Apapun yang ada di diri kita bahagialah.. Begitupun ketika kita di beri cinta. Cinta terhadap siapapun, karena orang yang dalam hidupnya tak ada cinta, aku rasa dia adalah seseorang yang tak bisa merasakan hidup yang sebenarnya. Semoga kita selalu menjadi orang yang bahagia mencintai seseorang dan selalu bahagia dengan menjadi diri sendiri.
Semoga kalian suka story aku kali ini, komentarnya selalu aku tunggu dan harapkan agar tulisan aku jadi lebih baik dan semakin baik.. Setiap komentar kalian akan menjadi motivasi aku supaya semangat menulisnya.
Terima kasih bagi yang udah berkenan baca, juga yang udah bermurah hati memberi bintang, memberikan tips serta yang masih setia follow aku..
Aku mungkin bukan tipe orang yang bisa berbasa basi, tapi dari lubuk hati yang paling dalam.. ceilee.. 😁 Aku cuma bisa ucapin makaccciii bgtt, love u all.. muuacchh. 😘😘😘
Selamat membaca..
******************************
Tokoh Neyha POV
Aku Neyha. gadis yang udah bukan lagi remaja, namun sudah mau beranjak dewasa. Yang lebih banyak menghabiskan waktu di toko kue milik keluarga. Panggilan keseharianku adalah " Ney". Sama sperti yang sahabat aku selalu sebut ketika dia memanggil namaku juga Dan akulah Neyha, yang dengan sengaja dan telah memikirkan secara matang, untuk memintamu menerima " Nathan", Karena aku berpikir jika Nathan(dia adalah kakakku satu-satunya) dan dia sangat pantas menjadi pendamping hidup kamu.
Aku yang memaksamu untuk menerima pernyataan cintanya, sebab aku sangat tau kakakku. Dan aku juga sangat mengerti wanita yang dibutuhkan Nathan, semua ada di kamu. Bukan kesempurnaan kamu, karena sejatinya tak ada manusia yang sempurna. Namun semua kriteria yang dicari seorang laki-laki untuk di nikahinya, semua itu kamu miliki. Aku sangat-sangat tau, kakakku tak pandai dalam menemukan belahan jiwa. Dia terlalu pemalu untuk bisa mandiri menemukan cintanya. Itu yang aku pahami dari pribadi kakak lelakiku Nathan Hendrawan Aditya.
Dia laki-laki yang cukup bertanggung jawab sebenarnya dan memiliki hal-hal baik yang tentunya sangat aku inginkan jika kelak dia dapatkan seseorang yang pantas mendapatkan itu. Dan aku memilih kamu. Karena aku anggap kamu teman terbaikku. Sahabatku yang selama ini begitu setia menjalani hari dan suka duka bersama.
Aku sangat merasa bila kamu teramat sangat berharga jika harus jatuh ke tangan orang lain yang mungkin bisa tak sebaik seseorang yang aku selalu harapkan yang terbaik untukmu. Aku hanya menemukan sosok sempurna yang pantas menjadi pendamping hidupmu hanyalah Nathan.
Iya Nathan. Bukan karena semata-mata dia saudara kandungku tapi lebih dari itu karena aku teramat sayang sama kamu dan sangat tak ingin hal buruk terjadi ketika kamu harus memilih seseorang yang akan menjadi pendamping hidupmu. Begitupun juga yang aku pikirkan soal Nathan. Kakakku satu-satunya yang begitu aku sayangi, dan aku juga merasa akan sangat bersedih jika dia harus salah memilih calon pendampingnya kelak.
" Kamu sangat pantas dapetin kak Nat Aya.." Ucapku sewaktu di akhir ceritaku tentang Nathan. Gadis yang aku panggil Aya itu cuma diam. Senyum kecil di bibirnya tersungging dengan jari-jari tangan yang saling dia kaitkan sembari menunduk. Sangat cantik setiap gerak geriknya bila di perhatikan.
Aku menghela nafas lega menangkap sepasang mata indahnya yang menatapku sepintas. Pandangan yang seolah ingin menyelami kedalam hatiku.
Yahh..mungkin dia butuh satu kepastian akan ucapanku itu.. Serius atau cuma main-main.
Aku pun balas senyuman Aya dengan hati berbunga. Karena menurut aku itu adalah jawaban "iya" dari seorang Aya. Berarti dia setuju.!
Karena tak ada penolakan sama sekali aku lihat dari sikapnya. Dan aku cukup bisa menghela nafas lega. Setidaknya misiku berjalan mulus di awal-awal perjalanannya.
hemmm..
Semoga sampai ke pernikahan ya Allah, Aamiin. Senyum di wajahku terukir sumringah.
**********************************
Haii.. Namaku Neyha.
Akulah perempuan yang saat ini lagi semangat mencarikan jodoh untuk Nathan, saudara lelaki tertua satu-satunya yang aku miliki.
Aku bukan pelajar atau mahasiswa. Tapi aku cuma seorang gadis yang bekerja ditempat usaha keluarga aku sendiri.
Mengelola sebuah bisnis usaha pujasera yang di daerahku sudah cukup ternama dan telah membuka tiga cabang.
Cuma mengawasi kerjaan karyawan-karyawan yang bekerja disitu aja sih tugasku. Mungkin jadi lebih mirip satpam kali yah?
Pekerjaanku sangat santai, maklum karena ini usaha keluarga sendiri yang telah orang tuaku rintis sejak beberapa tahun silam. Sebenarnya aku sangat ingin bekerja disebuah perusahaan, tapi Bundaku tak mengizinkan karena usaha keluarga juga sangat membutuhkan aku.
Tak semata hanya karena itu alasannya, tapi karena Bunda tak ingin aku bekerja diluar rumah sebab aku anak perempuan yang kata Bunda suatu saat nanti pasti menjadi ibu rumah tangga yang harus ngurusin suami.
Jadi buat perempuan itu kerja gak penting. (Bunda memang agak kolot kalau soal begituan, masih sangat menerapkan ajaran almarhum kakek).
Sementara kakakku Nathan sendiri sudah bekerja diluar rumah. Sebagai anak laki-laki dia beruntung banget deh, karena begitu mau melamar kerja disebuah perusahaan Bunda langsung menanggapinya positif. Bahkan beliau kasih wejangan agar nantinya tak terjadi hal-hal yang tak di inginkan.
Aku iri sama Nathan.. tapi aku bisa apa?? Udah takdirku harus stay dirumah sembari jagain toko jajanan punya keluarga. Sedih sebenarnyaa, tapi aku terima aja dengan lapang dada.
Aku menurut saja karena merasa kasihan orang tuaku yang sudah mulai kewalahan untuk mengurusnya sendiri. Terlebih usia beliau yang mulai tak bisa di samakan seperti saat aku masih kecil dulu.