logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Scene 11

Saatnya menebar pesona.
Berbekal info dari Galvin, hari ini Cheryl berencana menemui sang pangeran berkuda poni. Jadi, Juna dan kawan-kawan, akan mabar alias main game bersama di cafe yang pernah Cheryl kunjungi dan berakhir sial. Dan hari ini Cheryl mencoba mencari peruntungan lain.
Semenjak punya crush, Cheryl jadi rajin berdandan sekarang. Bahkan gadis itu, memakai lipstik berwarna pink yang lumayan menyilaukan mata, saking tebalnya.
"Emuah." Cheryl berpose ala-ala selebgram yang berfoto sambil memanyunkan bibir. Mawar jengah, melihat tingkah sahabatnya. Jadi, Cheryl memaksa Mawar agar mereka berjumpa kali ini. Cheryl harus menemui Juna langsung dan menyatakan perasaannya. Entah Cheryl bisa atau tidak, kita saksikan saja nanti bersama. Tapi, satu yang Cheryl yakini, Juna akan jatuh ke pelukannya.
"Udah cantik belum ya?" Sepanjang perjalanan, Cheryl berkaca, bahkan ia membenarkan bedaknya dengan jumlah yang tak terhitung. Cheryl mengambil parfum Mawar, lagi-lagi Mawar hanya bisa mengurut dadanya. Tingkah sahabatnya begitu ajaib.
"Lama-lama tuh muka jadi hitam, ketebalan bedak." Cheryl menoleh pada Mawar yang membuat perhatiannya teralihkan.
"Kebiasaan, nggak bisa lihat orang senang." Gerutu Cheryl. Sebenarnya, kata-kata Mawar benar sekali, wajah Cheryl terlihat menghitam kebanyakan bedak, jadinya mendempul bedak tepung itu. Bedak tepung merek bayi, yang memiliki wangi yang khas.
Cheryl yang keberaniannya naik ke permukaan mendadak ciut, ketika melihat banyak sekali barisan laki-laki dewasa awal berkumpul. Cheryl dengan wajah melas melihat ke arah Mawar yang hanya diam, dan bermain ponselnya.
"Pulang aja." Cheryl menarik baju Mawar. Mawar diam, kalau boleh mencakar wajah Cheryl karena kesal.
"Turun cepat!"
"Nggak jadi." Cheryl menghitung lagi, ada belasan lelaki berkumpul disana. Kalau sedikit, Cheryl bisa maklum, misal sekitar 5 orang. Dan sekarang jumlahnya dua kali lipat.
"Turun kalau nggak, ku tendang nih!" Ancam Mawar. C'mon, sudah banyak pengorbanan yang mereka lakukan, dan Cheryl dengan sifat basinya? Siapa yang tak marah?
"Huhu, takut. Rame bangat, tunggu mereka bubar atau separuh aja."
"Turun sekarang!" Mawar turun. Dan membuka pintu mobil Cheryl dan menyeret sahabatnya.
"Hiks, nggak mau! Itu ramai, nanti aku diketawain, nunggu aja." Cheryl hanya menunduk. Mawar hanya berdiri di depan Cheryl dengan tampang muak.
"Pergi kesana atau aku teriak!"
"Nggak! Nunggu aja, aku yakin mereka main cuman 1 jam."
"Gila ya lo! Laki kalau dah main itu, mana ingat dunia. Pergi sekarang, atau pertemanan kita putus!" Seperti ancaman Cheryl yang sebelumnya. Sekarang senjata makan tuan. Mawar memakai ancaman yang sama, Cheryl jelas takut. Dia hanya punya satu teman yang tulus, teman yang benar-benar berkualitas.
"Ah.. Mawar. Aku belum berani, nunggu sepi atau berkurang 2 orang stau 5 orang."
"Pergi sialan! Aku udah korbankan waktu belajar aku, setiap hari. Kasih tahu laki-laki itu biar dia tahu. Kalau dia nolak, biar mata kau terbuka! Udah sana." Mawar mendorong Cheryl. Cheryl menggeleng. Dandanannya yang rapi, terlihat berantakan sekarang.
Kedua sahabat itu, bertengkar di parkiran.
"Mawar temanin." Cheryl mencoba bernego.
"Ogah!"
"Temanin, please." Cheryl ciut. Ia takut, ia benar-benar takut. Ingatan tentang masa kecil yang tak pernah diakui menghantuinya sekarang. Gadis itu gemetaran, ia yang selalu mendapat penolakan demi penolakan dari sang mami, membuat trauma sendiri bagi Cheryl.
Tanpa sadar tubuh Cheryl gemetaran. Trauma itu muncul. Menyadari perubahan, Mawar merangkul Cheryl. Cheryl menangis di bahu sahabatnya. Hanya Mawar, tempat bersandar, tempat ia meminjamkan pelukan nyaman untuk Cheryl. Baru kali ini, Cheryl menampakan sisi lemahnya di hadapan Mawar. Ia biasanya hanya menampakan dirinya yang asli ketika dihadapan Meredith buku diary usang berwarna biru tersebut.
"Udah, setidaknya usaha dulu. Lihat, belum apa-apa udah banyak pengorbanan yang kita buat. Jadi, usaha dulu, siapa tahu, dia melihat kegigihan Cheryl dia luluh." Gadis itu mengangguk. Ia bisa, ia pasti bisa!
Jika kehadirannya di dunia ini, tak pernah diakui orang tuanya, setidaknya ada seseorang yang menganggap dirinya spesial. Semoga Tuhan berbaik padanya, cukup sudah penderitaan Cheryl selama ini.
"Temanin masuk dalam."
"Yaudah." Kedua remaja itu masuk ke dalam cafe. Lagu Lauv langsung memanjakan telinga mereka, begitu memasuki pintu cafe.
Cheryl dan Mawar sengaja memilih di pojok, agar keramaian itu tak menyadari kehadiran mereka.
"Jangan takut. Jadilah Cheryl biasa yang tak tahu malu, ceria seperti biasa, anggap mereka nggak ada." Cheryl mengangguk. Tenggorkannya terasa kering sekarang. Ia mengepalkan tangannya yang sudah berkeringat dingin. Belum tempur, tapi ia merasa sudah berdarah-darah.
"Mau pesan makan dulu ah." Mawar tanpa makan? Hm...
Cheryl masih duduk, posisi duduk sudah tak tenang. Cheryl sedang merancang dalam otaknya, apa yang ia lakukan. Yap, ia harus jadi Cheryl yang dikenal orang selama ini. Bukan Cheryl yang berada di kamar sempit dan pengap itu.
"Untuk merayakan hari ini, aku pesan mie porsi dua." Mawar tersenyum lebar. Alibi macam apa itu? Ia memang kelaparan sekarang, padahal sudah banyak makanan ringan masuk dalam perut yang ada irigasi tersebut.
"Aku, kesana dulu."
"Fighting!" Mawar bermain ponselnya.
Cheryl berjalan menuju kerumunan. Ia mengepalkan tangannya, merapalkan doa, dan menutup matanya.
Aku bisa, aku bisa, jangan takut, jangan malu, Cheryl itu cewek pemberani.
Kata-kata itu terus diulang dalam kepala Cheryl.
Mendekati ke kerumuanan para lelaki yang kebanyakan merokok bahkan posisi duduknya tak senonoh, ada yng menaikan kaki ke atas meja, ada yang satu kaki di atas satu di bawah. Ada yang berjongkok di bangku panjang tersebut luar biasa.
Mata kucing Cheryl fokus memperhatikan Juna. Lelaki itu menunduk dan bermain ponselnya. Cheryl menelan ludahnya, terasa sakit tentu saja. Sejak pagi bahkan sebelum kesini, ia sudah memberi Juna pesan berkali-kali, tapi lelaki itu tak pernah mengubrisnya. Hanya pesan titik sebiji yang pernah ia balas saat Mawar memberi pesan pertama kali.

Komento sa Aklat (39)

  • avatar
    RiskiiRiski

    mantap

    13/01/2023

      0
  • avatar
    OAnto

    mantap

    09/10/2022

      0
  • avatar
    DefitriYova

    Waw sangat bagus

    27/05/2022

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata