logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

BAB 2

“kenapa dengan Pookie?” tanya Arion pada kakaknya. 
“Aleena marah sama gue.” jjawab Aksa dengan memasukkan kunci pada lubang pintu.
“Kenapa dia bisa marah sama lo?”
“Udah lo nggak usah berisik. Lo itu bukan bantuin tapi malah nanya mulu.” jawab Aksa dengan kesal
“Hm.” deham Arion. 
Pintu kamar Aleena sudah terbuka, kedua kakak Aleena sekarang sudah ada di dalam kamar Aleena, sekarang Aksa tahu alasan kenapa Aleena tidak membuka pintunya ternyata Aleena sedang tidur. Aleena tertidur setelah menangis dan ia tidur dalam keadaan memeluk foto keluarganya.
“Ternyata dia tidur, aku fikir dia sedang melakukan hal yang tidak tidak.” batin Aksa. 
“Sore- sore begini dia tidur, ya ampun kasihan sekali adikku ini.” batin Arion. 
Saat Aksa dan Arion sedang melihat Aleena tidur, tiba tiba Aleena terbangun dan melihat mereka.
“mmpph.” lenguh Aleena yang baru bangun tidur. 
“Kalian ada di sini? sedang apa kalian kesini bukannya kalian tidak peduli padaku.” ucap gadis berkulit pucat itu dalam keadaan masih marah. 
“Aleena maafkan aku, tadi aku ada kelas tambahan sampai sore sebenarnya aku tidak ingin membuatmu marah.” ucap Aksa dengan hati-hati.
“Iya Pookie, maafkan aku juga aku tadi juga ada kelas tambahan.” jawab Arion jujur. 
“Serius lo?” tanya Aksa pada Arion karena tidak percaya. 
“Ya iyalah emang lo doang yang ada kelas tambahan.” jawab Arion dengan kesal. 
“Udah stop! Mending kalian keluar dari kamar aku, aku nggak mau ngelihat kalian, kalian sama aja, pembohong.” ucap Aleena sambil mengerucutkan bibirnya dan menyilang kan kedua tangannya. 
“Aleena sejak kapan aku menjadi pembohong? now apapun yang kamu inginkan akan aku berikan. Bukan begitu Arion?” ucap Aksa sambil melihat Arion. 
“Tentu, kami akan melakukan apa yang kamu inginkan asal kamu mau memaafkan kami, Pookie.”
“Seriously?” tanya Aleena yang mulai tertarik dengan tawaran mereka. 
“Iya,” jawab Aksa dan Arion bersamaan. 
“Kalau begitu, nanti setelah isya' kalian harus menemani aku melihat bintang dan membacakan aku cerita.” ucap Aleena dengan nada sedikit manja. 
Aleena selalu menjadi anak kecil dan manja ketika bersama keluarganya terutama kedua kakaknya, karena Aleena tahu kalau mereka sangat menyayanginya.
“Baiklah.” ucap Aksa dan Arion bersama lagi. 
“Lo kok ngikutin gue mulu sih ngomongnya.” ucap Aksa dengan kesal. 
“Lo yang ngikutin gue.” jawabnya dengan kesal juga. 
Kebersamaan mereka selalu seperti itu kadang tawa, canda, dan jahil yang membuat hubungan mereka semakin kompak.
“Ih kak Aksa sama kak Arion kenapa ribut sih.” ucap Aleena dengan kesal. 
“Iya maaf sekali lagi ya,”
“Sama juga” ucap Aksa dan Arion bersama, takut jika aleena merajuk lagi.
Ketiga bersaudara itu sekarang sudah berada di taman belakang untuk melihat bintang sesuai apa yang di inginkan oleh Aleena. Mereka merebahkan tubuh di atas rumput hijau tanpa alas apapun, Malam begitu indah dengan gemerlap bintang di langit dengan suasana yang sunyi ditemani oleh suhu dingin membuat ketiga bersaudara itu semakin merasakan kenyamanan dalam malam.
“Malam ini begitu indah bukan?” tanya Aksa pada kedua adiknya. 
“Exquisite.” jawab Aleena. 
“Yes.” jawab Arion. 
“Thank you very much, because you are always there for aleena and always grant my wishes.” ucap Aleena. 
“You're welcome, Pookie.” ucap Aksa dan Arion dengan kompak. 
Malam itu begitu menyenangkan untuk ketiga bersaudara itu, mereka bercanda dan tertawa mereka berharap persaudaraan itu akan menjadi lebih kuat dan tidak akan putus.
Matahari telah terbit anggota keluarga Elbaz sekarang sedang sarapan, lagi lagi hanya keheningan di ruang makan tiba tiba Hana Andita Elbaz ibu dari Aksa, Arion dan Aleena itu membuka suara untuk pertama kalinya di meja makan.
“Hari ini papa dan mama akan berangkat ke London untuk urusan pekerjaan, jadi mama ingin kalian bisa jaga sikap di rumah.” ucap Hana kepada anak anak nya dengan nada datar. 
“Kenapa mama dan papa tidak memberitahuku jika kalian ingin pergi ke London hari ini?” tanya Aleena dengan menghentikan sarapannya.
“Ini urusan mendadak sayang, baru pagi ini kami diberitahu.” ucap Hana dengan lembut.
“Huh, harusnya aku bisa menghabiskan waktu dengan keluargaku. Mama dan papa selalu sibuk dengan pekerjaan, kak Aksa dan kak Arion juga hari ini ada kelas tambahan.” ucap Aleena dengan kesal. 
“Aleena, kamu harus mengerti kami. Kamu itu sudah dewasa tapi kamu masih saja bersikap seperti anak anak.” ucap Hasan dengan ketus. 
“Apa papa tidak bisa bicara lembut pada aleena?" tanya Arion kepada papanya dengan berani. 
“Sudah. tidak apa apa kak, Aleena mengerti Maafkan Aleena, Pa.” ucap Aleena dengan raut wajah sedih.
Keluarga elbaz memang memiliki perilaku dingin namun itu hanya diluar tapi sebenarnya mereka sangat baik dan penyayang.
“Papa dan mama akan berangkat ke bandara, kita akan pergi ke London mungkin sekitar 1 minggu. Aksa, Arion kalian harus menjaga aleena dengan baik. Aleena juga jangan lupa minum obatnya. Kalian mengerti kan?” ucap Hana lembut.
“Baik ma.” ucap Arion lalu di anggukai oleh Aksa. 
“Mama dan papa hati hati ya, aleena sayang mama.” ucap aleena yang masih  belum rela kedua orangtuanya meninggalkannya. 
Mobil Tn. Elbaz dan Ny. Elbaz sudah berjalan, Aksa dan Arion bersiap siap untuk berangkat.
“Aleena, kami berangkat dulu ya. Nanti kamu harus bisa belajar dengan baik, ingat kata mama.” ucap Aksa dengan membelai rambut halus dan lebat Aleena.
“Assalamu'alaikum.” ucap Aksa dan Arion serempak. 
“Wa'alaikumsalam.” balas Aleena. 
“Bye bye, Kak.” lalu Aksa dan Arion masuk mobil masing masing dan meninggalkan Aleena.
Aleena lalu duduk di teras samping rumah untuk menunggu bu Alya, guru privatnya. Aleena adalah gadis yang tidak sama seperti gadis Lainnya. Ia memiliki IQ diatas rata rata dan dia tidak memiliki handphone pribadi, dari semua anggota keluarga Elbaz hanya dia yang tidak memiliki handphone, saat dia ingin menelpon keluarganya dia hanya bisa menggunakan telepon rumah. Gadis lugu ini harus menerima semua itu sejak kecil, karena phobianya.
Beberapa menit Aleena menunggu akhirnya guru privatnya datang.
“Aleena, apa kamu sudah siap menjalankan ulangan hari ini?” tanya bu Alya kepada Aleena. 
“Saya sudah siap, Bu.” jawab Aleena dengan gembira. 
                                   ___
“Hei, Arion kalau lo cowok sini tanding basket sama gue.” teriak Arkan dengan sombongnya. 
Mendengar ucapan Arkan, Arion tidak memperdulikan nya dan memilih tetap berjalan menuju perpustakaan sekolah.
Arkan yang sadar akan sikap cuek Arion memilih melempar bola basket ke punggung Arion, karena Arkan tidak mau kalah dengan Arion.
Arion tidak tinggal diam dengan ulah Arkan, dia tidak mau harga dirinya diinjak-injak lalu menghampiri Arkan dan menerima tantangan Arkan.
Pertandingan basket itu membuat siswa siswi menjerit ada yang mendukung Arion ada juga yang mendukung Arkan
“Kali ini gue gak bakal kalah sama lo.” batin Arkan. 
Mata Arion dan Arkan saling bertatapan dengan tajam, lalu Arion berhasil mencetak poin. Berkali-kali Arion berhasil mencetak poin sehingga membuat Arkan bersikap licik dan curang dia menjegal kaki Arion hingga Arion Jatuh hingga kakinya keseleo.
Arkan memenangkan pertandingan dan membuatnya bangga pada dirinya sendiri, setelah menjatuhkan Arion. Arion mencoba berdiri dan dihampiri Arkan.
“Lo liatkan gue udah berhasil ngalahin lo. Lo nggak bisa sombong lagi sama gue.” ucap Arkan dengan sombong dan meninggalkan Arion. 
Arion berjalan menuju UKS untuk mengobati lukanya, lalu ada seorang cewek datang menghampiri Arion.
“Arion, lo nggak apa apa?” tanya cewek itu. 
Cewek itu adalah Clarinta, cewek yang famous, cantik dan dikagumi kaum Adam di sekolah tapi dia hanya menyukai Arion cowok keren yang dingin dan mengejar ngejar Arion.
“Gue gak apa apa.” Ucap Arion dingin. 
“Kok lo gitu sih kan gue nanya serius, liat kaki lo kayaknya keseleo deh.” ucap clarinta dengan wajah khawatir
“Gue udah ngomong sama lo kalau gue gak papa dan nggak butuh bantuan lo.” bentak Arion
Clarinta tetap mencoba membantu Arion dengan memegang tangan Arion.
“Lepasin tangan gue ta, lo gak usah pegang pegang tangan gue.” bentak Arion dengan melepaskan tangan clarinta.
Arion lalu pergi meninggalkan Clarinta dengan ia berjalan kaki pincang sebelah.
“Gue gak bakalan tinggal diam dengan penolakan lo Arion. Gue bakal bikin lo jadi pasangan gue.” batin Clarinta. 
“Aww, ternyata sakit juga ya ni kaki. Gimana nanti mau nyetir kalau kayak gini.” ucap Arion kepada dirinya sendiri
“Arion, kaki kamu kenapa?” tanya pak Andre guru yang mengawasi UKS. 
“Saya hanya keseleo, Pak.” jawab Arion dengan sopan. 
“Kamu sudah kasih balsem otot?” tanya pak Andre pada Arion. 
“Sudah pak, ini baru saja saya selesai mengoleskannya.” jawab Arion. 
“Baiklah, saya rasa kamu kesulitan untuk berjalan bagaimana jika kamu istirahat di rumah sampai kaki kamu sembuh total?” tanya pak Andre lagi. 
“Tidak pak, sebentar lagi saya akan ujian mana mungkin saya istirahat di rumah.” tolak Arion dengan sopan. 
“Sudahlah Arion, nanti soal itu kan kamu bisa belajar di rumah, kalau kaki kamu semakin parah itu justru akan menghambat kegiatan ujian kamu nanti” Ucap pak andre
“Baiklah pak” Jawab Arion dengan singkat
Arion lalu menghubungi sopir pribadi untuk menjemputnya disekolah. Saat Arion pulang banyak siswa yang iri ingin pulang seperti Arion, tapi apa daya mereka yang hanya siswa biasa.
Sopir Arion sudah berada didepan dan membukakan pintu mobil untuk Arion, sopir tadi berangkat menggunakan ojek, karena dia harus mengemudikan mobil Arion.
Arion sudah sampai dirumah ia berjalan sendiri ia tidak suka jika ada orang yang menolongnya kecuali aleena. Ia berjalan secara diam diam dan pelan pelan agar aleena tidak melihatnya.
“Aleena pasti sekarang sedang ulangan, jangan sampai dia melihatku atau dia tidak akan fokus” Batin Arion
Arion sudah sampai di kamar dengan aman dan tidak terlihat oleh aleena, ia menidurkan dirinya di kasur.
“Bu, saya sudah selesai mengerjakannya” Ucap aleena dengan memberikan kertas Jawaban pada guru privatnya
“Baik, aleena saya akan memeriksa  dan menilainya” Ucap bu alya dengan mengambil kertas jawaban aleena
Aleena menunggu nilai dari bu alya, sambil membaca baca buku nya dengan cermat.
“Aleena, kamu luar biasa kamu mendapatkan nilai sempurna. Saya senang kamu bisa mendapatkan nilai sempurna dan bisa mengerti soal yang saya berikan” Puji bu alya
“Terima kasih bu alya, saya senang karena bisa mengerjakan soal yang sulit itu” Ucap aleena dengan rasa lelah di wajahnya
“Aleena, sepertinya kamu kelelahan kalau begitu kamu belajar sampai disini saja, kamu membutuhkan istirahat” Ucap bu alya yang mengerti dengan wajah aleena
“Terimakasih bu, aleena janji besok aleena akan belajar lebih baik lagi” Ucap aleena dengan wajah bahagia
Bu alya pamit kepada aleena dan meninggalkannya
“Aku lelah, aku ingin tidur sebentar” Batin aleena
Aleena berjalan menaiki anak tangga, kemudian ia mendengar seperti ada suara di dalam kamar Arion, lalu aleena berusaha ingin masuk ke dalam kamar Arion dengan membawa tongkat bisbol, karena ia berpikir kalau itu maling.
Aleena berjalan dan membuka pintu kamar Arion dengan pelan pelan supaya yang di dalam tidak mendengar.
Saat aleena ingin memukul orang tersebut tanpa sadar arion langsung menghindar dan sadar dengan apa yang dilakukan oleh adiknya itu.
“Aleena, ini aku Arion” Teriak Arion dan aleena langsung menyadari hal tersebut
“KAKAK. bagaimana kak arion ada disini? Bukankah kakak ada di sekolah” Tanya aleena dengan meletakkan tongkat bisbol
“Tadinya memang begitu, tapi kakak capek jadi kakak pulang” Jawab Arion dengan berbohong
“Kak, kok kakak pulang cuma gara gara kecapekan. Kakak bilang kakak akan menghadapi ujian?” Tanya aleena masih tidak percaya
“Iya itu benar, tapi kakak capek tadi habis main basket jadi kakak pulang” Jawab Arion
“Aleena marah sama kak arion, kak arion kan harus belajar supaya pintar. Kok malah gitu sih” Ucap aleena kesal
“Kakak mohon untuk kalian ini aja ya” Ucap Arion dengan memohon pada adiknya.
“Nggak ah, aleena marah sama kakak. Aleena mau ke kamar” Ucap aleena tetap marah
Lalu aleena pergi meninggalkan Arion, Arion tanpa sadar langsung mengejar aleena yang marah.
“Aleena tunggu kakak. Aduh” Ucap Arion hingga jatuh
“Kakak, kakak baik baik saja?kakak kenapa?” Tanya aleena dengan khawatir
“Maaf” Ucap Arion sambil memegang kedua telinganya
Aleena tidak sengaja melihat kaki kiri Arion dan mulai mengerti dengan kakaknya.
“Jadi kaki kakak sakit? kenapa kakak tidak jujur ke aleena. Kan tadi aleena marah tanpa alasan” Ucap aleena sedih
“Kakak hanya tidak mau kamu khawatir, maafin kakak ya” Ucap arion tidak tega melihat adiknya bersedih
“Iya. Aku obati ya kak” Ucap aleena
“Tadi kakak sudah obati di UKS, jangan khawatir”
“Sungguh?” Tanya aleena
“Iya.” jawab Arion. 
Mereka lalu berpelukan dan aleena membantu arion untuk berdiri.
“Aku bantu ke kamar ya kak.” ucap Aleena.
“Baik. tapi apa kamu bisa?” ejek Arion. 
“Ish, kakak nyebelin aku kasih tau kak Aksa nanti.” ancam Aleena dengan nada manja. 
“Iya iya.” ucap Arion. 

Komento sa Aklat (308)

  • avatar
    Hafizul amriBisma

    bagus cerita nya, andai di dunia nyata beneran ada spt ini. pasti aku bahagia

    3d

      0
  • avatar
    Nazmi Fatimah

    bgus

    25d

      0
  • avatar
    Fahlan

    baiklah

    18/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata