logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

3

Adella telah resmi menjadi seorang mahasiswi. Tentu saja kebenciannya terhadap Putra tetap ada, semakin mengakar kuat di hatinya. Siapa sangka kehidupannya berputar seputar putra, kakak senior yang sangat dibencinya itu. Bagaimana tidak tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja menyebar kabar bahwa dirinya adalah milik sang senior.
Flashback
“Apa mau loe kak, gue mau hidup tenang dan damai. Tanpa gangguan dari loe” semburnya.
“Sayangnya gue suka dekat sama loe, gimana dong” balas Putra acuh.
“Cukup kak, gue nggak akan pernah suka sama loe. Cukup masa lalu kita sebagai pelajaran untuk gue” ucapnya.
“Maaf Adella sayang, gue nggak akan pernah lepasin loe. ngerti” balas Putra.
“Terserah kakak, gue....” ucapannya terpotong, karena putra mengecup bibirnya.
“Loe itu milik gue” ucap Putra sambil mengusap bibir Adella dengan jarinya.
Setelah tersadar dari syoknya, diapun menampar Putra...
“Loe....” ucapnya menggantung, diapun meninggalkan Putra.
Adella berlari kearah toilet, disanalah dia mengeluarkan semua keluh kesah dan emosinya. Sambil menangis diapun merenungkan nasibnya.
“Mengapa loe harus hadir lagi kak, disaat gue mulai bisa melupakan loe. Hari ini loe merampas ciuman pertama gue kak. Sebenarnya apa mau loe kak. Belum cukupkah penderitaan yang loe berikan pada gue selama ini. Aku benci takdir ini kak, takdir yang harus mempertemukan kita lagi” batinnya.
Tiba-tiba Reva memeluknya dari belakang...
“Rev, gue nggak sanggup lagi. Kenapa takdir begitu kejam sama gue” curhatnya.
“Nggak Dell, jangan bicara seperti itu. Loh berhak bahagia” balas Reva.
Ya Reva sudah mengetahui masa lalu Adella, bagaimana hubungannya dengan Putra atau yang Adella kenal dengan nama Raihan.
“Sudah ya Dell, loe nggak pantas menangisi laki-laki brengsek seperti Putra. Sudah ya” ucapnya.
“Kenapa harus gue Rev, kanapa dia nggak lepasin gue. Lepas gue dari masa lalunya” balas Adella.
“Cukup Dell, sebentar lagi pak Robby masuk. Gue nggak mau habisin waktu gue dengerin ceramahannya yang mengalahkan panjangnya kereta api” ucapnya.
“Baiklah” putus Adella.
Setelah puas menumpahkan keluh kesahnya, merekapun masuk keruang perkuliahan. Mendengarkan materi, namun kenyataannya tak ada materi yang bisa dipahami Adella. Karena fokusnya tertuju pada Putra.
Back To
Adella, tengah asik membaca novel. Kegiatannya terusik, karena Reva sang sahabat mengagetkannya.
“Hai.... sendirian aja. Asik banget ya pacaran sama buku-buku loe” ucapnya.
“Astaga, kalau baru datang itu ucap salam Rev. Bukan nyelonong begitu saja” balas gadis tersebut.
“Iya deh khilaf gue. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh” ulangnya.
“Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Nah gitu dong. Ada apa nih, tumbeng datang pagi bisanya juga datang 10 menit sebelum dosen masuk” tanya gadis tersebut.
“Nggak kok, pengen dateng pagi aja Adella sayang” jawabnya.
Adella tak bisa membohongi perasaannya kalau dia masih sangat mencintai dia. Tapi kenyataan cintanya itu palsu mengembalikannya pada kenyataan yang begitu pahit. Beruntung saat pertama kali Adella menginjakkan kakinya di kampus ini. Allah telah mengirimkan sahabat yang begitu baik padanya.
Setelah otaknya diperas berjam-jam lamanya, Adella memutuskan ke kantin, meninggalkan Reva yang masih asik dengan tugas mencatatnya.
”Duluan ya Rev, gue tunggu di kantin. Jangan lama-lama” ucap Adella.
”Iya Adel... sekalian pesanin gue ya. Bakso sama es teh tawar. Ok” balas Reva.
”Siap bu bos, aku pergi. Jangan rindu ya” pamit Adella.
”Geer banget luh, bambang” balas Reva.
Adella pun tiba di kantin dan memesan makanan. Setelah selesai , diapun bergegas mencari meja yang kosong. Wajar, kantin akan sangat ramai saat jam makan siang seperti ini. Sambil menunggu pesanannya, Adella memainkan ponselnya. 5 menit kemudian, Reva pun menghampirinya.
”Lama banget deh” rengeknya.
”Ini udah waktu tercepat gue kali Adella. Mana nih pesanan gue” balas Reva.
”Masih di buat tuh, tunggu aja” ucap Adella.
5 menit kemudian pesanan keduanya pun datang. Tanpa banyak perbincangan lagi, keduanya langsung menyantap makanannya.
”Pelan-pelan Reva, aku nggak akan minta kok makananmu itu” ucap Adella.
”Aku lapar banget Adella. Jangan ganggu aku ya” balas Reva.
”Terserah kamu deh” ucap Adella sembari melanjutkan menyantap makanannya.
Karena cara makan Reva bak orang kesetanan, hanya 5 menit waktu dibutuhkannya untuk menghabiskan semangkuk bakso miliknya. Adella, jangan ditanya masih setia dengan cara makannya yang anggun.
”Udah selesai belum Dell” tanya Reva.
”Sedikit lagi nih. Ok sudah” balas Adella akhirnya, setelah menyelesaikan suapan terakhirnya.
”Mau kemana sih emangnya Rev” lanjut Adella.
”Ke taman yuk, bosan aku di sini. Kita kuliah pukul 14:00, ini masih pukul 13:00 masih ada waktu 1 jam nih. Buruan Adella” balas Reva.
Keduanya pun bergegas ke taman yang dimaksud...
Taman yang indah, serasa bukan di kampus ini mah. Taman yang begitu hijau rama lingkungan. Ada kolam renang lagi, kursi melingkar. Sangat cocok digunakan sebagai tempat rehat sejenak dari aktivitas padatnya perkuliahan.
”Duduk yuk” ajak Reva.
”Iya... tamannya cantik ya Rev” balas Adella.
”Pastinya. Emangnya baru tahu ya” selidik Reva.
”Hmm.. ya. Aku baru tahu sebenarnya, kalau kamu nggak ajak ke sini. Mana aku tahu tempat sebagus dan senyaman ini” balas Adella.
”Iya juga sih, sebenarnya anak-anak malas ke sini. Takut hitam katanya, padahal sengatan matahari disini nggak separah itu juga kali. Ya kamu tahulah” ucap Reva.
”Sayang banget, padahal disini udaranya sejuk loh. Aku mala senang di sini, serasa aku tinggal di desa” balas Adella.
”Ada baiknya juga sih, nggak banyak orang di sini. Kita jadi bisa qualitytime berdua. Iya nggak” ucap Reva.
”Adel...gue mau tanya dong sama loe” lanjutnya.
”Tentang apa Rev” balas Adella.
”Hmm... perasaan kamu ke Putra itu gimana sih” tanya Reva ragu.
”Kok kamu nanya tentang itu sih Rev” balas Adella.
”Nggak papa sih. Aku hanya mau tahu aja, perasaan kamu sama sepupuku itu. Apa mungkin kamu masih cinta sama Dia” tanya Reva.
”Kalau boleh jujur ya Rev... sebenarnya aku masih sayang dan cinta sama kak Putra. Tapi aku takut jatuh untuk yang kedua kalinya Rev” balas Adella.
”Bagaimana kalau Dia benaran suka sama loe. Apa loe akan menerima Dia lagi” tanya Reva.
”Nggak tahu juga Rev... apa gue bisa terima Dia lagi. Secara hati gue sudah dihancurkannya sedemikian rupa” balas Adella.
“Jujur ya Dell. Baru kali ini gue lihat Dia segitu pedulinya sama seorang perempuan. Setahu gue ya, sejak dulu dia itu sangat anti sama yang namanya perempuan. Ya kecuali pada gue dan mamanya sih. Melihat dia seperti ini, mungkin ada sesuatu yang terjadi dan membuat loe salah paham. Saran gue ya Dell, dengarkan alasan Dia. Jangan sampai loe menyesal Dell” tutur Reva.
”Jangan sampai loe menyesal sama seperti gue Dell” lanjutnya dalam hati.
”Apa seperti itu, apa aku salah paham ya sama kak putra” batin Adella.
”Ntahlah Rev, aku” ucapnya sembari melirik jam di pergelangan tangannya.
”Sebentar lagi kita masuk nih Rev, ke kelas yuk” alihnya.
”Ya sudahlah, ayo” putus Reva akhirnya.
Keduanya pun tiba di kelas dengan selamat. Ruang kelas yang begitu sunyi, teman-temannya belum kembali. Barulah 5 menit sebelum jam kuliah dimulai, semuanya berdatangan. Perkuliahan pun berlangsung seperti biasanya.

Komento sa Aklat (33)

  • avatar
    RidwanDeden

    bagus

    04/08

      0
  • avatar
    Nur Salim

    sangat senang

    20/07

      0
  • avatar
    Ishma Aulya

    goog

    27/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata