logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 7: Agen rahasia

"hanya mimpi" kata Ridwan.
Ridwan bangun dari kasur. Ia melangkah ke depan cermin memperhatikan dirinya yang bersisik.
Ia pun menjadi galau.
"adakah seseorang yang mau mendekatiku dan mencintaiku?" kata Ridwan.
Grek.. bunyi pintu.
"eh, kirain kamu lagi keluar cari kerja." kata pak Doni membuka pintu kamar Ridwan.
"nggak" kata Ridwan.
"tadi ada gerhana lewat waktu pak Doni di jalan menuju ke sini, kamu lihat nggak?" kata pak Doni.
"nggak pak Doni. Tadi aku ketiduran. Ini baru saja bangun" kata Ridwan.
"oh, gitu. Ya udah" kata pak Doni hendak pergi.
"maaf pak, Ridwan mau nanya sesuatu." kata Ridwan.
"mau nanya apa?" kata pak Doni.
"mm, pak Doni ada kenalan nggak dengan teman-teman atau rekan kerja bapak, siapa tahu saja mereka butuh tenaga kerja." kata Ridwan.
"rekan kerja?" kata pak Doni.
"iya pak. Ridwan sudah mencari teman-teman Ridwan di kontak hape tapi nggak ada yang bisa dihubungi" kata Ridwan.
Pak Doni mikir.
"tunggu, siapa ya? oh. Ada, dia tukang becak kampung sebelah namanya Jangang." kata pak Doni.
"Jangang?" kata Ridwan.
"iya, Jangang. Dia dulunya tinggal di gubuk ini juga. Tapi sekarang dia sudah pindah." kata pak Doni.
Ridwan memperhatikan dengan seksama.
"tapi biasanya sih dia juga cuma nganggur dan ngojek. Sama kayak pak Doni" kata pak Doni.
"oh gitu" kata Ridwan.
"tapi kamu bisa kontak dia dulu. Siapa tahu aja kali ini dia punya job yang cocok untukmu. Ini nomor wa nya" kata pak Doni menyerahkan kontak hape Jangang.
"ok, terima kasih pak Doni" kata Ridwan.
~
Sore hari di rumah Jangang.
"pak Doni pernah bercerita bahwa ia tinggal bersama anak muda yang bernama Ridwan sau di gubuknya. Aku pikir anak muda yang ia maksud mirip dengan seorang artis karena memiliki nama yang sama. Ternyata.." kata Jangang (45) sambil sesekali memperhatikan Ridwan yang tengah duduk di ruang tamunya.
"ternyata jelek dan buruk rupa. Iya ya?" kata Ridwan.
"ternyata nggak mirip siapa-siapa." kata Jangang.
"ya" kata Ridwan.
"sori aku tidak mengataimu jelek maupun buruk rupa." kata Jangang.
"terima kasih atas tanggapannya pak. Ngomong-ngomong pak Jangang bisa bantu Ridwan mencari pekerjaan?" kata Ridwan.
"sepertinya nggak ada. Di zaman sekarang memang susah mencari pekerjaan." kata Jangang.
"nggak ada ya. Kalau begitu aku mau pamit dulu" kata Ridwan hendak beranjak dari ruang tamu.
Tiba-tiba, Jangang teringat sesuatu.
"tunggu sebentar" kata Jangang.
"??" Ridwan menghentikan langkahnya menunggu Jangang.
Jangang masuk ke dalam kamarnya.
Jangang mengambil sebuah foto copian brosur di atas tvnya yang sudah jadul.
"sori, aku baru ingat. Beberapa hari yang lalu ada 3 orang anak muda menitipkan brosur dan kartu nama ke saya." kata Jangang menyerahkan foto copian brosur tersebut ke Ridwan.
"mereka menaiki mobil sedan warna hitam. Kalau aku lihat-lihat mereka mirip agen rahasia seperti yang ada di film-film." kata Jangang
Ridwan memperhatikan Jangang dengan seksama.
"mereka menawarkan suatu pekerjaan padaku, tapi aku tidak tahu maksudnya bagaimana. Mereka membicarakan tugas seorang intel dalam mencari sebuah benda pusaka" kata Jangang.
"benda pusaka yang seperti apa?" kata Ridwan.
"aku juga tidak tahu. Yang jelas pekerjaan ini bukan pekerjaan biasa Ridwan. Ini adalah tugas seorang intelejen. Gajinya sih lumayan." kata Jangang ngopi di rumahnya yang sederhana.
Ridwan termenung membaca brosur lowongan kerja sebuah agen rahasia yang diberikan oleh Jangang.
"kalau boleh tahu, siapa ketiga orang itu?" tanya Ridwan.
Jangang menghirup kopinya sejenak.
"rahasia sih jadi aku nggak boleh membeberkannya. Tapi aku punya alamat mereka kok yang juga rahasia, kalau kamu mau." kata Jangang.
"aku berharap sekali bisa mendapatkan pekerjaan apa saja yang penting halal. Aku tidak mau lagi merepotkan pak Doni sebagai tanggungan kesehariannya." kata Ridwan.
"kalau begitu terima saja tawaranku ini." kata Jangang memegang saku belakang celananya.
Jangang mengambil sesuatu dari dompet. Dia memberikan sebuah kartu alamat kepada Ridwan.
"kalau kamu masih mikir begitu, baiklah saya kasih tahu satu di antara mereka. Namanya Rico" kata Jangang.
Ridwan mengambil kartu nama tersebut.
"saat kamu menelponnya kamu harus sebut pasword. Adapun paswordnya adalah: rico_rico. Kamu mau?" kata Jangang.
Ridwan berfikir sejenak.
"baiklah" kata Ridwan.
"hore.. Aku akan mendapatkan bonus. Ye ye ye.." kata Jangang lompat bergembira.
Ridwan terbengong melihat tingkah Jangang.
Jangang pun salah tingkah dan kembali duduk menjelaskan sesuatu kepada Ridwan.
"maksud aku, ehem selamat ya. Sekarang kamu harus siapkan surat lamaran kerja, CV, ijazah minimal SD, surat keterangan mampu, dan surat kematian diperlukan untuk asuransi" kata Jangang.
"hah? setega itu" kata Ridwan.
"iya" kata Jangang.
Jrek.. jrek.. bunyi pintu belakang rumah Jangang.
"suara apa itu?" tanya Ridwan.
"entahlah, sepertinya dari dalam rumah" kata Jangang.
Pintu belakang rumah Jangang pun tercongkel dan terbuka.
Seseorang pun muncul.
"tidak usah repot-repot, kita tidak punya banyak waktu" Rico (25) datang tiba-tiba dari dalam rumah Jangang.
Ridwan dan Jangang menganga melihat kedatangan Rico.
"kepret nih bocah. Masuk rumah orang seenaknya" kata Jangang dalam hati melihat Rico muncul dari dalam rumahnya.
~
Di atas mobil pajero Rico.
"kartu namaku ini bukan kartu sembarangan. Aku sebagai agen rahasia dapat melacaknya melalui komputer led di mobil ini dan mendengarkan percakapan yang ada di sekitar kartu" kata Rico memperlihatkan layar komputer yang ada pada mobil.
"waw hebat ya" kata Ridwan.
"yup, tadi saja aku dengar kamu bercakap dengan bapak itu. Dan dari percakapanmu aku tahu kamu orang yang sangat butuh pekerjaan. Makanya aku datang. Btw namaku Rico" kata Rico memperkenalkan diri.
"tunggu dulu, kenapa brosur itu tidak ada di koran ataupun di papan lowongan kerja di kota dan hanya pak Jangang yang mengetahuinya? Apakah perbuatan kalian ilegal? atau jangan-jangan ini penipuan?" kata Ridwan penasaran.
"hehe nggaklah. Beberapa minggu yang lalu di tempat itu ada seseorang yang mengirim berkas data diri, persyaratan dan wawancara dalam agen rahasia kami." kata Rico.
Ridwan memperhatikan.
"pas kami selidiki, ternyata yang ada cuma bapak itu. Ku fikir orang itu akan kembali lagi. Aku sudah lupa nama pengirim berkas dan dimana menaruh berkasnya" kata Rico.
"oh" kata Ridwan.
"salah seorang anggotaku memberi bapak itu brosur dan kartu namaku untuk memancing seseorang tersebut namun tak kunjung datang." kata Rico menceritakan seorang pendaftar yang misterius.
Ridwan termenung.
"memangnya aku akan bekerja sebagai apa? dimana? dan kapan?" tanya Ridwan penasaran.
"sukarelawan." kata Rico.
"jangan khawatir. Yang jelas pekerjaan ini di dalam pengawasan agen rahasia kami. Sebentar malam kita akan beraksi, lebih lanjut akan ku jelaskan secara rinci saat kita sudah sampai di markas" kata Rico.

Komento sa Aklat (258)

  • avatar
    SherliSherli

    kerenn

    6d

      0
  • avatar
    AjaRoni

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    ZahroAisyah

    bagus

    27d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata