logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Pandangan Pertama

Membandingkan dengan kualitas udara di dunianya, Cheryl berkata, "Ah, udara di sini adalah yang terbaik~"
Ini sudah hari ketujuh semenjak kepindahannya. Cheryl sudah sedikit tenang dan mulai mencoba beradaptasi. Seperti bagaimana situasi Claudia, dia juga mulai mengerti sedikit.
Putri Claudia berusia 18 tahun ini. Dia tinggal sendirian di kediaman kecilnya, agak jauh dari istana utama. Tidak ada pelayan disekitarnya, jadi segala kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mencuci pakaian dilakukan oleh Claudia sendiri. Dia bahkan harus mengambil air di sumur serta mengambil kayu bakar di gudang istana sendirian. Tidak ada yang membantu Claudia. Bahkan jika para pelayan itu sedang menganggur, mereka hanya menatap sebentar kemudian melanjutkan bermalas-malasan. Terkadang, mereka menghibur diri dengan cara mengintimidasi Claudia.
Di novel, Cheryl tidak menuliskan detail ini. Dia hanya menggambarkan secara kasar bahwa putri Claudia tidak disayangi oleh raja. Begitu dia merasakan langsung bagaimana kehidupan Claudia, Cheryl merasa sangat bersalah.
Hari ini juga sama. Ketika Cheryl berjalan memasuki dapur istana, dua orang pelayan yang sedang mengobrol tiba-tiba berdiri dan menghalangi pintu.
"Apa yang kau lakukan disini?" salah satu pelayan bertanya dengan suara arogan.
Cheryl memelototi mereka. "Aku ke dapur, tentu saja ingin makan."
Kedua pelayan tercengang. Melihat Cheryl ingin menerobos masuk, kedua pelayan segera bereaksi.
"Kau tidak bisa masuk tanpa izin. Pergi dari sini sekarang juga." pelayan itu membentak. Dia menarik lengan Cheryl dengan kasar.
Tetapi ini adalah Cheryl, bukan Claudia. Dia biasanya bukan orang yang sabar, jadi dia menampar pelayan itu.
Pelayan yang ditampar terkejut. Dia memelototi Cheryl dengan ganas.
Sebelum kedua pelayan itu mengamuk dan membuat keributan yang tidak perlu, Cheryl berlari kembali ke kediaman Claudia.
Cheryl masuk kembali ke kamar. Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Pikirnya, di dunia ini, dia sepertinya akan kesulitan untuk bertahan hidup. Kecuali dia meninggalkan istana. Masalah lain adalah dia tidak memiliki bakat apapun selain menulis.
Di dunianya, Cheryl telah menulis banyak novel. Yang paling terbaru adalah The Phoenix and The Dragon. Novelnya tidak menceritakan tentang mitologi, melainkan kisah cinta tragis antara seorang jenderal dengan seorang putri raja. Sang jenderal, yang juga seorang Marquis, memenangkan peperangan yang sulit. Raja sangat menghargainya, dengan sengaja membuat perjamuan besar-besaran untuk menyambut keberhasilan sang jenderal. Namun, meskipun di permukaan raja tersenyum, namun di dalam hatinya, raja sama sekali tidak puas. Raja merasa bahwa kekuatan pihak lain semakin solid, dan itu bisa mengancam posisinya.
Kemudian, raja yang mengetahui bahwa jendral diam-diam jatuh cinta dengan putrinya, membuat rencana. Dia mengajukan pernikahan antara jenderal dan putri ketiga. Jendral setuju tanpa ragu, karena putri ketiga adalah orang yang dia sukai. Diliputi perasaan bahagia, jenderal pun lengah. Raja diam-diam menjalankan rencananya, berniat menyingkirkan sang jenderal. Namun, jenderal berhasil selamat, tetapi tubuhnya menjadi cacat. Kakinya lumpuh dan wajahnya rusak. Kemudian, raja memutuskan sepihak pertunangan jenderal dan menikahkan putri ketiga dengan pangeran dari negara lain. Jenderal yang rasa cintanya kepada putri ketiga sangat dalam, mengirim utusan dan membujuk agar putri menolak menikahi pangeran negara lain. Jenderal berjanji bahwa dia akan melakukan apapun untuk sang putri. Namun, putri tidak hanya menolak. Dia bahkan menghina sang jenderal, dia berkata dia tidak ingin bersama dengan pria cacat.
Jenderal sangat marah dengan perlakuan seperti itu. Mulai saat itu, dia sangat benci dengan keluarga kerajaan. Dengan segala kekayaan dan koneksinya, dia berhasil sembuh. Lalu mulai menyusun rencana untuk memberontak.
Ceritanya cukup bagus untuk dinikmati. Banyak pembaca menyukainya meskipun banyak juga yang memarahinya karena selain plot yang tragis, isi cerita tidak sesuai dengan judulnya. Cheryl biasanya selalu tidak peduli, dan melanjutkan tulisan berikutnya.
Namun, kemalangan besar menimpa Cheryl. Dia, entah bagaimana, telah berpindah ke dunia buku The Phoenix and The Dragon dan menjadi karakter tidak penting, putri yang diabaikan, Claudia.
Dan di sekitar waktu ini, si jenderal akan kembali dan raja akan mengadakan perjamuan. Cheryl sebagai putri Claudia yang diabaikan, sebenarnya tidak memiliki andil apapun di perjamuan itu. Dia juga tidak menulis detail apakah putri yang tidak disukai bahkan dipanggil ke perjamuan. Masalahnya adalah, ketika hari pembantaian, Claudia juga dibunuh. Adegan pembunuhan itu menghantui Cheryl bahkan sebelum dia datang ke dunia ini.
Jadi, hari ini dia memutuskan untuk melihat-lihat keluar istana, berencana melarikan diri. Dia berpikir, karena Claudia adalah putri yang diabaikan, maka rencana pelarian akan mudah. Tetapi, belakangan baru dia menemukan bahwa tatanan masyarakat di dunia ini sama dengan di dunianya, tidak semudah itu bagi orang untuk hidup tanpa identitas yang jelas.
Cheryl bersiap-siap. Dia mengenakan pakaian acak yang ada di lemari Claudia, memakainya tanpa banyak pertimbangan. Dia mengais kotak uang Claudia dan berhasil mengumpulkan beberapa keping uang perak.
Setelah berhasil melewati penjaga gerbang belakang, Cheryl melenggang di jalanan dengan sangat santai. Dia singgah di kedai roti, membeli dua roti kukus dan memakannya disepanjang jalan.
Jalanan hari ini sangat ramai. Lebih banyak pejalan kaki memenuhi jalan. Pemilik rumah atau toko di pinggir jalan menghiasi tempat mereka dengan warna yang semarak. Cheryl agak tercengang dengan kesemarakan masyarakat. Jika bukan suara terompet dan drum lamat-lamat terdengar dari jauh, Cheryl akan lupa bahwa hari ini adalah hari kembalinya sang jenderal.
Arak-arakan masih jauh, namun orang-orang di sepanjang jalan sudah sangat antusias. Cheryl bahkan terdorong dan terjepit di antara kelompok gadis-gadis. Mereka semua memakai pakaian bagus dan riasan wajah, berharap menarik perhatian sang jenderal yang akan lewat. Cheryl mencibir gadis-gadis yang antusias itu.
"Usaha yang sia-sia, para gadis. Hati sang jenderal sudah dimiliki orang lain."
Cheryl tidak sadar bergumam agak keras. Gadis yang berdiri di sampingnya sepertinya mendengar apa yang dia katakan. Dia bertanya dengan sengit.
"Apa yang kau katakan?"
"Eh, tidak ada ...." Cheryl menjawab tanpa sadar. Melihat bahwa gadis disebelahnya tampak marah, Cheryl memilih tidak mengatakan apa-apa lagi.
Perlahan, tim arak-arakan sudah berada di depannya. Tim dipimpin oleh beberapa tentara bertubuh kuat, diikuti oleh pembawa drum dan peniup terompet. Di barisan ketiga, beberapa petinggi pasukan berada di atas kuda mereka.
Diantara beberapa orang diatas kuda, Cheryl segera mengenali satu. Begitu melihat wajahnya, Cheryl langsung gemetar. Itu dia! Si jendral iblis, yang membunuhnya di dalam mimpi!
Gadis-gadis segera bersemangat. Mereka melemparkan saputangan bersulam nama mereka serta bunga-bunga kepada orang-orang yang sedang pawai. Terutama agar dilihat oleh jenderal, mereka berteriak lebih keras.
Merasakan suara-suara melengking yang berisik, Edgar tidak bisa bertindak abai begitu saja. Bagaimanapun, dia terbiasa berada di situasi dimana para gadis mencari perhatiannya dengan berbagai cara. Dia menoleh kepada sekelompok gadis di pinggir jalan dan tersenyum kepada mereka. Segera, dia bisa melihat tampilan memuja di wajah gadis-gadis muda itu. Namun, ketika tatapannya jatuh pada gadis yang terjepit di belakang kelompok, dia mengerutkan. Gadis itu kurus dan terlihat polos, sebuah roti kukus ditangannya, memandangnya dengan pandangan penuh kengerian di matanya.
Edgar berpikir bahwa gadis itu takut dengan Jenderal Besar yang berwajah garang di sebelahnya. Jadi, dia memutuskan menarik senyum manis di wajahnya agar dilihat oleh gadis itu. Namun siapa sangka bahwa ketika melihat senyumnya, gadis itu terlihat semakin ketakutan.
Cheryl buru-buru menurunkan pandangannya dengan gugup. Setelah bersusah-payah melepaskan diri dari kelompok gadis yang berdesak-desakan, Cheryl segera melarikan diri dan masuk toko secara acak.
Melihat reaksi Cheryl, mau tidak mau, Edgar menyentuh wajahnya sendiri sambil berpikir, 'Apakah wajahku begitu mengerikan?'
***

Komento sa Aklat (181)

  • avatar
    Patri Ismi

    ceritanya bagus banget kk,, aku udah baca 2 kali ,, keren banget. semangat terus kk, stay healthy and stay happy❤

    15/04/2022

      1
  • avatar
    LutfiatunNaily

    Best banget ceritanya❤ ide yang sangat luar biasa👍👍👍

    06/03/2022

      1
  • avatar
    Nona Mel

    Dari dulu paling suka sama cerita fantasi dan bertema sejarah atau kerajaan2. dan akhirnya ketemu cerita ini. Cintaaaaa banget sm cerita ini.Semangat terus author.. Aku mendukungmu!!!😘😘😘

    19/01/2022

      3
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata