logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 40 Pegawai Pilihan Sang CEO

Pukul 6 tepat, Aleya telah berpakaian rapi. Harum parfum beraroma mawar menguar dari pakaian yang dikenakannya. Rok pendek selutut, kemeja warna biru navy, sepatu heels setinggi 5 cm, serta riasan yang tak mencolok namun tetap flawless dan rambut yang digelung ke atas.
"Pagi, Ma." Sapa Aleya sambil tersenyum.
"Pagi, Sayang. Wah, kamu cantik sekali pagi-pagi. Mau ke mana?" Tanya Mama sambil mengambilkan sarapan untuk Kija dan Dinda.
"Mmm, Aleya mau cari kerja lagi, Ma. Sepertinya kali ini lowongannya cocok untuk Aleya."
"Cocok untuk kamu?" heran Mama.
"M-maksud Aleya lowongan yang akan Aleya lamar sekarang pas dengan jurusan waktu masih sekolah, Ma," kilahnya malu.
Mama hanya tersenyum dan mengelus rambut hitam sang anak sambil berkata, "Jika kamu yakin akan pekerjaan ini, ambilah, tapi jika kau tak yakin, tinggalkan."
"Aleya paham, Ma." Senyumnya. "Kija, Kakak antar kamu sampai gerbang sekolah, ya. Kakak ga masuk sampai dalam."
"Iya, Kak."
Kija hanya terfokus pada piring yang berisi nasi goreng di depannya. Mulutnya yang biasanya cerewet dan senyum yang ia ulas setiap pagi mendadak hilang sejak hari ini.
"Kija kenapa Aleya? Sejak kemarin dia sepertinya murung terus? Mama ga berani tanya sama dia."
'Dia pasti masih marah denganku soal ayah.' Gumam Aleya menarik napasnya dalam-dalam.
"Ga ada apa-apa kok, Ma. Nanti Aleya tanyakan ke Kija.
"Kija, apa kau sudah selesai makan? Kalau sudah, bisakah kita berangkat sekarang?" tanya Aleya mengulas senyum.
Tak ada jawaban dari Kija. Dia langsung mendorong mundur kursinya dan menggendong tas punggungnya sambil berpamitan dengan sang mama.
"Kenapa dengan Kija? Aleya, coba kamu bicara dengan adikmu, ada apa dengannya. Mama jadi khawatir." lirih Mama.
"Iya, Ma. Aleya pasti akan bicara dengan Kija. Pergi dulu, Ma." Lambaian tangan Aleya menandakan kepergian mereka berdua menuju tempat tujuan masing-masing.
Selama di jalan menuju sekolah, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Kija. Sang adik yang biasanya selalu ceria dan banyak tanya, kini berubah jadi pendiam. Aleya yang berjalan di sampingnya pun merasa canggung dan hanya curi-curi pandang ke sang adik.
'Benar-benar suasana yang tak enak!' keluh Aleya.
"Kija, sebentar. Kakak mau bicara." Aleya langsung memegang tangan Kija ketika mereka hampir tiba di sekolah sang adik.
Kija hanya berdiri menunduk tanpa melihat Aleya.
"Hah, kamu kalo udah marah, paling bisa bikin Kakak pusing." Keluh Aleya sambil memijat keningnya.
"Sampai sini saja, Kak mengantarnya. Kija bisa sendiri." Ucap Kija langsung menyebrang jalan komplek yang tak begitu ramai.
"E … tuh anak, kalo udah marah bisa bikin aku ikut emosi juga." Aleya hanya menggelengkan kepalanya sambil tetap melihat sang adik hingga masuk ke dalam sekolah.
Tak berapa lama, sedan Teana warna hitam berhenti tepat di depan gerbang sekolah dan membuat banyak pasang mata otomatis tertuju pada benda kinclong dan mewah itu.
Sepasang kaki mungil dengan sepatu Converse warna hitam, rambut kecoklatan, manik biru yang terang, hidung mancung, bibir merah alami layaknya delima, dan kulit yang berbeda dengan kulit orang Asia.
"Reyen!" pekik guru-guru yang sedang piket pagi di pintu gerbang sekolah.
"Reyen, akhirnya kamu sekolah lagi. Kami kangen, lho sama kamu." Ucap salah satu guru menghampiri Reyen.
"Selamat pagi, Bu Guru." Sapa pria yang mengantar Reyen ke sekolah dengan senyumnya yang khas. Siapa lagi jika bukan Raphael.
"Selamat pagi, Tuan Raphael. Bagaimana kabar Anda? Lama tak mengantar Reyen."
"Saya baru saja pulang, Bu Guru," balas Raphael seperlunya.
"Nah, Reyen, ayo masuk. Teman-teman kamu pasti sangat senang kamu masuk sekolah lagi." Salah satu guru mengajak Reyen masuk ke dalam sekolah.
"Nanti Papa jemput kamu, ya." Ucap Raphael sedikit menaikkan volume suaranya.
"Tak usah! Suruh Rebecca menjemputku!" sahut Reyen ketus tanpa melihat sang Papa.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Bu Guru dan terima kasih atas bantuannya." Raphael menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat dan meninggalkan sekolah sang putra.
****
Kantor Cabang Jordan Steel Company, Indonesia
"Selamat pagi, Pak.
"Selamat pagi, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya kemarin mendapatkan notifikasi WhatsApp dari perusahaan ini untuk interview, Pak."
"Dengan Mbak siapa?"
"Aleya."
"Bisa lihat notifikasinya, Mbak?"
"Silakan, Pak. Ini."
"Silakan, Mbak langsung ke meja resepsionis nanti tanya saja ya sama petugas di sana."
"Terima kasih, Pak."
"Sama-sama, Mbak."
Itulah percakapan antara petugas keamanan JoSC dengan Aleya kala wanita ayu itu hendak melamar pekerjaan yang dipasang di lowongan kerja online kemarin. Dengan langkah mantap, Aleya menyambangi meja resepsionis yang dijaga seorang wanita muda yang usianya di bawah Aleya.
"Permisi, selamat pagi, Mbak." Sapa Aleya ramah sambil tersenyum lebar.
"Iya, pagi. Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya resepsionis itu ramah.
"Saya mendapat notifikasi dari perusahaan ini untuk interview hari ini, Mbak."
"Notifikasinya dapat dari mana, Mbak?" tanya resepsionis itu lagi.
"Dari WhatsApp, Mbak."
"Boleh saya lihat?"
"Silakan." Aleya memberikan ponselnya pada resepsionis itu.
"Baik, silakan isi buku tamu dan tolong KTP Mbak untuk menukar ID card ini." Tunjuk resepsionis itu pada sebuah buku besar warna coklat yang ada di depannya.
"Sudah, Mbak." Aleya memberikan kartu tanda pengenalnya.
"Ini, kartu ID Anda selama interview dan test. Silakan naik ke lantai 10 dan bertemu dengan Nona Mora, ya, Mbak." Ucap resepsionis itu memberikan sebuah kartu dengan nama perusahaan dan tulisan TAMU di bawah nama perusahaan tersebut.
Tak perlu menunggu lama bagi Aleya untuk bisa sampai ke lantai 10. Wangi pengharum ruangan rasa lemon dan mint memberikan Aleya sedikit ketenangan akan rasa gugup yang menyergap.
"Tenang … tenang … tenang. Jantungku, tolong tenanglah. Kerja samalah denganku." Pinta Aleya memegangi dadanya seraya berjalan ke ruangan tes dan interview.
Suasana dingin, tegang, dan gugup kembali menyeruak wanita ayu itu. Banyaknya pelamar dengan rupa dan riasan yang beda-beda membuatnya agak mengecilkan nyalinya.
'Mereka cantik-cantik dan sepertinya pintar-pintar.' Gumam Aleya ketika melihat beberapa di antara mereka sibuk membuka gawai dan juga saling bertukar informasi mengenai perusahaan JoSC.
"Maaf, apa tempat ini sudah ada yang menempati?" Tanya Aleya ramah pada seorang wanita yang memakai riasan cukup berani dan pakaian layaknya dipakai seorang sekretaris bos besar.
"Ga ada! Duduk aja!" sedikit ketus wanita itu menjawab.
'Sabar … sabar,' gumam Aleya mendapati sahutan atas pertanyaannya.
"Terima kasih, Mbak." Senyum wanita ayu itu.
Sementara itu, sang CEO JoSC, Raphael Jordan yang baru saja tiba di kantornya, langsung menuju lift yang kali ini khusus digunakan hanya untuknya dan berhenti di lantai ruangannya. Dengan gaya santai namun berkharisma, Raphael berhenti di meja sekretarisnya, Michelle.
"Apa test-nya sudah dimulai, Michelle?" Raphael tiba-tiba berdiri di depan mejanya.
"S-selamat pagi, Pak."
"Pagi, apa test-nya sudah dimulai?" tanya Raphael lagi.
"Sudah, Pak. Sekitar 15 menit yang lalu."
Raphael melihat ke arah jam tangannya. "Sekarang pukul 10.15. Hmm, baiklah, teruskan kerjamu." Raphael masuk ke dalam. "B-baik, Pak," balas Michelle sedikit heran dan bingung.
'Tumben sekali si bos menanyakan soal test. biasanya juga ga pernah.' Gumam Michelle mengedikkan bahunya.
Di dalam, Raphael menyalakan laptop miliknya yang langsung terhubung dengan CCTV seluruh ruangan kantor. Dari beberapa ruangan yang tertera di layar laptop-nya, dia memilih sebuah ruangan di mana Aleya sedang mengikuti test penerimaan karyawan perusahaan yang dipimpinnya. Senyum tipis tertaut di bibir merah dan tipis sang CEO sambil mengusap-usap dagunya dan masih mengulas senyum tipisnya.
"Hmm, jadi dia datang juga ke kantor ini. Pasti akan menarik jika aku membuat sedikit 'drama' untuknya." Seringai Raphael.

Komento sa Aklat (64)

  • avatar
    Adilah Syafiqah

    good lucky

    2d

      0
  • avatar
    AmaliaNurul

    kerenn sangatt

    20d

      0
  • avatar
    CaturMahmudah

    seru

    17/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata