logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 10. hari pertama

"Masak apa Lai?" tanya Mas Rizwan.
"Hanya masak ayam balado aja," ucapku singkat
"Aku makan ya?" tanya Mas Rizwan.
"Ya makan aja kali, anggap saja pasca perpisahan kita 14 hari lagi, kepotong hari ini jadi 13 hari lagi."
"Emmmm Lai, ini ada uang lemburku 1.500.000 buat belanja sampai 14 hari dan tolong rahasiakan ini pada Ibu dan Mbak Rina," ucapan Mas Rizwan membuatku terperangah.
"Maksudnya apa Mas? Kamu tak sedang membujukku kan?" tanyaku penuh kecurigaan dengan sikap Mas Rizwan yang tiba - tiba baik.
"Aku gak ada maksud Lai, aku ingin menjadi suami yang bertanggung jawab sebelum kita berpisah."
"Owhh," hanya ber oh ria.
"Kok hanya Owh aja Lai?" tanya Mas Rizwan.
"Terus?" 
"Hmm ya gak apa Lai, maaf ya atas perbuatan mas selama ini. Mas mohon 14 hari ke depan, kamu perlakukan Mas selayaknya suami," Mas Rizwan nampak nanar memandangku.
"Lha selama ini apa Mas Rizwan gak ku anggap suami? Gimana sih Mas?" tanyaku sengaja memancing Mas Rizwan.
"Bu bukan seperti itu Lai, 14 hari kedepan tetaplah bersamaku Lai, Mas ragu dengan Shila."
"Ragu kenapa? Kan keluarga Mas dan Shila udah setuju. Inget loh Mas, baktimu masih pada Ibumu."
"Tapi Lai, Mas tak bisa menikahi Shila." 
"Kalau gak bisa kenapa Mas Rizwan gak bisa tegas dengan keputusan sendiri?" tanyaku membuat nyali Mas Rizwan mengkerut.
"Mmm anu Lai, Mas...," seperti bingung mau mengungkapkan.
"Gini aja, jika dalam 14 hari ke depan Mas Rizwan tetap mempertahankan aku sebagai istrimu maka kita tetap akan menjadi suami istri. Tapi jika Mas Rizwan tidak bisa mempertahankan aku, ya apa boleh buat? Kita harus berpisah." 
"Kamu kok enteng banget Lai kalau ngomong," 
"Keluargamu aja enteng banget juga kalau ngehina dan memaksamu menceraikan aku, apalagi nafkahmu sampai diatur juga," pungkasku.
"Iya iya Lai, Mas paham."
"Baiklah jadi deal ya Mas," sedikit ada rasa bahagia ketika Mas Rizwan bersedia dengan persyaratan yang kuberikan. Semoga saja mendapatkan keputusan yang baik.
"Mas berangkat dulu Lai," pamit Mas Rizwan.
"Hati - hati Mas."
************
Di kantor
"Selamat pagi Pak," salamku saat melihat Pak Doni ada di depanku.
"Hmmm."
"Lai, tolong ini habiskan," Ucapan Pak Doni membuatku terperangah.
"Baik Pak, tapi apa boleh saya habiskan nanti saat makan siang? Saya sudah sarapan."
"Terserah," ketus Pak Doni dan masuk ke Ruangannya.
"Bawa apa Lai, kayaknya enak nih sarapan Croffel pagi - pagi," celetuk Rosi tiba - tiba di sebelahku.
"Dari Pak Doni barusan Ros, memberi makanan tanpa ada ekspresi rasanya aneh," jawabku membuat Rosi nyengir.
"Punya atasan kaku amat ya Lai."
"Au ah Ros, pokoknya fokus berkarir aja," ungkapku mengedikkan pundakku.
"Ehmmmm Lai, aku boleh cerita denganmu gak?" Tanya Rosi.
"Cerita apa?"
"Setiap ada rapat Pak Doni selalu memandangmu."
"Maksudnya apa? Aku gak ngerti deh Ros."
"Kamu tuh, gak nyadar sama sekali ya dengan tingkah Pak Doni?" Rosi semakin kesal denganku.
"Ros, inget aku kesini kerja dan gak mungkin juga aku bersama dengan Pak Doni, kamu gak kasihan denganku kah? Aku harus bersuami dengan manusia robot? Uda jangan bahas lagi deh. Lagian Pak Doni kan punya pacar juga," terangku.
"Tapi Pak Doni gak suka dengan wanita itu, wanita itu yang ngejar Pak Doni. Ya sudah jika keputusanmu seperti itu, semoga saja kamu kemakan omonganmu sendiri Lai."
"Huhhh Rosi, udah tolong jangan bahas itu lagi. Statusku masih istri Mas Rizwan!" tegasku pada Rosi.
"Ehhh ada Croffle yang enak dan terkenal nih," tiba Dini datang menyela.
"Makan aja, tapi ingat jangan tinggalkan bekas jika kalian yang makan, oke," peringatan dariku.
"Kenapa?" tanya Dini.
"Croffle dari manusia Robot."
"Semoga aja nanti jika udah resmi diganti dengan cincin," celetuk Dini.
"Hussss, kerja yok jangan ngobrol aja," perintahku kepada mereka.
Segera kuselesaikan Proposal hari ini karena siang nanti aku harus mendampingi Pak Doni metting dengan Vendor besar.
4 jam akhirnya selesai juga dan segera ku makan Croffle pemberian Pak Doni. Meskipun tinggal sisa beberapa setelah dimakan teman - teman, gak papa lah untuk mengganjal perut sebelum jam makan siang tiba.
******
"Proposal sudah selesai Lai?" tanya Pak Doni saat melihatku makan Croffle yang tersisa.
"Ma maaf Pak, Proposal selesai," gelagapan saat kepergok makan di jam kerja.
"Baiklah, segera siap - siap ikut saya ke Rapat penting," ucap Pak Doni dan kembali ke ruangannya.
"Aku pergi dulu ya teman - teman, mau dampingi manusia robot dulu," pamitku kepada teman se ruanganku 
Pak Doni keluar dan segera ku ikuti di belakangnya bak ajudan.
Hening saat berada di dalam mobil. Kebetulan hari ini tidak memakai sopir jadi aku terpaksa duduk di depan bersama Pak Doni.
"Makan siang dulu Lai," tiba - tiba Pak Doni mengarahkan mobilnya ke Restoran terkenal dan mahal.
"Iya Pak, apa tidak makan di tempat lain saja Pak?" tanyaku, takut jika disuruh bayar sendiri.
"Jangan banyak protes, saya ingin makan Steak wagyu mengingat kenangan saya dengan mantan tunangan saya yang telah tiada."
Deg....
"Baiklah Pak," ucapku tanpa banyak tanya.
Segera kuikuti di belakang Pak Doni
"Bisakah berjalan bersisian? Seperti ajudan saja berjalan di belakangku."
"Maaf Pak," jawabku grogi bersisiap dengan manusia robot
Saat duduk netraku menangkap sosok yang ku kenal, Mas Rizwan bersama dengan Shila. Seketika air mata jatuh kepipiku.
"Jangan lihat jika tidak ingin sakit hati," tegas Pak Doni saat melihatku.
"Maaf Pak," segera kuusap air mataku.
"Kamu harus bahagia, biarkan jika mereka ingin bersama. Tetap jadilah Laila yang bersinar meskipun disakiti," kata Pak Doni.
"Makanan sudah siap, segera makan siang setelah ini kita ada rapat penting, saya tidak ingin proyek besar ini gagal karena sekretarisku galau."
"Baiklah Pak."
"Jangan tampakkan wajah sedihmu di depan mereka," tegas Pak Doni

Komento sa Aklat (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata