logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

3. Cinta?

Jika ditanya apakah aku mencintai mas Lio? Jawabannya adalah tidak. Aku hanya mau dia, karena mas Lio suami Linda.
Bagiku cinta tidak penting. Kasih sayang sudah mati sejak dua belas tahun lalu. Aku hanya punya tujuan balas dendam.
Aku menjadi tokoh antagonis sekarang. Menyakiti semua orang yang telah menyakitiku. Tenang saja sebelum aku balas dendam. Aku sudah menggali kuburku terlebih dahulu. Karena aku tau, saat aku sudah balas dendam. Aku harus siap mati.
Ada dua kuburan yang kugali secara bersamaan. Kuburanku dan kuburan lawanku. Dendam tidak hanya menghancurkan lawanku saja, tapi aku juga ikut hancur secara tidak sadar.
Aku sudah siap menjadi wanita keji, pelacur, murahan dan iblis. Aku kupastikan, mereka membayar setiap tetes air mata yang diberikannya pada kami.
Awalnya aku ingin membunuh mereka secara langsung. Menyayat kulit mereka dengan pisau berkarat. Menusuk jantung mereka, merobek perut dan mengeluarkan usus mereka. Memotong setiap sendi jari-jarinya. Membuat darah mengalir deras dari setiap inci tubuh mereka. Mati dengan kesakitan tiada tara namun secara lambat.
Tentu saja itu terlalu mudah untuk mereka. Rasa sakit secara psikologis, jauh lebih menyakitkan daripada fisik. Akan kubuat Linda dan ibunya putus asa. Sampai bernafas pun mereka enggan.
Akan kubuat dia merasakan sakit disetiap hembusan nafasnya. Kuambil semua kebanggannya. Kuhancurkan harga dirinya, kubuat dia ingin mati berkali-kali. Akan ku buat dia bangkit, lalu aku jatuhkan kembali.
Kubuat mentalnya hancur. Kubuat dia tidak bisa tertawa. Akan ku buat dia memilih mati daripada hidup, tapi tidak bisa mati dengan tenang.
Lihat saja hal itu secara perlahan mulai terwujud. Aku sudah memegang suami tercintanya. Kebanggannya, harapannya dan hidupnya.
Hutang-hutangmu akan ku tagih. Bayaran adalah kebahagiaanmu, harga dirimu dan hidupmu. Hutang-hutangmu akan menghantui sampai mati. Kamu dan ibumu harus sengsara membayarnya!
[Tua bangkamu akan kumampuskan kalau barani mendatangi ku lagi!] Kukirim pesan Itu lagi pada Linda. Lalu kublokir nomornya agar Tidak mengganggu aku.
Sepertinya aku harus kerumah sakit melihat anak dan ibu tua bangka, Linda. Menyiramkan wine kepala Linda. Lagi pula dia bisa apa? Menamparku? Aku akan balas sepuluh kali lipat.
Setelah berdandan dan memilih baju yang tepat. Aku langsung mengeluarkan mobil baruku dari garasi.
Dandananku sangat sempurna. Lipstik merah menyala membuat bibirku terlihat sangat seksi. Polesan tegas di wajahku sangat serasi dengan baju gaun hitamku. Gaun yang memiliki potongan dada rendah. Punggung yang terbuka dan panjang diatas lutut.
Tubuh seksiku terbentuk sempurna dengan gaun ini. Aku sangat bangga dengan tubuh yang bagus ini. Tidak sia-sia ku bentuk berjam-jam di gym. Hasilnya sangat memuaskan.
Tubuhku memang dasarnya sangat bagus. Tidak dibentuk juga tidak masalah. Hanya saja aku ingin sempurna.
Setelah sampai dirumah sakit, aku langsung memarkirkan mobilku. Aku berjalan dengan Sepatu hak tinggiku yang berbunyi setiap langkah.
Aku langsung menuju ruang rawat anak Linda. Tidak kupedulikan pandangan mata yang lapar, jijik dan kagum saat aku lewat. Aku hanya ingin membuat Linda menderita.
Kubuka pintu ruang rawat anak Linda. Dia terlihat putus asa, menggenggam tangan anaknya. Dia bahkan tidak sadar aku masuk.
Kuambil wine yang telah kubuka dari dalam tas ku. Kutuang diatas kepala Linda. Membuat dia kaget dan berbalik padaku.
"Bayar hutangmu!" Kataku lalu menampar keras pipinya hingga dia terjatuh.
Dai bangkit, tatapan matanya sangat marah. Benci dan jijik bercampur menjadi satu. Siap membakarku, aku yang sudah berada dari dineraka. Tidak gentar akan hal itu.
"Wanita murahan! Beraninya kamu datang kesini." Air matanya menetes membasahi pipinya. Pipi sebelah kanan yang kutampar terlihat memerah dan mulai bengkak.
Wajah Linda sangat kusut. Lingkar hitam sangat kentara di bawah matanya. Tanda dia tidak tidur berhari-hari. Wajahnya sangat pucat dan bibirnya kering hingga berdarah. Wajahnya juga sembab. Mungkin menangis berhari-hari.
"Tidak punya hati. Lihat saja kamu akan dilaknat. merebut suamiku dan menyakiti anak-anaknya. Karma pasti ada," katanya putus asa. Tubuhnya terlihat lemah. Linda bahkan tidak mampu hanya sekedar menyerangku. Melampiaskan kemarahannya.
"Wah ... Gue takut, tapi bohong! Lo yang akan menderita. Tua bangka lo udah mati belum? kemarin dia jantungan. Tiap waktu gue sumpahin mampus."
"Biadab kamu ... Tidak punya hati. Beraninya aku menyakiti ibuku. Aku tidak akan memaafkan kamu."
"Lo pikir, gue butuh maaf dari lo?"
"Lihat saja mas Lio akan kembali padaku."
"Sadar diri. Ngaca sana, lihat tubuh mengenaskan lo dan lihat tubuh gue. Orang buta juga tau gue jauh segalanya dari lo." Aku mengibas-ngibaskan rambut terawat dan rapi. Lihat rambutnya kusut, dan wajahnya kusam. Dasar istri sah bau dan tidak terawat.
Ngatur rumah tangga saja tidak bisa. Malah mau bersaing denganku. Aku masih muda, cantik dan energi. Sementara Linda, Kumal dan tidak menarik.
"Mimpi aja lo. Mas Lio jauh lebih mencintai aku. Soalnya aku bisa memberikan kepuasan padanya. Sementara lo? Cuman sampah aja. Lebih baik dari lo istri sah!"
Kucel aja belagu!
"Lihat saja. Aku akan akan berjuang untuk anak-anakku. Aku akan mengambil kembali mas Lio darimu. Dia ayah dari anak-anakku, cepat atau lambat dia akan kembali."
"Bentar lagi mas Lio akan lupa sama anak-anak lo. Tenang aja gue bakal kasih anak yang banyak buat gantiin anak-anak lo."
"Jangan mimpi kamu! Mas Lio gak mungkin punya anak dari kamu!" Tunjuknya dengan wajah amarah.
"Kenapa gak mungkin. Mas Lio selalu menyentuhku tanpa pengaman."
"Jangan bohong kamu. Gak mungkin!"
"Lo pikir sendiri apa alasan mas Lio terus bersamaku. Kalau bukan pelayan ranjangku yang bisa memuaskan. Bahkan aku berhasil menjadi istrinya sekarang." Aku mendorong-dorong dada Linda hingga dia mundur. Linda bersandar kedinding. Tubuhnya terjatuh dan menangis tersendu-sendu.
Merasa frustasi, mengetahui suami sudah menikah lagi. Hatinya hancur sekali. Anak sekarat, suami menikah dan tidak peduli lagi dengannya lagi. Satu lagi, ibunya juga terkena serangan jantung.
"Tenang saja. Bentar lagi surat cerai bakal lo terima!" Ancamku.
Aku lalu berbisik di telinganya.
"Gue datang menagih hutang mu dan ibumu. Dua belas tahun lalu, lo berhutang sangat banyak pada kami." Bisikku membuat Linda menjadi sangat pucat.
"Gadis kecil itu. Tumbuh menjadi cantik dan mempesona. Sekarang dia datang membawa pembalasan."
Aku lalu meninggalkan Linda yang mematung dengan wajah pucat disana. Hutangmu dan ibumu masih sangat banyak. Ini belum seberapa!
Jangan lupa like yang banyak. Berilah aku semangat dengan like dan Krisan.

Komento sa Aklat (30)

  • avatar
    GnGPesalll

    makasih

    09/08

      0
  • avatar
    Intan Prmna

    bagus

    15/06

      0
  • avatar
    Rahayu ning Tiyas26

    Bagus banget

    14/03

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata