logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Menemui Nenek Tuan Lee

Tangis ku pecah. Aku meratap memohon pada ayahku.
"Ayah, tolonglah Ijinkan aku menemui dia," Aku melipat kedua tanganku di depan dada Memohon.
"Icha, Ayah tak ingin kamu menderita Nak, biarkan tuan Lee menjalankan hidupnya, kau juga jalan hidupmu sendiri, adat dan tradisi mereka pun berbeda dengan kita, tuan Lee orang kaya sedangkan kita? kita ini hanya orang miskin nak" jawab Ayah melirih dengan wajah memelas.
"Baiklah ayah hiks ... hiks ... tapi ijinkan aku menemui nya, sekaliiii saja ...." isak ku.
Ayah diam.
Aku terus memohon.
"Baiklah, temui dia, tapi ingat! Hanya sekali saja, setelah itu. Kembalilah ke Garut!"
"Terima kasih ayah!!"
Terima kasih Tuhan, akhirnya Ayah mengijinkan aku menemui nya.
Dia. Pria yang selalu ku nantikan sepanjang waktu. Hari ini aku akan menemuinya.
Jiwaku bergelora. Bunga seakan merekah kembali. Sekian tahun ku pendam cinta ini.
Aku tak bisa bayangkan akan menemui nya.
Tuhan .... tolong kuatkan hatiku. Agar aku kuat menatap sang pujaan.
Langkah kaki seakan terbang di awan. Jantungku kian berdetak kencang.
Aku melangkah menuju bersama kebahagiaan mengiringiku. Sekian tahun tak bertemu. Aku rindu wajahnya. Aku rindu ucap sayang manjanya. Pokoknya aku rindu, rindu.
"Cha!!"
Teriakan itu, ku toleh asal suara nya.
Tak salah. Itu suara Nani sahabatku.
"Nani!!"
Aku berlari menghambur merangkul Nani.
"Cha, kamu! wah ... lihat ini! Gak salah Cha, penampilanmu ... "
Aku mengganguk.
"Gimana Nan, penampilanku sekarang?" Aku berputar- putar seraya memperlihatkan sanggul manis yang melengkapi penampilanku.
"Gila, Cha! Kamu sudah berubah, benar kata suamiku, sekarang kamu semakin cantik, Cha."
"Oiya. Ayo ikut bersamaku Nan!"
"Kemana?"
"Udah ah, ayo ikut saja!"
Aku tarik tangan Nani menuju mobil. Sahabat baikku ini harus melihat momen pertemuan ku dengan tuan Lee.
Nani terus bertanya kemana aku akan membawanya. Tapi sengaja aku tak ingin memberitahunya. Untuk memberinya sedikit kejutan.
Bang Kemal tampak tersenyum sumbing memperhatikan tingkah kami berdua.
"Kemana kita bu?"
"Jalan aja Bang, nanti aku yang tunjukkan arahnya."
Bertemu dengan Nani setelah dua tahun tak jumpa. Membuatku kembali mengingat masa-masa kekonyolan kami berdua. Nani lah yang selalu ada si setiap kisah ku. Begitupun dengan Nani, tak ada yang berubah. Nani masih sama seperti dulu. Tubuh bulat dengan rambut ikal. Hanya sayang dua tahun Nani membina rumah tangga dengan Bang Kemal. Nani sampai saat ini belum juga dikaruniai momongan.
Keseruan kami di dalam mobil semakin heboh. Saat Bang Kemal mengejek ku karena tak menyangka aku dulu gadis yang tomboy.
"Bu, sebenarnya kita mau kemana, sih? Dari tadi perasaan kita muter- muter gak jelas." omel Bang Kemal.
"Sebentar Bang, ini jalan nya udah bener gak, ya? Kalau gak salah belok kiri, deh!"
Aku lupa jalan menuju nenek tuan Lee.
"Cha, kamu mau menemui tuan Lee, ya?" tegur Nani.
"Iya."
"Jangan Cha, sebaiknya kita kembali saja, Cha."
"Kenapa?"
Aku penasaran. Ada apa dengan Nani, kenapa ia melarang ku menemui tuan Lee.
"Sebaiknya kamu dengarkan saya, Cha, lupakan tuan Lee, kamu sudah hidup mapan, apalagi yang kamu harapkan dengan menemui tuan Lee, dia sudah bahagia dengan hidupnya, Cha."
"Bahagia? Aa maksudmu, Nan?"
"Apa ayahmu tak cerita, Cha."
"Tidak, ada apa Nan? Cepat katakan?"
"Tuan Lee sudah menikah Cha."
Suara petir seakan menggelegar menyambar tubuhku. Aku tak percaya apa yang di katakan Nani.
Terjawab sudah. Mengapa Ayah mendadak mengijinkan aku menemui tuan Lee. Mungkin biar diriku bisa mengerti dan memahami keinginan ayahku. Bukan itu saja aku malah tak mendengarkan peringatan ibu ku yang belum menuntaskan ceritanya mengenai tuan Lee.
Aku terdiam seribu basa. Khayalanku buyar berhamburan. Bertemu dengan tuan Lee adalah saat yang ku nantikan di sepanjang hidupku.
Tapi!
Kini semua sudah berakhir. Lima tahun cintaku di gantung sia-sia.
Terpaksa aku menerima kenyataan pahit ini. Bathin ku menjerit.
Bagaimana tuan Lee bisa melupakan janjinya padaku. Janji manis yang kudengar syahdu merayu menerbangkan ku menuju bintang di langit.
Tapi apa kenyataannya, dia menjatuhkan ku ke titik terendah dalam hidupku.
Air mata tak terasa mulai menetes di pipiku. Musnah semua harapanku tuk jumpa sang kekasih pujaan.
Rasa tak percaya masih menyelimuti jiwaku.
"Nan, darimana kamu tahu, bahwa tuan Lee sudah menikah?"
"Dari gosip yang beredar, Cha, mungkin bisa jadi mereka tahu dari pelayan tuan Lee, yang selalu datang bolak-balik ke rumahnya."
"Oh ... gitu? Jadi kamu dengar gosip mengenai tuan Lee, kirain."
"Iya.*
Sesaat aku diam mematung. Pengakuan Nani mengenai tuan Lee sudah menikah ternyata hanya mendengar kan gosip dari warga sekitar saja.
"Nan, aku tak percaya. Memang kamu punya bukti, kalau tuan Lee sudah beristri."
"Yang saya dengar sih, tuan Lee pernah membawa seorang wanita ke rumah itu, Cha."
"Rumah yang mana, Nan?"
"Itu, rumah tuan Lee yang di sebelah rumahmu. Kamu itu, memang rumah siapa lagi."
"Jadi wanita itu, istrinya?"
"Mungkin."
"Kok mungkin, sih!
Nani belum mengetahui seluruh cerita tuan Lee yang sebenarnya. Hanya karena melihat seorang wanita datang bersama tuan Lee. Mereka menebar gosip dengan mengira wanita itu adalah istri tuan Lee. Aku tak percaya begitu saja. Hanya ada satu jalan untuk membuktikan perkataan Nani.
Nenek!
Hanya nenek tuan Lee lah yang mengetahui sepenuhnya tentang tuan Lee. Untuk itulah aku harus menemui nenek bagaimanapun caranya. Agar aku bisa meyakinkan diriku atas pengakuan Nani.
Aku berusaha mengingat kembali jalan yang di lalui tuan Lee ketika mengunjungi nenek dulu.
Tapi kemana arahnya? Aku lupa.
Sudah lima tahun aku meninggalkan Cianjur. Aku kesulitan mengingat jalan menuju rumah neneknya.
"Bu, coba ingat-ingat, arah mana jalannya?" Perkataan Bang Kemal membuat aku kaget.
Tepat di sebuah Resto. Bang Kemal menghentikan mobilnya.
Aku ingat! setelah pulang dari rumah nenek. Aku dan tuan Lee pernah mampir di Resto ini.
"Bang, putar arah. Sekarang aku mulai ingat! kalau gak salah, dari Resto jarak rumah nenek sudah dekat."
Dari Resto jalan lurus terus. Tepat di persimpangan ada jalan menuju arah perkampungan di sanalah rumahnya.
Alhamdulliah, akhirnya aku sampai juga."
Pekarangan luas begitu bersih dihiasi bunga- bunga beraneka warna menambah asri suasana rumah yang sejuk di pandang mata. Nenek tuan Lee memang pengagum bunga hias.
Bang Kemal menghentikan mobilnya tepat di depan pagar yang di penuhi dedaunan nan hijau.
Mataku masih menatap memandang rumah yang dulu pernah ku datangi Lima tahun yang lalu.
"Cha, ini rumah siapa?" tegur Nani menoleh ke arahku terheran-heran.
"Nan, kamu tunggu disini, ya?"
"Baiklah Cha, tapi katakan dulu Cha, ini rumah siapa? Kamu ini suka bikin saya penasaran saja."
Aku buka pintu mobil. Tak aku hiraukan pertanyaan Nani.
Kaki aku pijakan di tanah. Jantungku dag-dig-dug tak karuan.
Gugup. Tegang. Takut. Menghantui ku. Padahal tadi semangatku menggebu untuk menemui neneknya. Sekarang aku malah seperti orang yang ketakutan.
Aku merasa kembali ke wujud ku semula. Wujud Icha yang selalu mendadak konyol jika bertemu tuan Lee.
Tidak!
Aku bukan Icha yang dulu. Icha yang selalu sial jika berhadapan dengan dia.
"Cha! Kenapa berdiri terus disitu! Sebenarnya kamu mau menemui siapa, sih? Dirumah itu."
"Nan! Kamu bisa diam gak, sih!"
Entah mengapa hak sepatuku seakan terpatri ke dalam tanah.
Kakiku seakan berat tuk melangkah. Karena tegang. Aku jadi seperti patung wanita pajangan di sebuah toko.
Bang Kemal menahan tawa melihat tingkahku.
Aku yang biasa elegan anggun dan berwibawa. Sekarang aku malah diam mematung tak berdaya.
Nani keluar dari mobil dan mendekatiku.
"Cha, kamu baik-baik, kan?"
"Nan, tolong aku Nan, kakiku susah di gerakkan."
"Aduh Cha, ada apa sih, denganmu? memangnya kenapa dengan kakimu, Sakit ya?"
"Gak tahu Nan, kaki ku sepertinya kram."
Bang Kemal tak tinggal diam. Ia pun mendekat untuk melihat keadaanku.
"Bu, kenapa Bu? Kaki Ibu keseleo?" tanya Kemal bertanya tapi seperti mengejekku.
Ya Tuhan. Ada apa ini?
Mengapa kakiku jadi sulit untuk di gerakkan.
Hanya ada satu orang yang bisa membuatku mendadak konyol.
Dia!
Dialah pria yang membuatku mendadak sial dan selalu terjadi hal yang memalukan jika aku berhadapan dengannya.
Mungkinkan dia ada di dekatku?
Aku menoleh ke berbagai arah. Untuk memastikan keberadaannya. Hanya pria itu yang mampu membuatku seperti ini.
Aku merasa tuan Lee ini memang di ciptakan oleh tuhan untukku.
Mengapa?
Karena hanya dialah yang mampu merubah semua yang terjadi padaku.
Lima tahun aku berusaha menjadi wanita yang lebih anggun dan berwibawa. Tapi dalam sekejap tuan Lee bisa merubah kepribadianku.
Buktinya hari ini.
Mendadak kakiku tak bisa bergerak.
"Nan ... tolong aku, Nan ...." rengek ku.
Aku terus meminta pertolongan. Tapi sepi sih."
Tak ada suara Nani. Tak ada tawa cekikikan Bang Kemal. Kemana mereka?
Leherku mendadak kaku tak bisa menoleh ke belakang untuk mengetahui keberadaan Nani.
Apes deh aku hari ini.
"Nan, dimana sih, kamu? Cepat tolong aku dong."
Aku merengek dan menangis. Sahabatku Nani begitu tega membiarkan aku mematung.
Tiba- tiba!
Aku mulai merasakan tangan kuat menyentuh pinggangku dan memangku ku.
Wajah putih berkumis tipis dengan wajah putih menoleh manis ke wajahku.
Wajah itu ternyata ...
"Tuan Lee."
Mataku terbelalak seketika. Aroma harum tubuhnya sangat wangi. Bidang dada nya yang tegap membuatku terpana sesaat.
Aku terlunglai tak berdaya. Ternyata tuan Lee menggendongku menuju rumah.
Bibirku kaku tak bersuara. Tak percaya apa yang tengah kulihat.
Pria yang selama ini ku cintai. Sekarang dia menggendongku dengan penuh cinta.
Tuan Lee menoleh lembut menatap wajahku.
Senyuman manisnya begitu menyentuh kalbuku.
Tak kusadari. Aku memeluk bahunya, Aku tenggelamkan wajahku di dadanya.
Berbalut stelan jas hitam. Tuan Lee begitu gagah dan rupawan.

Komento sa Aklat (104)

  • avatar
    Shusan Cino

    ceritanya sangat menarik, dan buat saya jadi penasaran deng kelajutannya

    24/01/2022

      0
  • avatar
    PutriNita

    awalnya saya mencoba membacanya dgn rasa ingin tau..lebih dalam...ternyata asyik dn seru juga...

    11/01/2022

      0
  • avatar
    mustikaDD syifa

    bagus

    25/04

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata