logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Sebelas

   Pagi hari ini Allisya berangkat lebih awal, piket kelas. Selesai sarapan, Allisya pamit pada mama dan ayahnya.
"Hati-hati ya. Di anterin ayah kok," Selena tidak mau Allisya berangkat bersama dengan Daniel.
"Ayo sya. Berangkat, ma kita berangkat dulu ya," pamit Allister mencium kening Selena.
Selena mengangguk. "Anterin Allisya sampai ke sekolah loh yah," siapa tau Alister menurunkan Allisya lalu datanglah Daniel.
Allisya dan ayahnya itu memasuki mobil Mercedenz-Benz hitam legam itu.
Setelah sampai, seperti biasanya Alister memberikan uang lebih dan Allisya menolaknya.
"Ini kebanyakan yah. Mending duapuluh ribu aja kayak biasanya,"
"Simpan aja. Buat kamu tabung,"
Allisya mengangguk. "Makasih yah," senyumnya merekah.
Setelahnya mobil Alister melaju pergi. Allisya mempercepat langkahnya, sudah jam 6 tepat.
"Semoga aja belum bel,"
Saat sampai di kelas, hanya ada 10 orang yang baru datang.
Allisya melaksanakan piket.
Aqila dan Kayla datang, keduanya duduk santai seperti di pantai.
Kayla melihat Allisya. "Tumben berangkatnya awal,"
"Piket! Gak liat mata lo?" sahut Aqila pagi-pagi gasnya sudah kencang.
Kayla mengangguk. "Oh iya ya? Lupa sih, hehe," kekehnya seperti orang kikuk di mata Aqila.
Tak lama bel masuk berbunyi.
Kring..kringg.. saatnya memasuki jam pertama.
Penghuni kelas 11 Ips 1 terisi penuh, lengkap dan sudah datang semuanya.
Bu Rohmah memasuki kelas bersama seorang siswa baru. Bisik gosip dari para cewek berdahutan penasaran, siapa gerangan pangeran tampan itu.
"Silahkan perkenalkan dirimu,"
Cowok itu mengangguk. "Perkenalkan nama saya Alvian Pradipta. Semoga kalian bisa berteman baik dengan saya,"
"Duh gantengnya. Semoga gak jomblo,"
"Mau gue bawa pulang, terus di kenalin ke mama deh,"
"Nikah yuk,"
Kayla mendengus. "Malah promosiin diri. Ngeliat yang ganteng dikit mata melek," gerutunya.
"Sya," Aqila menyenggol lengan Allisya yang fokus menulis puisi. "Nanti aja nulis puisinya, tuh liat ada cogan seger di kelas kita," jika Aqila penggila cogan dan Kayla anti-anti cogan club.
Allisya menatap ke depan. 'Kayak familiar deh. Tapi siapa ya?' sepertinya Allisya pernah kenal tapi lupa siapa.
"Silahkan duduk di bangku kosong belakang Allisya ya," ucap bu Rohmah.
Alvian mengangguk, di setiap langkahnya pujian dari cewek-cewek manis rasa gula itu tergakum-kagum dengan pesonanya.
"Ganteng banget kalau di liat dari deket!"
"Gini nih kalau gula di kasih nyawa. Manisnya kebangetan,"
Alvian tak peduli, ia duduk di bangku kosong.
Kebetulan Aqila bisa mengobrol dengan Alvian sebagai awal mula pdkt-an.
Aqila menoleh ke belakang. "Manggilnya apa nih?" tanya Aqila sok polos, kalau Kayla mendengar hal ini sandal swallow milik Babe-nya melayang.
"Alvian aja," jawabnya cuek. Kalau tidak kenal sikap dingin inilah yang ia terapkan agar tidak mengharapkan banyak perasaan wanita.
"Sya, sana kenalan. Aku udah loh," ucap Aqila bangga.
Allisya mendengus. "Terus penting gitu? Udahlah, jangan ganggu. Aku lagi nulis puisi buat lomba besok la," kesalnya, ia sudah terdaftar.
"Halah, nanti aja pas istirahat. Sayang banget loh kalau lo gak kenal. Alvian, nih kenalin. Namanya Allisya," Aqila meraih tangan Allisya, mengulurkannnya pada Alvian.
Pandangan keduanya seketika bertemu. Saling menatap dan ada sebuah memori yang melekat.
Alvian melihat kalung itu, bulan sabit berwarna perak. Pemberiannya saat Allisya ber-ulang tahun ke-10.
"Allisya? Kamu Allisya kan?"
Allisya terkejut, bagaimana cowok ini bisa tau.
"Kok kamu tau?"
"Loh, kalian saling kenal?" Aqila terkejut, kenapa cogan tertampan ini bisa terlewatkan kenal-mengenal daripada dirinya.
"Ada apa itu? Kok ribut?" tanya bu Rohmah menginterupsi.
"Gak ada apa-apa kok bu," kilah Aqila. Bisa gawat ketauan ramai di kelas, hormat bendera sampai istirahat. Satu jam sangat mendalam bagi kaum hawa untuk menghabiskan uangnya memperbaiki kulitnya yang menghitam setelah di belai matahari.
"Sya, aku kangen sama kamu," ucap Alvian spontan tidak ada saringan kelapa yang memeras santan.
"Kangen?" beo Aqila tak percaya, sekarang Allisya di perebutkan tiga cowok tertampan di muka Bumi, first is Daniel, second is Aris, and last is Alvian.
Allisya diam. 'Aku juga kangen sama kamu Al, kita udah lama gak ketemu selama enam tahun. Perpisahan yang gak lama bagiku,'
"Nanti istirahat bareng ya sya? Boleh kan?"
Allisya mengangguk. "Iya, boleh kok,"
Aqila bersorak senang. "Yess!" tangannya mengepal ke udara. Mendapatkan tatapan horror dari bu Rohmah. Aqila tersenyum kikuk dan meminta maaf terlalu refleks senang.
'Punya temen gini amat. Gak pernah liat yang ganteng,' batin Kayla bergosip.
🍒 🍒 🍒
Di kantin, hanya ada Allisya, Aqila dan Alvian. Jika ingin menanyakan kabar Kayla, cewek itu di kelas gabung nonton drakor bergabung dengan pecinta K-Pop.
"Aku masih inget kebiasaan kamu yang nulis puisi. Sampai di lantai aja kamu tulisin tuh," tadi awal mula Alvian masuk cuek bebek angsa di kuali, sekarang ramah.
Allisya terkekeh. Sudah lama masih di ingat pula. "Masih inget aja. Aku di marahin sama mama tau,"
Aqila berasa nyamuk di dinding. "Duh, gue enaknya ngomong sama siapa ya?"
"Makanya, Kayla ajak aja tadi. Jadi bingung kan mau ngomong sama siapa," jawab Allisya that's true.
"Males ah, ntar dompet gue kemarau," ucapnya malas, Kayla akan memborong roti salju semuanya kalah stoknya baru datang.
Alvian ikut tersenyum meskipun tak tau apa maksudnya. Yang penting terlihat welcome di mata Allisya juga temannya itu.
"Kamu masih aja suka pedes? Awas sakit hati sya," ucap Alvian perhatian.
"Udah biasa kok. Aku selalu sedia balsem atau gak minyak telon," mungkin cowok di luar sana menjauhi Allisya karena bau dua benda itu bikin pusing kadang mual, aslinya menyegarkan bagi yang suka.
Daniel juga memperhatikan Allisya mengobrol asik dengan siswa baru itu.
Luna berdehem. "Ngeliatin Allisya kan?"
Daniel mengangguk. "Kamu tunggu disini ya, aku kesana sebentar kok,"
Namun Luna mencegah langkahnya.
"Gak, kamu disini aja makan bareng aku. Lagian Allisya udah nemu penggantinya," ucap Luna memanas-manasi tak se-panas matahari.
Aris kebakaran jenggot melihat Allisya mengobrol dengan senyumnya bikin silau kaum buaya.
Arif yang faham pun menenangkan Aris. Mengusap bahu ketuanya itu. "Udahlah bos, jangan emosi dulu. Mending gelud di luar sekolah daripada disini," ucap Arif sekaligus saran buruk.
Javas yang tak setuju pun mencubit pinggang Arif. "Gak boleh, gak ada kerjaan lain apa? Mending belajar aja di rumah, nonton di rumah, makan di rumah, tidur di rumah, bernyanyi di rumah, senam di rumah, ketawa di rumah, mabar di rumah, joget di rum-" mulut Javas di bungkam oleh Arif, ia jengah mendengar celotehan di ulang-ulang seperti radio rusak bersemut ini.
"Sekalian aja tidur di luar biar di pacarin nyamuk!" ketus Arif emosi. Javas terkekeh, salah sendiri mau aksi gelud.
"Itu siapa sih? Ganggu aja. Dari tatapannya gue tau kalau tuh cowok suka sama Allisya," ucap Aris kesal, sebagai kaum Adam ia tau arti tatapan matamu awal aku berjumpa.
"Kayaknya sih murid baru," ucap Arif mengangguk dengan tak jemu-jemu.
'Kayak kenal lama,' batin Aris berspekulasi. Allisya sulit akrab dengan orang asing.
"Nanti pulang bareng ya. Kan rumah kita deket," ucap Alvian menawarkan, bertetangga dengan Allisya. 'Aku seneng banget akhirnya bisa ketemu kamu lagi sya setelah enam tahun berlalu,' batinnya.
Allisya mengangguk. "Emang blok nomor berapa?"
"Empat,"
Allisya terkejut. "Kita tetanggaan?"
Aqila hanya fokus dengan cilok beranaknya. 'Mending makan mengenyangkan sekaligus menyenangkan,' batinnya bersemboyan.
Alvian mengangguk. "Iya. Malah mama kamu udah tau kemarin. Cuman pas mau ngasih tau ke kamu udah tidur nyenyak banget," Alvian juga melihat Allisya pada waktu itu tertidur di meja belajarnya dengan tangan di lipat sebagai bantalan.
Daniel dan Aris juga mendengarkan murid baru itu mengajak Allisya pulang bareng. Rencana keduanya akan mengikuti Allisya, menjaga si pujaan hati dari murid baru itu. Siapa tau tikungan sekarang terlalu tajam setelah di asah.
🍒 🍒 🍒
Di parkiran, Alvian membantu Allisya menaiki motor ninjanya. Cewek itu kesulitan naik karena pendek.
"Masih sama ya, pendek," ledek Alvian terkekeh. Allisya cemberut.
"Ya udah, aku naik angkot aja," Allisya beranjak pergi tapi tangannya di raih Alvian gerak cepat.
"Pegang tanganku aja. Gak bakalan jatuh kok sya," Alvian meyakinkan. Allisya takut terluka yang ujungnya menangis seperti aku bukan anak kecil paman.
Allisya mengangguk, menggenggam tangan besar Alvian. Dan berhasil tanpa terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.
Daniel dan Aris sudah siap di atas motornya mengikuti kemana Allisya di bawa pergi.
Alvian melajukan motornya. Dalam perjalanan tidak ada kata diam di kamus Alvian, selalu mengobrol santai di pantai.
"Kamu masih inget gak sama rumah pohon kita dulu?"
Allisya mengangguk. "Inget, aku jarang kesana. Sepi," Allisya tidak pernah mengajak siapapun ke rumah pohon itu, hanya Alvian saja.
"Kita kesana ya?"
"Mau banget!" seru Allisya antusias.
'Persahabatan kita itu lebih sya. Perasaan yang dulu, sekarang semakin besar. Apa aku ungkapin aja ya kalau aku suka sama Allisya?' Alvian ragu, takutnya Allisya kecewa dan menjauh.
Saat sampai di rumah pohon, Alvian mengambil bola basket itu. Mengajak Allisya bermain juga.
"Tapi aku gak bisa masukin bola basketnya ke ring," keluhnya, bertahun-tahun pada zaman dahulu hingga sekarang selalu gagal.
"Pegang basketnya,"
Allisya menurutinya. Tanpa ia duga Alvian menggendongnya.
"Ayo masukin basketnya ke ring," Alvian ingin membuat Allisya bahagia.
Allisya melemparnya dan masuk. "Yeay! Aku bisa Al,"
Daniel yang bersembunyi di balik pohon menahan amarahnya.
"Ini gak bisa di biarin. Bisa-bisanya dia ngerebut Allisya dari gue," hati Daniel terbakar api cemburu buta dia marah-marah padaku.
Sedangkan Aris yang bersembunyi di balik pohon yang rindang pun sama panasnya.
"Allisya itu tunangan gue. Jangan sampai dia ngerebug Allisya dari gue,"
"Sya, ayo main petak umpet. Kamu yang jaga ya,"
Allisya mengangguk, ia menutup kedua matanya dan tangannya di lipat bertumpu pada pohon.
"Satu..Dua..Tiga..Empat-"
Alvian sibuk mencari tempat persembunyian.
"Nah, disitu aja. Kayaknya aman," Alvian bersembunyi di balik pohon rindang.
Tak di sangka, Aris akhirnya bisa bertemu langsung dengan murid baru ini.
"Lo siapanya Allisya?" tanyanya menginterupsi. Suaranya sengaja ia keraskan.
Daniel menghampiri sumber suara itu yang berada tak jauh di belakangnya.
"Sahabatnya Allisya. Dari kecil. Kenapa? Ada masalah?" tanya Alvian heran.
Aris mengangguk. "Jauhin dia,"
"Heh, lo siapa emangnya? Pacar? Suamianya? Gak kan?" tanya Alvian menantang.
"Berani ya lo?"
"Dan Allisya cuman suka sama gue," ucap Alvian tak terbantahkan.
Daniel yang mendengar itu pun emosi dan memberikan bogeman mentah.
Alvian tersungkur, sudut bibirnya lebam.
Aris hanya diam. 'Terus, hajar niel,' Aris tak mau ikut perkelahian, lebih baik dengan musuhnya.
Allisya yang mendengar keributan pun menghampiri sumber suara. Ia terkejut saat Alvian di hajar habis-habisan oleh Daniel.
Allisya memisahkan keduanya.
"Kamu apa-apaan sih niel! Gak usah main kekerasan!" teriak Allisya emosi.
Alvian tersenyum. Allisya membelanya. Ia tidak tau siapa dua cowok ini. Sepertinya sama-sama suka dengan sahabatnya.
"Dia suka sama kamu sya. Aku gak mau dia ngerebut kamu dari aku," Daniel menyingkirkan emosinya.
Allisya menatap Alvian meminta penjelasan. "Benar itu Al?"
Alvian menggeleng. "Dia bohong. Aku anggap kamu sebagai sahabat aja,"
"Tuh dengerin. Ngapain sih kesini?" Allisya menatap Daniel dan Aris bergantian.
"Aku gak mau kamu kenapa-napa," ucap Daniel khawatir.
"Kenapa pulang sama dia?" tanya Aris penuh penekanan.
"Allisya sekarang tetangga gue. Jadi gak ada salahnya pulang bareng. Iya kan sya?" Alvian memancing emosi keduanya.
Allisya mengangguk. "Ayo Al, kita pulang. Aku obatin luka kamu, pasti sakit ya?"
"Iya sya. Sebelumnya aku gak pernah berkelahi," curhatnya. Agar Allisya kasihan padanya.
"Kalian pergi! Pulang!" usir Allisya.
"Udah sya. Ayo pulang," Alvian menarik tangan Allisya.
"Lo sih main tonjok dia aja," Aris menyalahkan Daniel.
"Lo mau Allisya di rebut sama dia?"
Aris menggeleng. Benar juga.
"Tapi gak pakai kekerasan juga. Pasti ada cara lain,"
"Apa?"
Aris membisikkan sesuatu, Daniel mengangguk faham.
🍒 🍒 🍒
Next Chapter cominh soon 》 》 》

Komento sa Aklat (132)

  • avatar
    MoeLiyana

    i love it!!!!

    2d

      0
  • avatar
    AfiansyahAllief

    okeee

    13/08

      0
  • avatar
    Yulita Sari

    seruu banget

    13/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata