logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 45. Pagi pertama

Gudy terbelalak begitu bangun di pagi hari. Menengok kanan kirinya, ia tidak menemukan Maria ada di mana-mana. Apa yang terjadi? Apa semalam memang tidak terjadi apa-apa?
Gudy menunduk melihat penampilannya sendiri, baju kemeja dan celana bahan yang kemarin ia pakai untuk resepsi pernikahan. Melihat sekeliling, kamarnya masih kamar pengantin.
Kemarin Gudy dan Maria melaksanan akad nikah sekaligus resepsi di hotel, jadi saat ini Gudy seharusnya bersama Maria masih ada di hotel untuk malam pertama. 3 hari menginap Gudy rasa itu adalah waktu sebentar sebelum kemudian mereka memutuskan untuk tinggal di mana.
Gudy membaringkan kembali tubuhnya, berguling memeluk guling di samping kirinya. Menguyel-nguyel untuk menyalurkan rasa gregetnya. Kenapa bisa semalam ia ketiduran?
Cklek
Saat pintu kamar mandi terbuka, Maria ke luar dari sana dengan penampilan rapi. Melihat itu, Gudy yang awalnya sudah semangat bangun menjatuhkan kembali kepalanya ke atas bantal.
'Bahkan Maria belum mau melepaskan hijab yang menutupi rambutnya. Gudy merasa kalau mau ketahap yang lebih jauh, mungkin dia membutuhkan waktu satu bulan. Hah, Gudy menghembuskan napas dengan kasar.
"Mas Gudy gak mandi?" Maria bertanya dengan suara lembut diiringi senyuman.
Mendengar suara halus dan mendayu merdu Maria, Gudy yang awalnya lesu segera mengangkat kepalanya. Ia duduk, menatap Maria sambil bersila.
"Ini mau kok. Kamu gak bangunin aku, kenapa?"
Maria berjalan ke arah Gudy, duduk di ranjang samping tubuh suaminya. "Mas Gudy kan sudah shalat subuh, ngapain aku bangunin lagi? Mandi dulu ya!"
Gudy menelan ludah saat mendengar suara lembut dan memanjakan Maria. Tanpa diperintah, kepalanya mengangguk dengan sendiri. Sama sekali tidak protes saat tangannya ditarik lembut oleh tangan dingin Maria.
Maria mendorong punggung Gudy dengan pelan, "sana, Mas Gudy mandi dulu."
"Iya," Gudy menjawab, tapi justru badannya tetap diam di tempat. Melihat itu, Maria menaikan salah satu alisnya, menunggu Gudy akan berbuat apa. Gudy membalikan badan, tersenyum pada Maria. "Apa kami tidak mau kasih sesuatu dulu gitu?"
"Apa?" Maria memgernyitkan dahi dengan heran. "Maksud Mas Gudy kasih apa?"
Gudy tercengang, dia berjongkok di depan Maria yang tengah duduk di atas ranjang. "Kamu benar tidak mengerti?"
Maria menggeleng, "tidak."
Gudy merendahkan kelopak matanya, berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi dengan tidak semangat. Ternyata yang berekspektasi tinggi di sini hanya dirinya sendiri, Maria tidak sama sekali.
Setelah memastikan Gudy menutup pintu, Maria tersenyum geli. Dengan cepat ia berdiri, membongkar satu tas tidak begitu besar yang sudah ia persiapkan. Duduk di depan cermin, melepaskan hijab yang melindungi rambutnya.
Saat Gudy ke luar dari kamar mandi, ia hampir terjengkang begitu mendapati seorang perempuan dengan rambut panjang sepinggang tengah duduk di depan meja rias. Rambut panjangnya tengah disisir dengan pelan, wajahnya tidak terlihat karena menyamping dari tempat Gudy berdiri sekarang.
Merasa ada yang salah, Gudy mencoba masuk kembali ke dalam kamar mandi lalu ke luar lagi. Namun, rupanya tetap saja perempuan itu ada di depan meja rias. Otak pintarnya mendadak bodoh, Gudy menyangka wanita yang duduk itu adalah orang lain.
"Ka-kamu siapa?" Gudy bertanya gagap. Ia menelan ludah susah payah begitu melihat wanita itu mulai berdiri, berbalik badan hingga menghadapnya.
Gudy mengerjap, merasa asing dengan wanita di depannya. Namun, begitu ia mendengar suara lembutnya, mendadak jantungnya berdentum dengan keras. Gudy sampai harus berpegangan pada pintu kamar mandi akibat kakunya yang sedikit goyah.
"Ini aku Mas Gudy, Maria."
Gudy membuka mulut, mengatupkan, membukanya lagi. Otaknya tiba-tiba blank, kosong melompong. Tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk menggambarkan betapa cantiknya wanita di depannya saat ini.
Maria memakai dress selutut, berlengan pendek, dan berwarna hitam. Sangat pas di tubuh rampingnya. Wajahnya di poles tipis, sangat cantik. Gudy bahkan sampsi membuka sedikit bibirnya, tidak menyangka Maria akan semempesona ini bila berdandan.
Sebenarnya Maria sudah sangat cantik tanpa riasan, hanya saja menjadi kebanggaan tersendiri bila tahu Maria berdandan demi menyenangkan dirinya. Gudy tersenyum kecil saat mendapati kembali kesadarannya.
Gudy berjalan menghampiri Maria yang kini sudah tertunduk malu, tidak tahan untuk tidak tersenyum geli. Tadi saja Maria sok memakai sesuatu untuk menantangnya, tapi begitu ia hampiri malah terlihat malu.
Maria meremang saat tangan dingin Gudy menyusuri pipi hingga dagu, lalu mengangkatnya ke atas hingga kini wajah Maria mendongak ke atas tepat berada di bawah wajah Gudy.
"Kamu menggodaku?" Gudy berbisik serak.
Maria menggulirkan matanya sembarang arah, asal tidak menatap langsung mata indah Gudy yang bebas ia selami. Ia menjawab dengan suara pelan, "mungkin ini kejutan."
Gudy melepaskan jari tangannya dari dagu Maria. Tangannya turun menyusuri rambut hitam milik Maria hingga ke ujung. Setelah itu menelusupkan telapak tangannya pada belakang pinggang Maria, menariknya hingga kini keduanya menempel.
"Aku suka kejutannya." Gudy kembali berbisik serak, sebelum kemudian memulai ritual pasangan pengantin baru untuk pertama kalinya.
Pagi yang cerah seharusnya berudara sejuk, tapi dalam kamar hotel khusus untuk pengantin ini malah mengeluarkan uap panas seiring percintaan keduanya semakin cepat.
Gudy tidak bisa mengendalikan tubuhnya saat merasakan Maria juga mengikuti ritme permainannya. Gudy gila, ia melakukannya lagi dan lagi hingga keduanya sama-sama puas. Ini adalah pagi pertama yang sangat menyenangkan, tidak akan pernah terlupakan walau seumur hidupnya.
Setelah selesai, Gudy membawa tubuh polos istrinya ke dalam dekapan. Membubuhkan satu ciuman sayang di kening, lalu ikut terlelap nenyusul Maria yang sudah lebih dulu terlelap karena kehabisan tenaga.
"Mimpi indah my wife."
***
ululuuuu Gudy

Komento sa Aklat (126)

  • avatar
    Ike Roesli

    Mantap... ceritanya gak bertele2... endingnya jg cukup singkat tapi 👍👍👍👍👍

    04/04/2022

      0
  • avatar
    WaniSyaz

    Makin seruu

    18/08

      0
  • avatar
    Itsmetata

    bagus

    27/02

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata