logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 11. hari kedua

"Kamu gak masak Lai?" tanya Mas Rizwan.
"Makan di luar aja Mas," jawabku datar tanpa memperhatikan Mas Rizwan.
"Kamu kan udah aku beri uang belanja Lai," protes Mas Rizwan.
"Nih Mas, ku kembalikan uangmu. Lagian juga kamu kan bentar lagi menikah dengan Shila jadi kamu harus menjaga Shila mulai dari sekarang."
"Lai, kok kamu berubah?" 
"Yang berubah itu kamu, kamu yang menghianati perjanjian kita kan? Ya sudah nikmati aja."
"Menghianati bagaimana Lai?"
"Nih foto kamu bersama Shila di Restoran Steak, apa kurang jelas?" 
"Baru juga sehari udah kegatelan. Udah sekarang juga aku bekerja mengejar karir ku supaya bersinar. Daripada jadi istri gak ada harganya," ketusku membuat Mas Rizwan garuk - garuk kepala yang tak gatal.
"Aku berangkat dulu, Assalamu alaikum." 
"Waalaikum salam," jawab Mas Rizwan.
***********
Ku langkahkan menuju ke meja kerjaku. Sedikit rasa tak karuan melihat kebohongan Mas Rizwan.
Setelah berjanji tapi ternyata dia sendiri yang menghianatinya.
"Kenapa murung?" tanya Pak Doni tiba - tiba di depanku.
"Pak Doni, Pak Doni sudah datang sepagi ini?" tanyaku terkejut.
"Kenapa? kamu sepertinya belum sarapan, segera habiskan sebelum teman - teman yang lain datang. Bisa - bisa kamu makan sisa seperti kemarin."
Terkejut dengan penuturan Pak Doni, bagaimana bisa tau jika kemarin Croffle pemberiannya dimakan rame - rame dan aku hanya dapat sisanya.
"Jangan bengong, aku hanya tak ingin kamu sakit karena telat makan, bisa - bisa jadwal kantorku kacau semua."
"Baik Pak, terimakasih," ucapku malu.
"Hmmm."
"Siang nanti tunggu aku di mobil, kita makan siang di Restoran Padang." Pungkas Pak Doni.
"Mau mengenang almarhumah lagi Pak?" tanyaku.
"Ikuti saja gak usah banyak tanya," ketus Pak Doni.
"Baik Pak, hari ini apa ada proposal yang harus saya kerjakan Pak?" tanyaku karena kemarin Pak Doni tidak membicarakan tugas hari ini.
"Hari ini kamu free, besok mungkin kamu ada tugas mengerjakan Proposal dan presentasi mewakili saya," jawab Pak Doni
"Mewakili Pak Doni?" tanyaku keheranan.
"Sudah saatnya kamu yang tampil di depan. Tunjukkan jika kamu mampu membawa kesuskesan perusahaan ini."
"Apa saya mampu Pak?" tanyaku.
"Percaya dirilah, buatlah dirimu bersinar," tegas Pak Doni.
"Baiklah Pak, saya boleh ijin ke Perpustakaan kota Pak? mumpung saya hari ini free."
"Sarapan dulu baru ke sana," jawab Pak Doni kemudian berlalu meninggalkanku.
Yesssss
"Seneng banget pagi - pagi," celetuk Dini.
"Hari ini aku free, mau ke Perpustakaan dulu," jawabku pada Dini.
"Enak nih," seloroh Rini.
"Udah aku mau sarapan dulu," pungkasku.
"Tumben sarapan di kantor, mentang - mentang free," celetuk Rosi.
"Gak seneng lihat temannya bahagia nih?" tanyaku menatap mereka.
"Hahahah, iya iya. Aku lebih bahagia jika bersanding dengan "manusia robot."
"Mulai lagi?" tanyaku kesal.
"Gitu aja marah, udah Lai segera sarapan dan pergilah ke Perpustakaan, siapa tau bisa dapat buku cara membuat Robot," celetuk Rosi membuat kami berempat tertawa.
Setelah sarapan segera keluar dan pergi menuju Perpustakaan Kota. Sampai di trotoar untuk memesan taksi online tiba - tiba
Tiiinnnn
"Masuk," seseorang membuka kaca mobilnha dan menyuruhku masuk.
"Pak Doni, sa saya akan memesan taksi online jadi Pak Doni tak perlu repot mengantarku."
"Siapa yang akan mengantarmu, aku juga hari ini akan ke Perpustakaan jadi sekalian bareng."
"Ma maaf Pak," ucapku malu.
"Duduk depan jangan duduk di belakang, nanti dikira aku sopir kamu," pangkas Pak Doni.
"Baik Pak," jawabku.
Hening saat di mobil
"Pak, bukannya Perpustakaan arahnya kesana Pak?" tanyaku saat merasa jalan yang lalui Pak Doni salah.
"Jangan protes, kamu harus siap - siap."
"Baiklah Pak."
"Jika kamu merasa sedih kamu bisa memukulku," pungkas Pak Doni
15 menit kami sampai di sebuah cafe untuk anak remaja.
Nampak di sana Mas Rizwan sedang makan dan bermesraan dengan Shila.
"Jangan bikin onar di sini, cukup dekati saja kesana," ucap Pak Doni.
"Bisa antarkan saya pulang Pak?" permintaanku pada Pak Doni.
"Jangan menangisi lelaki yang sudah berhianat, jika kamu ingin marah pukul saja aku," perintah Pak Doni.
"Ti tidak Pak, terimakasih," tak terasa air mata kembali menetes.
"Lai," panggil Pak Doni
"Saya mau tanya dan penasaran sebenarnya."
"Penasaran tentang apa Pak?"
"Siapakah manusia Robot itu, kenapa populer sekali dan jadi pembicaraan di ruang kerjamu?" pertanyaan yang membuatku mati kutu.
Mampus aku
"Hmm itu hmmm itu manusia silver yang dijalan itu Pak," jawabku sekenanya.
"Tatap mataku," tegas Pak Doni dan tak berani menatap matanya.
"Kau bohong, kamu tak terbiasa bohong Lai, aku lebih lama mengenalmu dari pada Rizwan suamimu," tegas Pak Doni.
"Ma maaf Pak, saya tidak bermaksud seperti itu," ucapku terbata - bata.
"Aku sudah tau siapa manusia robot itu," pungkas Pak Doni tersenyum smirk.
'Tumben tersenyum' batinku.
"Apa aku seperti Robot bagimu Lai?" tanya Pak Doni.
"Hehehe," hanya bisa tersenyum kecut.
"Aku bersikap seperti ini karena aku tak ingin ada wanita yang terpikat denganku."
Ge er amat
"Aku ingin setia dengan almarhumah," ucap Pak Doni dan menatap nanar ke arah jendela Restoran.
"Kenapa Pak Doni tak membuka hati untuk wanita yang lain?" tanyaku penasaran.
"Bukannya tak membuka hati, aku sudah membuka hati tapi ternyata wanita itu menikah dengan lelaki lain. Bahkan saat wanita itu disakiti suaminya pun aku merasa ikut sakit," terang Pak Doni.
"Saya doakan semoga wanita itu bisa menerima Pak Doni kelak jika berpisah dengan suaminya yang jahat itu," ucapku pada pada Pak Doni.
"Amin," ujar Pak Doni.
"Apa keputusanmu setelah melihat suamimu selingkuh?" tanya Pak Doni.
"Kami sudah buat perjanjian Pak, jika dalam 14 hari Mas Rizwan bisa mengayomi saya maka kami tak akan berpisah, tapi jika Mas Rizwan tetap tak bisa mengayomi saya maka di hari ke 14 Mas Rizwan wajib menalak saya," jawabku.
'Yes' ucap Pak Doni pelan namun masih terdengar
"Pak Doni kenapa?" tanyaku.
"Owh, gak papa, barusan teman saya kirim pesan jika acara ulang tahunnya sukses," kata Pak Doni
"Owh, kirain ada apa Pak", pungkasku.
"Sudah jam makan siang Lai, kamu bisa pesan makanan."
"Katanya mau ke restoran Padang untuk mengenang almarhumah," tanyaku curiga dengan sikap Pak Doni.
"Gak jadi Lai, di sini aja."
"Ya sudah kalau gitu, Pak hari ini boleh saya pulang lebih cepat?" tanyaku.
"Kenapa pulang cepat?" Pak Donu balik tanya.
"Hanya mau ke galeri sepatu untuj kerja Pak, sudah waktunya ganti."
"Aku antar Lai, jangan protes."
"Iya Pak," jawabku merasa aneh dengan Pak Doni yang tiba - tiba baik denganku.

Komento sa Aklat (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata