logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

BAB 6

               
“dasar murahan” jawab El pedas
“tidak apa, jika kamu menyebutku murahan. Toh yang aku pilih hanya kamu atau papa kamu.”
“cih.” El malas memandang wajah Emilia
“aku hanya mengingatkanmu untuk berhati-hati dengan ku. Aku tidak akan membiarkanmu untuk menikah dengan papa ku” tegas El dan meninggalkan emilia
            
                             __________
Tok!
Tok!
Tok!
“aleena, ini mama sayang” aleena yang berada di dalam kamar hanya melamun dan tidak mendengar suara apapun
    Karena rasa kekhawatiran akhirannya hana masuk ke kamar aleena yang tidak di kunci.
    Hana melihat aleena yang termenung dan melihat aleena hanya mendengarkan alunan musik bola kristal salju, aleena tidak menyadari bahwa Hana berada di kamarnya. Hana kemudian menghampiri aleena yang melamun dan termenung.
“sayang...” belai Hana kepada aleena yang duduk di lantai dan meletakkan kepalanya di meja kecil berwarna hitam dengan mendengarkan alunan lagu dari bola kristal salju.
     Aleena terkejut dengan belaian itu lalu ia berteriak, sehingga menyebabkan Hana terkejut.
“aleena...ini mama sayang” ucap lembut Hana pada aleena. Aleena yang menyadari hal itu lalu memeluk Hana dengan tangisnya.
“maafkan mama sayang, mama harusnya menjaga kamu, tapi mama malah tidak memperhatikanmu” ucap Hana dengan di iringi tangisan
“mama... Aleena sayang sama mama dan semuanya, aleena ingin bisa tidur di pangkuan mama seperti dulu. Aleena ingin mendengar dongeng dari mama, aleena juga ingin mendengar lagu tidur dari mama” ucap aleena dengan menatap Hana
“iya sayang, mulai sekarang mama akan melakukan itu untukmu. Mama akan memperhatikan kamu dan kamu tidak akan bersedih dan kesepian lagi” Hana mengusap air mata aleena
“Terima kasih ma” pelukan aleena kepada Hana semakin erat
     Setelah aleena tertidur dengan lagu yang dinyanyikan oleh Hana, Hana kemudian pergi untuk menemui aksa.
[Ruang GYM]
“Aksa... ” panggil Hana. Aksa yang sedang latihan boxing mendengar panggilan itu lalu menghentikan kegiatannya.
“mama ingin bicara sama kamu” ucap Hana
“mama sudah memutuskan jika mulai sekarang, mama akan lebih memperhatikan aleena, mama akan menyerahkan semua tugas perusahaan ke asisten mama”
“baguslah. Setidaknya aleena bisa mendapatkan keadilan” Hana menundukkan kepalanya karena apa yang dikatakan oleh Aksa adalah sebuah fakta
“apa kata psikiater?”
“aleena mengalami trauma berat, ketakutan masih ada didiri aleena secara tidak normal.”
“aleena masih termenung di kamarnya terus dan tidak mau keluar”
“lalu papa kemana? Mengapa papa tidak ada?” Hana menghela nafas berat mendengar pertanyaan Aksa
“papa pergi ke kantor sebentar untuk rapat nanti setelah rapat selesai papa akan pulang menemui aleena” ucap Hana
      Aksa berlalu tanpa pamit kepada hana.
  
                          __________
[Kantor Damar]
“mas... Kapan mas mau menikahi ku” tanya emilia manja kepada Damar
       Semua orang di kantor sudah mengetahui hubungan Damar dan Emilia, sehingga tidak heran jika mereka berani berduaan di ruang kerja Damar.
“kamu sabar ya, aku akan segera menikahi mu setelah urusanku dengan El selesai” jawab damar.
“ada masalah apa lagi dengan El mas?” Damar yang tadinya sibuk dengan laptopnya menghentikan kegiatannya dan fokus dengan topik pembicaraan.
“bagaimana aku menjelaskannya. El kemarin berkelahi dengan teman sekelasnya hanya karena hal sepele dan guru BK nya menghubungi aku” Emilia menghela nafas panjang, ia mengerti bagaimana El.
“mas apa aku bisa membantumu?”
“apa kamu yakin, El sangat tidak menyukaimu. Jika kamu membantuku justru El semakin memberontak”
“mas, justru dengan aku melakukan ini mungkin saja El mau menerimaku dan dia juga bisa mengerti kamu”
“baiklah, jika menurutmu El bisa luluh. Aku akan menyetujuinya karena aku sangat mempercayai mu”
“mas, aku ingin belanja. Kamu mau kan menemani aku”
“ayo, aku membutuhkan hiburan” mereka pun berlalu dan menuju parkiran mobil. Sebetulnya banyak para karyawan yang tidak suka dengan hubungan mereka, terutama kepada emilia namun apa daya mereka yang hanya karyawan.
     Damar dan Emilia sudah berada di mall. Mall ini adalah milik Damar yang sengaja di buat untuk Emilia dan otomatis mall ini juga milik Emilia.
“mas aku mau beli baju di toko langganan aku. Boleh kan?” ucap Emilia manja
“boleh dong sayang” jawab Damar dengan manis
     Mereka lalu masuk ke salah satu toko besar langganan Emilia, Emilia pun memilih pakaian-pakaian mahal. Damar yang tengah duduk di sofa menunggu Emilia selesai memilih-milih tiba tiba ponselnya berbunyi nada panggilan.
“halo”
“...”
“serius pak?” Tiba-tiba saja Damar terkejut dan menjadi marah.
“...”
“baik Pak, Terima kasih atas informasinya” damar lalu mematikan ponselnya, lalu ia menghampiri Emilia.
“Emilia... Aku ingin pergi. Maaf aku tidak bisa menemani kamu sampai selesai” ucap damar merasa bersalah
“memangnya kamu mau ke mana mas?” tanya Emilia sedikit kecewa
“El membuat masalah lagi” wajah damar penuh dengan amarah saat mengingat ulah El
“memangnya ada apa dengan El mas? ”
“El bolos sekolah”
“oh ya ampun.” Emilia berpura-pura khawatir
“kamu bisa lanjutkan belanja, aku akan mencari keberadaan El sekarang”
“mas tunggu! Bagaimana jika aku ikut?”
“tidak perlu Emilia.”
“tapi mas...” Emilia melihat wajah damar yang sedang marah dan ia mengingatkan damar untuk tidak bersikap kasar kepada El.
                          __________
      Sebuah tempat yang sunyi, gelap dan tenang. Tanpa ada gangguan dari siapapun, El pergi ke tempat ini. awalnya El ingin pergi ke sekolah tapi tiba-tiba saja pikirannya berubah dan ingin pergi ke tempat favoritnya. Tempat ini adalah saksi dari setiap penderitaannya, ia selalu bermain gitar di sini, menenangkan diri di sini dan melampiaskan semuanya disini.
      Saat ini El sedang berlatih boxing, ia meninju sebuah samsak, samsak itu terdapat foto Emilia. Ia sangat membenci Emilia, ia ingin sekali memberikan wanita itu pelajaran, tapi ia harus bersabar dan ia harus membuka semua rahasia Emilia yang tidak diketahui oleh papanya.
DRRTTT DRRTTT
      Suara ponsel El bergetar, El melihat nama kontak itu adalah papanya, ia pun mengangkat panggilan dari nya.
“.....” mendengar suara Damar yang sedang marah-marah membuat El langsung mematikan ponselnya secara sepihak
      El kemudian mematahkan kartu perdananya agar Damar tidak bisa melacak keberadaannya.
     Disisi lain Damar yang sangat marah karena El mematikan panggilannya berusaha mencari tahu keberadaan El dengan melacak ponselnya, namun hasilnya nihil.
[Rumah Elbaz]
     “pa... temuilah aleena, aleena pasti sangat membutuhkanmu” pinta Hana kepada Hasan
     “apa aleena tidak marah saat aku menemuinya?” Hasan merasa bersalah dengan keadaan aleena
     “mengapa aleena marah?”
     “selama ini aku sangat sibuk dan bersikap dingin kepada aleena, mungkin ia akan marah kepadaku”
     “jangan bilang seperti itu pa. Cobalah dahulu, aleena bukanlah orang yang seperti itu, berbeda dengan Aksa dan arion”
     “baiklah.” Hasan pun berlalu dan menuju kamar aleena
Cklek
      Saat Hasan masuk, ia melihat ada kedua putranya yang sedang duduk di ranjang bersama aleena. Ia menghela nafas berat. Tatapan mata kedua putranya membuat ia ingin mengurungkan niatnya, namun ia sadar bahwa ia tidak boleh menjadi ayah yang egois.
      “kalian berdua keluarlah! Aku ingin bicara dengan aleena” aksa dan arion yang mendengar hal itu pun keluar dari kamar aleena.
      “maafkan papa aleena...” Hasan menghampiri aleena yang sedang melamun. Hasan lalu duduk di samping aleena dan meraih punggung tangan aleena, lalu menatap aleena yang masih tidak meresponnya.
      “apa yang ingin kamu katakan dan lampiaskan, lakukan saja sayang” ucap Hasan.
      Aleena mendengar semua apa yang diucapkan oleh Hasan lalu ia mulai membuka suara, Hasan yang melihat mulut aleena mulai bergerak merasa senang.
      “aku benci semua ini” ucap aleena lirih.
      “aku ingin menjadi gadis normal, aku juga ingin bisa menjadi manusia yang berguna” lanjutnya tanpa menatap mata lawan bicaranya.
      “aku memiliki sebuah mimpi. Tapi mengapa aku harus seperti ini pa? Mengapa?” aleena lalu menatap mata Hasan dan Hasan tidak sanggup melihat mata aleena yang memerah. Hasan menghela nafas panjang.
      Hasan tidak sanggup menjawab apa yang ditanyakan oleh putrinya. “mintalah sesuatu sayang, papa akan memberikannya” ucap Hasan lembut
      “aleena ingin sekolah umum” Hasan membelalakkan matanya tak percaya jika aleena akan meminta hal itu.
      “tapi sayang... Kondisi kamu masih belum normal”
      “apa aleena harus menunggu sampai sejauh itu? Bagaimana jika aleena tidak bisa mengatasi phobia ini sampai kapanpun? Bagaimana jika hal ini terjadi pada aleena sampai aleena mat-” ucapan aleena terpotong oleh tangan yang membungkam mulutnya
      “jangan katakan hal itu lagi ya, papa sayang sama aleena. Papa akan melakukan apapun untuk kamu” hasan melepaskan tangan dari mulut aleena
      “itu artinya papa akan mengizinkan aleena sekolah umum kan?” harap aleena dan diangguki oleh Hasan. Aleena tersenyum lebar dan memeluk ayahnya dengan erat.
                         __________
BUGH
    Seorang pria paruh baya tengah memukul pria yang ada didepannya dengan keras sehingga membuat sudut bibir pria tersebut sobek dan berdarah.
    Pria yang tengah dipukul hanya tersenyum miring, tidak peduli dengan apa yang terjadi padanya.
    “dari mana saja kamu ha?” bentak pria paruh baya.
    “kenapa anda peduli padaku?” pria itu memutar bola matanya malas. Ya, mereka adalah Damar dan El.
     Rasanya ingin sekali lagi memukul El pikir damar.
     Karena El malas berurusan dengan papanya, ia hendak pergi dari ruang kerja Damar. Namun langkahnya terhenti saat didepan pintu ruang kerja ternyata ada emilia, El menatap tajam mata emilia.
     Saat ini, damar tengah berada di kamarnya ditemani dengan emilia yang memberikan segelas air putih.
     “mas jangan marah-marah terus dong, kan kalau mas marah-marah kesehatan mas akan menurun” ucap emilia sok baik.
     “maafin mas em, mas hanya pusing melihat sikap El yang tidak mau menurut.”
     “bagaimana jika kita mengajak El untuk liburan? Mungkin dengan ini El akan lebih refresh dan juga hubungan kalian membaik?” saran Emilia
     “mana mungkin dia mau” Emilia tersenyum tipis.
     “aku akan berusaha membujuknya” 
     “kamu yakin” tanya damar dan diangguki oleh Emilia.
Tok! Tok! Tok!
      El menghela nafas kasar, karena baru saja ia membaringkan tubuh sebentar, sudah ada ketukan pintu.
      “masuk!” seorang wanita lalu masuk ke kamar El.
      “kau?” ucap El penuh tatapan benci
           
     
 

Komento sa Aklat (308)

  • avatar
    Hafizul amriBisma

    bagus cerita nya, andai di dunia nyata beneran ada spt ini. pasti aku bahagia

    3d

      0
  • avatar
    Nazmi Fatimah

    bgus

    25d

      0
  • avatar
    Fahlan

    baiklah

    18/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata