logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Cinta Pria Tua

"Apakah tidak salah anda mencintai wanita seperti itu, Tuan?" tanya asisten pribadi Om Hans pada atasannya.
Om Hans tersenyum. Laki-laki tua paruh baya yang memasuki masa tua itu tahu apa yang ada dipikiran asisten pribadinya. Ambisi Om Hans untuk memata-matai Winda, yang jelas merupakan istri orang tentu akan membuat orang lain bertanya-tanya.
Om Hans menyalakan rokoknya. Pria itu menikmati hisapan demi hisapan dari benda panjang terbakar itu. Asap rokok membaui wajahnya. Tapi nampaknya Om Hans sama sekali tidak terganggu. Pria itu fokus pada pikirannya akan Winda.
"Kau tahu, Jon. Winda adalah satu-satunya wanita yang membuat duniaku berbeda. Dia membuatku bergairah muda. Dia selalu meminta sesuatu dengan centil dan memaksa. Kelebihannya adalah dia mempunyai banyak kekurangan dan cacat. Dan itu tidak pernah kutemukan pada istriku, Alexa." ucap Om Hans sambil menatap lurus ke depan. Dari kaca jendela kantornya yang besar dan transparan, Om Hans memandang bangunan yang bersusun. Ada yang teratur ada yang kumuh. Seperti kehidupan. Ada yang mendapatkan posisi di tempat yang baik dengan kehidupan yang baik dan ada yang di tempatkan di posisi yang buruk dengan kehidupan yang buruk.
"Tapi ... bukankah banyak wanita berkelas yang lebih baik. Anda bisa memilih seorang aktris atau model untuk menjadi simpanan anda." jelas Joni. Asisten pribadi Om Hans itu mencoba membuka pikiran tuannya.
Om Hans tertawa. Andai cinta bisa memakai logika dia pasti akan melakukan apa yang diucapkan asistennya. Tapi cinta tak kenal logika. Dia hanya kenal rasa dalam hati. Om Hans membuka laci mejanya. Di sana terdapat potret dirinya dan sang istri yang jauh lebih muda dua puluh tahun. Pernikahan Hans dan Rebecca sudah berlangsung sepuluh tahun dan mereka tidak memiliki keturunan sama sekali. Om Hans membalik potret dirinya dan istrinya. Di balik itu, ternyata terdapat potret Hans dan Winda yang sedang liburan di singapore. Rambut Om Hans berwarna warni. Itu jelas ulah Winda. Mereka berdua tampak tersenyum lebar. Om Hans memejamkan mata merasakan atmosfer kebahagiannnya saat bersama Winda.
"Dia sudah menikah," ucap Om Hans lirih.
"Lalu apa yang ingin anda perintahkan agar bisa saya lakukan, Tuan?" tanya Jon sigap.
"Sudahkah kau selidiki semua tentang suaminya tanpa cela, Jon?" tanya Om Hans.
Jon mengangguk. "Saya memiliki semua catatan tentang Wisnu. Suami Winda. Wisnu berselingkuh dengan mantan istrinya, Aisyah saat Winda sedang hamil besar. Mereka sepertinya merencanakan sesuatu. Wisnu dan Aisyah bercerai karena keinginan ibunya Wisnu. Tapi wanita itu sudah meninggal. Sepertinya Winda diperlakukan buruk saat masa perselingkuhan itu sebab setiap kali anggota kita menguntitnya ada beberapa lebam di tangan dan kaki Winda."
"Sialan!" maki Om Hans sambil mengepalkan tangannya. Laki-laki yang sedang jatuh cinta pasti tidak akan terima jika wanita yang dicintainya disakiti oleh orang lain. Meskipun itu keluarganya sendiri.
"Boleh saya lanjutkan lagi laporannya, Tuan?" izin Jon.
Om Hans mengangguk "Silahkan."
"Winda lalu dipaksa ibu mertuanya hamil. Tapi ternyata Wisnu seorang laki-laki yang mandul. Di sini agen kita tidak mengetahui dengan siapa Winda hamil. Yang jelas di awal pernikahan dia masih bekerja pada Mami. Lalu ...."
"Hentikan!" potong Om Hans menghentikan laporan asisten pribadinya. Jon diam. Menyimak tuannya yang sangat bersemangat.
"Anak yang dikandung Winda pasti anakku. Aku tahu itu, Jon," ucap Om Hans dengan sangat bersemangat.
Jon menyeritkan keningnya heran.
"Malam itu Winda memintaku agar saat kami melakukannya tidak memakai pengaman. Aku tahu rencananya. Aku tahu si Winda licik itu memanfaatkanku. Ah, gadisku wanitaku ternyata memiliki anak diam-diam dari benihku," Om Hans sangat bersemangat. Dia merasa sangat bahagia.
"Sekarang apa yang terjadi dengan Winda. Apa dia sudah melahirkan? Atau belum? Kau tahu Jon. Aku sangat ingin memilikinya seutuhnya. Menghujaninya dengan kekayaan yang diinginkannya dengan balasan dia mencintaiku secara utuh. Lebih tulus dari yang sering diberikannya padaku. Rasa itu, kau tahu rasa itu Jon. Rasanya sangat indah sekali setiap mata lembut itu memandang mataku. Aku merasa setiap kali kami bercinta aku tidak pernah melampiaskan nafsu saja. Aku merasakan perlahan cinta ini mengisi sekujur tubuhku. Aku sangat menginginkan Winda. Aku sangat menginginkannya!"
"Dia sudah melahirkan," jelas Jon singkat.
Om Hans bangkit dari duduknya. "di mana dia sekarang?"
"Mungkin di rumah. Karena beberapa hari yang lalu mereka pulang dengan membawa seorang anak laki-laki. Namanya Blue Sky. Nama yang aneh."
"Tidak Jon. Itu bukan nama yang aneh. Itu nama indah milik putraku. Aku ingin sekali melihatnya!" jelas Om Hans tak sabar.
"Tapi anda tidak bisa semaunya Tuan. Winda memiliki suami dan suaminya pasti akan marah mengetahui semuanya." Jon mencoba menahan hasrat tuannya yang menggebu.
"Lalu apa yang harus kulakukan, Jon? Aku benar-benar tidak bisa membayangkan wajah putraku." Om Hans berkata sedih.
Jon terdiam sejenak. Dalam situasi seperti ini dia di haruakan berpikir cepat untuk kepuasan tuannya. Gaji yang dibayarkan untuk Jon tidak sedikit tapi dia harus siap siaga dengan segala pertanyaan dan wajib memberikan jawaban yang tepat.
"Saya bisa mengatur pertemuan anda dengan Winda, Tuan. Tapi hanya pertemuan biasa. Jika anda ingin lebih, anda bisa menghancurkan Wisnu dengan satu perempuan agar mereka bercerai. Tapi, tegakah anda menghancurkan sebuah keluarga bahagia?" Jon memberi solusi sekaligus sebuah tanya.
"Keluarga bahagia apa maksudmu, Jon? Bukankah kau sendiri yang mengatakan padaku kalau Winda mengalami kekerasan dalam rumah tangganya? Apa kau harus diam? Apa itu keluarga bahagia?" Om Hans merasa emosi sekaligus berang. Dia benar-benar tidak suka disebut sebagai perusak rumah tangga orang lain meskipun kenyataannya dia seperti itu.
"Maafkan ucapan saya, Tuan." Jon menundukkan kepalanya.
Om Hans diam. Dia menelan pil pahit dalam sebuah hubungan cinta yang dijalaninya.
"Bagaimana dengan Nyonya Alexa?" tanya Jon lagi. Menyinggung tentang istri Om Hans. Meskipun pertanyaan ini mungkin akan memicu kemarahan pada diri Om Hans, tapi Jon harus tetap memeriksanya agar perjalanan keinginan tuannya berjalan mulus.
"Istriku tidak tahu apapun soal ini dan sepertinya itu lebih baik, Jon. Alexa wanita yang sempurna dan teratur. Akan sulit jika aku bertengkar dengannya nanti. Lebih baik aku rahasiakan ini rapat-rapat. Biar waktu yang akan menjawab semuanya," ucap Om Hans pada asisten pribadinya.
"Kalau begitu, lakukan tugasmu sekarang, Jon. Aku tidak sabar menunggu pertemuanku dengan anak dan wanita yang kucintai. Kuharap kau bergegas karena aku tidak bisa menunggu lama." titah Om Hans pada bawahannya. Jon mengangguk takzim menunjukan kepatuhan diri sebagai bawahan yang siap melakukan apa saja. Pria muda itu pergi membawa harapan yang diserahkan tuannya padanya.

Komento sa Aklat (43)

  • avatar
    Luluk Ainun Ni'mah

    bagus ceritanya....sebagai pengingat...banyak kemunafikan di sekeliling kita...hati hati

    27/01/2022

      0
  • avatar
    Purenputri

    bagusss polll seruu

    13/05

      0
  • avatar
    Wasri Sutinah

    Saya bahagia menemukan aplikasi ini

    12/07/2023

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata