logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 5

Jangan Nikahi Aku, Om!
Bab 5
Brugh!
Aluna menabrak seseorang hingga dirinya terjatuh, isi tasnya berhamburan ke lantai. Sebelumnya ia tidak melihat jalan, karena sibuk mencari kunci mobil.
“Kalau jalan hati-hati dong!” tegur Aluna dengan kesal pada seseorang yang ia tabrak.
“Harusnya kamu yang hati-hati, siapa yang duluan menabrak?” balas seseorang yang ditabrak Aluna.
Aluna mendongak menatap seseorang yang ia tabrak, seketika ia membelalak, tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah isi tasnya kembali masuk ke dalam tas, ia berdiri.
Entah ini musibah atau keberuntungan untuk dirinya. Dirga! Seseorang yang Aluna tabrak adalah Dirga. Di saat ia bingung mencari cara berdekatan dengan Dirga, kini Tuhan menakdirkan mereka bertemu.
Baru saja Aluna bertemu klien di privat room yang disediakan oleh pihak hotel, karena sudah selesai, Aluna berencana langsung kembali ke kantor, ada beberapa hal yang ingin ia pastikan.
Dirga melotot melihat siapa yang ia tabrak, Aluna. Pesaing bisnisnya.
“Senang bisa bertemu Anda di sini,” sapa Aluna ramah. Tiba-tiba saja sebuah ide tercetus di otaknya, ia mengesampingkan ide yang kemarin ia rencanakan.
Aluna mengulurkan tangan hendak menyalami Dirga.
Dirga menatap wajah Aluna dan tangan bergantian, seolah menilai sesuatu.
“Iya,” jawab Dirga akhirnya. Mau tak mau ia mengulurkan tangan menyambut tangan Aluna.
“Bagaimana kabarnya, Pak?” tanya Aluna ramah sambil menyunggingkan senyum.
“Baik, kamu bisa lihat sendiri.” Dirga berusaha terlihat cuek.
“Bapak mau pergi ke mana?” tanya Aluna, ia menatap sekeliling, ia tidak melihat siapa pun bersama Dirga.
“Ada janji dengan seseorang di sini.”
Aluna mengangguk-angguk, lalu kembali bertanya, “ Bisakah kita bertemu lagi?”
Dirga mengernyit, “Untuk apa?”
“Untuk hal pribadi,” jawab Aluna pelan.
Ia berjalan mendekati Dirga, hingga jarak mereka tidak ada sejengkal. Dirga bisa mencium parfum Aluna yang lembut, nan menyegarkan. Ia menahan napas agar tidak terlena dengan harum tubuh Aluna.
“Aluna ingin lebih mengenal Om Dirga,” ucap Aluna setengah berbisik dan sedikit mendesah. Sengaja ia menggoda Dirga.
“A-apa maksudmu?” tanya Dirga terbata-bata.
Aluna kembali melangkahkan kaki mendekat. Tubuh Dirga menegang saat payudara Aluna sepertinya dengan sengaja disenggolkan ke tubuhnya.
Dirga semakin menahan napas, ada sesuatu di dalam sana yang ingin dituntaskan.
“Aluna ingin menjadi istri om Dirga.”
Seketika mata Dirga melotot menatap Aluna yang tersenyum manis. Sedikit ia mendorong tubuh Aluna agar menjauh dari dirinya.
“Jangan g*la kamu!” hardik Dirga kasar.
Dirga menarik napas panjang, lalu mengeluarkan perlahan. Ia teringat Inggit yang sudah menantinya di salah satu kamar di hotel ini. Ia tidak mau berkhianat dari Inggit yang mulai membuka diri padanya.
“Tapi, om... Aluna benar-benar suka om Dirga.” Aluna menjerit tidak terima.
Untung saja saat ini suasana terlihat sepi, hanya ada beberapa petugas hotel yang lalu lalang. Aluna tidak peduli dengan mereka yang menatap dirinya dengan pandangan ingin tahu.
“Jangan mimpi! Aku tidak mau denganmu!”
“Tapi, Aluna dengar om suka dengan daun muda seperti Aluna?” tanya Aluna percaya diri dan tidak tahu malu.
“Saya sudah punya sendiri! Permisi!”
Tanpa menunggu jawaban Aluna, Dirga segera meninggalkan Aluna yang termangu sendiri. Dirga sudah tidak sabar bertemu dengan sugar babynya itu, hasrat dalam dirinya ingin segera dituntaskan bersama Inggit.
Aluna mengentakkan kaki dengan kesal. Gagal ia mendekati Dirga kali ini.
“Awas saja, aku akan membuatmu bertekuk lutut di depanku, Om!” sumpah Aluna.
---
“Om, Satya mau pindah ke luar negeri bersama Rika, bagaimana dengan data perusahaan Aluna?” Satya berencana mengikuti keinginan istrinya, untuk tinggal di luar negeri selama satu bulan.
Walaupun Satya tidak cinta, ia kasihan pada istrinya itu. Ia sempat menemukan sebuah laporan kesehatan Rika yang tersembunyi di balik bantal. Ternyata umur Rika tidak lama lagi, kanker otak merusak tubuhnya. Membuat Satya mau tak mau menuruti keinginan terakhir Rika.
“Kamu mulai cinta dengan Rika?” tanya Dirga.
“Enggak sih, Om. Satya kasihan dengan Rika, Satya ingin menuruti keinginannya sebelum dia tiada.”
“Bisa bucin juga kamu,” kelakar Dirga.
“Apaan sih, Om ini,” sungut Satya kesal.
“Yaudah, data perusahaan Aluna kau simpan saja. Om belum ada keinginan menghancurkan perusahaan Aluna sekarang, apalagi... “ ucapan Dirga terputus saat mengingat sikap Aluna tadi.
“Apa lagi apa, Om?” tanya Satya, ia mengernyitkan dahinya heran.
“Ah, tidak ada!” jawab Dirga akhirnya.
Satya terdiam, ia merasa omnya sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
“Yakin om gak mau cerita?” tanya Satya lagi.
“Kapan-kapan saja om cerita, sekarang kamu boleh pergi,” usir Dirga, tangannya mengisyaratkan Satya agar keluar dari ruangannya.
Sepeninggal Satya, Dirga termenung. Ia teringat sikap Aluna tadi. Sungguh berani sekali gadis muda itu menggodanya di tempat umum.
Dirga meraba dadanya yang tadi tersenggol payudara Aluna, seolah ia bisa merasakan bagaimana benda keramat milik Aluna berada di sana.
Sayangnya otak dan hati Dirga tidak sinkron, ia mencintai Inggit, tetapi juga menginginkan tubuh Aluna. Brengs*k bukan?
Dirga mengusap rambutnya kasar, memikirkan dua gadis muda membuatnya sakit kepala, padahal baru saja tadi ia menghabiskan waktu bersama Inggit.
Kring!
Telepon di depannya berbunyi, segera ia mengangkatnya.
“Halo.”
“Siapa?”
“Aluna? Keperluan apa?”
“Baiklah, antar dia ke ruanganku!”
Aluna datang ke kantor Dirga! Ada apa? Dirga memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi, apa alasan Aluna menemuinya? Padahal baru tadi mereka berpapasan.
Tok tok
“Masuk!”
Benar, Aluna datang. Ia membawa paper bagian berisi nasi kotak. Senyum lebar tersungging di wajahnya.
“Om sudah makan? Kita makan bersama ya?” ajak Aluna menunjukkan paper bag yang ia bawa.
“Untuk apa kamu repot-repot kemari?” tanya Dirga. Bukan tidak suka, hanya saja ia takut tidak bisa menjaga diri dari godaan Aluna yang sepertinya tidak lelah terus menggoda dirinya.
“Bukankah Aluna sudah katakan tadi?”
“Jika saya katakan bahwa saya sudah memiliki kekasih, apakah kamu akan berhenti mengejar saya?” tanya Dirga hati-hati. Walaupun bersaing, ia tidak mau menyakiti hati perempuan.
“Tentu saja tidak! Aluna akan mengejar sebelum janur kuning melengkung.” Aluna menata isi paper bag di atas meja Dirga.
“Lalu bagaimana caraku agar kamu berhenti?” tanya Dirga putus asa. Jujur saja ia lelaki normal yang akan bereaksi dengan wanita cantik, berdekatan dengan Aluna membuat dirinya panas dingin. Ingin menerkam teringat Inggit, tapi Aluna terus saja menggodanya.
Seperti saat ini, sengaja Aluna memakai pakaian yang minim dengan memperlihatkan sedikit payudaranya. Ya, Aluna tidak lagi memakai baju kerja, ia sudah berganti pakaian dengan baju santai.
“Tidak ada cara, Om. Aluna tidak akan berhenti menemui sampai om mau menerima Aluna menjadi kekasih, apalagi istri.”
Aluna menyendok sedikit makanan lalu menyuapkan pada Dirga.
“Buka mulut, Om!” perintah Aluna pura-pura kesal saat melihat Dirga yang masih terdiam.
“Tapi, Lun... “ ucapan Dirga terputus, karena secepat kilat Aluna membungkam Dirga menggunakan bibirnya.
Awalnya Dirga diam, ia terkejut dengan ciuman yang tiba-tiba. Lambat laun, ciuman Aluna semakin liar dan menuntut balasan. Sebelah tangan Aluna meletakkan sendok pelan, lalu mulai meraba tubuh Dirga.
Sayangnya, lagi-lagi hati dan otak Dirga tidak sinkron. Sekarang, justru keadaan berbalik, dengan ganas Dirga balas melumat bibir Aluna yang sejak tadi menggodanya. Kedua tangan Dirga sudah bergerilya meraba ke sana ke mari.
Aluna bersorak bahagia dalam hati, ia pikir rencananya berhasil kali ini. Mendekati Dirga untuk mencari tahu apa yang akan mereka lakukan pada perusahaan miliknya setelah tahu rahasia itu.
Saat dirasa cukup, Aluna menghentikan ciuman mereka. Dirga mengerang kecewa saat tahu bibirnya tidak lagi bersentuhan dengan Aluna.
“Cukup sampai di sini, Om!” ucap Aluna. Ia sedikit menjauh dari Dirga.
“kenapa?” tanya Dirga serak.
“Om bisa mendapatkan lebih dari ini, jika mau menikah dengan Aluna!” tegas Aluna.
Wajah Dirga berubah datar, ia hanya ingin menikah dengan Inggit. Bukan orang lain.
“Tidak!” tolak Dirga tegas.
Aluna tidak percaya mendengar penolakan Dirga, lalu apa arti ciuman yang baru saja terjadi itu menurut Dirga?
Aluna mengumpat dalam hati. Kesal sekali rasanya, ia merasa dipermainkan oleh Dirga.
“Om jahat!” Aluna pergi meninggalkan Dirga dengan menyentak kakinya kesal.
---
Esoknya
“Ini data wanita simpanan Pak Dirga, Bos.” Hendra menyerahkan sebuah map pada Aluna yang baru saja sampai di ruangannya.
Seketika Aluna melotot melihat siapa wanita yang bertahta di hati Dirga. Inggit! Saingan di sama SMA dulu, sebenarnya bukan saingan, Aluna yang merasa tersaingi dengan adanya Inggit.
“Kamu yakin perempuan ini yang menjadi simpanan Pak Dirga?” tanya Aluna memastikan.
Melihat kepala Hendra yang menganggukkan kepala, seketika kepala Aluna menjadi panas. Matanya memerah menahan marah, tanpa sadar ia meremas foto yang di genggamnya.
“Mengapa dia selalu berada di dekat mereka yang kuincar?” gumam Aluna kesal. Dulu Leon, maskot di sekolahnya, sekarang Dirga, pesaing bisnisnya!
Aluna membuang semua barang yang ada di atas meja kerjanya. Marah, ia marah pada Inggit. Kenapa dia selalu menghancurkan kesenangannya?
“Argh.... “ Aluna menjerit sekencangnya, lalu meremas rambutnya kencang.
Melihat itu, segera Hendra mendekati Aluna. Ia memeluk Aluna erat, seolah menyalurkan energi positif pada diri Aluna.
Sebenarnya, Hendra memiliki sedikit rasa pada Aluna, sayangnya ia tidak berani mengungkapkan, karena status mereka yang jauh. Bos dan karyawan.
“Kamu harus bantu aku menghancurkan mereka yang mengganggu kebahagiaanku!” perintah Aluna sembari mencengkeram lengan Hendra kuat.

Komento sa Aklat (136)

  • avatar
    CakrawatiResi

    mesekipun saling mebguntungkan tapi kita jangan llupa akan menghargai dan jangan menyakiti hati orang lain

    10/01/2022

      4
  • avatar
    Urie Djhrt

    penasaran banget, ceritanya susah di tebak , i like it 🤭. semoga cepat terbit bab selanjutnya.... semangat

    05/01/2022

      1
  • avatar
    RahmadaniReva

    semagat

    5d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata