mendapat perawatan luka yang benar?" Tanya Nenek Hwa menatap mereka berdua.
"Ya! Kami sudah mendingan, cukup istirahat beberapa minggu saja." Jawab Jung Jae Ha datar.
"Aku tidak ingin mendengar jawaban yang seperti itu darimu. Young Pila~ Apa kepalamu benar baik-baik saja? Mau aku antar kerumah sakit besok?" Membentak Jung Jae Ha sembari berwajah kecut dan mengalihkan perhatiaannya pada Cha Young Pil karena merasa kesal.
"Kalian maksudnya juga aku kan...ckk!" Merasa terasingkan tanpa sebab. Wajah Jung Jae Ha memelas dan mendecak kesal karena Nenek Hwa mengabaikannya.
"Tidak perlu Nek. Kepalaku tidak terluka separah itu untuk dibawa kerumah sakit. Istirahat dan makan sudah cukup untukku." Jawab Cha Young Pil seolah tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya dengan kaku menarik ujung garis bibir kirinya.
"Auhh~ Dasar anak nakal! Kalian tidur saja disini. Cepat habiskan makanannya. Aku akan menyiapkan kamar untuk kalian berdua." Nenek Hwa merasa sudah lelah dengan percakapan yang tidau membuahkan hasil ini. Beliau lebih memilih untuk menyiapkan kamar tidur untuk mereka berdua.
"Baik!" Respon mereka berdua lembut sembari melanjutkan makan. Dalam hati mereka berdua ada perasaan tidak enak terhadap Nenek Hwa karena tidak bisa jujur tentang kondisi mereka. Padahal Nenek Hwa selalu merawat dan menjaga mereka.
Nenek Hwa sudah selesai menyiapkan kamar tidur, kasur lipat, selimut dan bantal untuk mereka berdua. Begitu juga mereka berdua yang sudah menyelesaikan makan. Nenek Hwa menyuruh mereka berdua untuk segera istirahat. Tapi tentu saja tidak semudah itu untuk memejamkan mata dan tidur disaat kepala penuh dengan banyak pikiran. Setiap mereka berusaha memejamkan mata, rasa sakit disekujur tubuh terus mengoyak-ngoyak daging yang terluka, darah mendidih terasa panas dan sendi menjerit bak tersiksa.
Pada akhirnya mereka tidak ingin memaksakan tubuhnya untuk tidur sampai pikiran-pun tenang. Cha Young Pil memilih membuka pembicaraan dengan posisi tidur yang tengkurap. Berhubung kepala bagian belakangnya masih terasa ngilu juga nyeri.
"Jung Jae Ha, apa kau sudah tidur? Apa kau tidak penasaran tentang kejadian yang menimpaku? Kenapa kau bisa bertarung ditempat seperti itu dengan Nick? Kehidupanmu sejauh mana sebenarnya?" Tanya Cha Young Pil secara beruntun.
"Apa kau berniat mengintrogasiku ditengah malam seperti ini?" Jawab Jung Jae Ha menghembuskan napas berat.
"Setidaknya jawab salah satu pertanyaan ku. Kau membuat perasaanku tidak tenang." Tekan Cha Young Pil.
"Hah...Cha Young Pil! Aku minta maaf sudah membuatmu terlibat tentang masalahku. Aku tidak menyangka Nick brengsek itu akan menyeretmu sampai begini." Jelas Jung Jae Ha merendahkan suaranya sembari melihat langit-langit kamar, menanggalkan lengan diatas dahi.
"Hah? Aku rasa kepalaku yang terluka parah. Apa Nick menghajarmu dikepala juga? Jung Jae Ha, jangan bilang kalau kau akan segera mati." Cha Young Pil mengernyitkan alisnya, melirik kearah Jung Jae Ha.
"Aku akan membuat perhitungan dengan Nick dan Norma secepat mungkin." Ucap Jung Jae Ha.
"Jangan lakukan itu! Kau benar-benar sudah bosan hidup rupanya. Jung Jae Ha, kau tidak biasanya bertindak gegabah bukan? Ah, kau memang selalu gegabah. Tapi kali ini, kau bahkan sudah terlibat dengan orang-orang seperti itu. Apa kau punya perasaan tidak pernah puas atau semacamnya?! Kita bukanlah lawan untuk orang seperti mereka. Jika kita sudah jatuh, kita akan jatuh lebih dalam." Sanggah Cha Young Pil tegas.
"Aku tahu. Karena itu aku akan menyelesaikan semuanya. Aku bertanggung jawab atas pilihan hidupku. Aku juga bertanggung jawab atas kesalahan dikehidupanku." Jung Jae Ha melirik kearah Cha Young Pil.
"Jika kau melibatkan salah satu rasa tanggung jawabmu karenaku, lupakan! Aku akan menerima permintaan maafmu kali ini saja." Menyentakkan perkataannya.
"Akan kuusahakan tidak membuatmu terlibat lagi. Tidurlah! Akan ku jawab pertanyaanmu lain kali." Tersenyum kecil dan meluruskan wajahnya lagi kearah langit-langit kamar.
Jung Jae Ha memejamkan mata dan berusaha tidur dengan pikiran kosong. Mau sesakit apapun dibagian fisik setidaknya dia harus menyembuhkan dibagian mental. Cha Young Pil melihat Jung Jae Ha sudah memejamkan mata, memutuskan untuk ikut tidur dan melepas beban pikirannya. Walau hanya sebentar saja.
*
Kegelisahan dirasakan bagi beberapa orang dimalam hari ini. Mereka telah terlibat dalam situasi sulit dan berat. Beberapa pikiran mereka tertarik membahas "Apa aku akan mati?" adapun "Apa lebih baik mati saja?" juga "Haruskah aku bunuh orang itu?". Setiap dihadapkan dengan permasalahan pasti ada saja yang berujung meminta tolong pada dewa kematian. Begitulah orang-orang yang terlalu kalut dalam emosi negatif. Entah keputusaan atau kemurkaan. Selama kita masih hidup permasalahan pasti akan ada begitu juga jalan menuju penyelesaian. Tergantung bagaimana cara kita menghadapinya.
Tuan Sung berkerja semalaman merangkum kasus kejadian hari ini untuk diserahkan ke kepolisian besok. Selagi suara ketikan memenuhi ruang kerja, ada sesuatu yang janggal mengganggu pikiran Tuan Sung. Dia seperti ketinggalan sesuatu menyangkut kejadiaan ini. Jari-jarinya berhenti mengetik dan menelusuri kembali ruang ingatannya. Duduk memutar tuas kursi kerjanya sembari menatap langit-langit kamar. "Hahaa...hampir saja aku melewatkan tersangka utama. Benar juga, aku tidak melihat orang itu dikantor polisi. Apa dia juga berhasil kabur?" Pikiran Tuan Sung mulai menjalar kesetiap kemungkinan yang ada mengenai pria itu. Dia terlalu fokus pada rencana penyelamatan Ahn Se Jong hingga lupa tangan tersangka.
*
Dikediaman Nick, ruang kamar yang gelap tanpa pencahayaan lampu. Saklar lampur mudah sekali dinyalakan tapi dia acuhkan. Suara teriakan yang mencekik, menyakitkan keluar dari mulutnya. Nick membenarkan sendiri engsel lengan yang bergeser. Tapi memang tidak sepenuhnya kembali dengan benar. Tiba-tiba dari arah luar seseorang masuk ke kamarnya dan menyalakan saklar lampu.
"Kakak! Kau sudah pulang? Kak! Ada apa dengan wajahmu? Aku juga tadi dengar...Apa lenganmu terluka? Kenapa tidak pergi kerumah sakit?" Tanya seorang wanita sambil melangkah masuk kekamar dan panik saat melihat pria dihadapannya penuh luka.
Seorang wanita dewasa mengomel pada Nick perihal luka-luka ditubuhnya. Omelan yang penuh perhatian sampai membuat Nick tidak berkutik dan diam menuruti perkataan wanita itu. Terlihat lebih muda dibandingkan umur Nick yaitu 33th. Nick duduk diatas kasur dan mendapatkan perawatan luka oleh wanita berambut pendek model lelaki ini. Tubuhnya ramping berisi dengan tinggi kurang beberapa centi saja dari Nick.
"Oppa! (Kakak) besok kita kerumah sakit dan periksakan lenganmu yang patah." Ucap wanita ini hingga pita suaranya bergetar perih.
"Im Yuri sampai kapan kau akan mengomeli ku terus?! Ini bukan apa-apa jadi berhentilah..." Balas Nick sangat dingin.
"Yun Jeong oppa! Aku sama sekali tidak keberatan jika kakak tidak menceritakan bagaimana bisa terluka. Aku bahkah sama sekali tidak bertanya apa pekerjaanmu sampai hampir setiap kali kakak seperti ini. Tapi biarkan adikmu ini yang merawatmu jika terluka. Setidaknya dengarkan saran adikmu jika tidak bisa merawat dirimu baik-baik. Apa itu sulit?!" Jelas wanita ini sambil meninggikan suaranya. Matanya mula berkaca-kaca dengan suara rintih yang semakin lama perih untuk didengar.
Wanita bernama Im Yuri berumur 26th. Adik perempuan dari Im Yun Jeong alias Nick. Hubungan mereka tidak seharmonis dulu lagi karena kedua orang tuanya sudah meninggal akibat kecelakaan mobil. Sekarang mereka menjalani kehidupan masing-masing walaupun hubungan darah bersaudara. Nick memilih jalan kehidupan sendiri dan lebih tertutup pada Im Yuri adiknya. Namun Im Yuri terus berusaha satu langkah kedepan disaat sang kakak melangkah mundur. Im Yuri hanya ingin kembali bersama Im Yu Jeong kakaknya, kehubungan persaudaraan yang harmonis dan saling bergantung satu sama lain.

*Pengenalan karakter*
Im Yu Jeong dengan nama panggilan kerja (Nick) berumur 33th. Anak tertua yang menjadi seorang kakak. Tinggi 178cm berparas tampan, tubuh berisi otot terbentuk, berkulit putih sedikit kecoklatan dan bergaya rambut cepat berponi pendek.
Im Yu Ri dengan nama panggilan Yu Ri berumur 26th. Lulus universitas sastra bahasa. Anak kedua yang menjadi seorang adik dari Im Yu Jeong. Tinggi 170cm berparas cantik, tubuh ramping berisi, berkulit putih dan mengubah gaya rambutnya pendek seperti pria. (Pernah muncul di bab 1)

Komento sa Aklat (66)

  • avatar
    03Sumarsi

    kak gem kak gem kata kata nya dong

    7d

      0
  • avatar
    AmiraNoor

    best

    17d

      0
  • avatar
    JumiatiJumiati

    keren

    22d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata