logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 6

Bab 6.
Thalia vanyarisa clarence sangat frustasi memikirkan situasi yang di hadapinya saat ini, dia hanya ingin hidup tenang tanpa masalah apapun dan bebas menjalani hidupnya sesuka hatinya namun dia hanya merasa bahwa tuhan terus menguji garis bawah kesabarannya dan membuatnya harus menghadapi masalah yang tak kunjung selesai.
Sekarang dia sedang memikirkan cara yang aman untuk menyingkirkan benda di rahimnya yang menurutnya sangat menganggu dan tak pernah di harapkannya. Memikirkan penyebab benda itu ada semakin membuatnya merasa frustasi dan merasa bahwa dia telah kotor walaupun dia dengan jelas tahu dan sadar bahwa anak itu sama sekali tidak bersalah namun menurutnya keberadaan anak itu sendiri adalah sebuah kecelakaan dan malapetaka dalam hidupnya yang akan menghambat mimpinya serta jalan masa depannya, rasanya thalia ingin menangis dengan sedih namun dirinya tidak mengizinkannya untuk menjadi lemah karena dia harus tetap kuat menjalani hidupnya dan demi masa depannya sendiri dia berfikir dengan egois untuk menyingkirkan anak itu.
Masalah tentang keinginan Ryan elvern dioscoro ingin bertanggung jawab padanya dia sama sekali tidak bisa percaya dan yakin pada pria itu karna dia sendiri memiliki pengalaman berulangkali di sakiti dan di khianati cintanya dan dia juga tahi bahwa Ryan elvern dioscoro mencintai sepupunya dan mereka pada awalnya memiliki hubungan yang sangat baik meski pada akhirnya sepupunya menikah dengan orang lain namun Thalia tidak dapat percaya bahwa perasaan mereka telang hilang dan terputus begitu saja lagi pula merka telah berhubungan selama lebih dari lima tahun.
Dia benar-benar membenci Ryan elvern dioscoro karena kejadian malam itu, dia dengan tidak senang menyalahkan semua sumber ketidakberdayaannya pada Ryan dan semua kesalahan adalah milik ryan!
Dengan cemberut Thalia memakan sarapan paginya yang terlihat sangat lezat yaitu tumis kerang cabai hijau makanan kesukaannya, selesai sarapan dia bangkit dan berniat untuk kembali beristirahat karena dia merasa seluruh tubuhnya hanya sangat sakit.
Saat Thalia hampir menyelesaikan sarapannya dia mendengar suara langkah kaki mendekat dia menggangkat kepalanya yang sedang tertunduk dan memperhatikan orang yang datang menghampirinya. Thania sedang berjalan dengan santai ke arah dapur dan berniat membuatkan makanan untuk dirinya sendiri dan suaminya karena tadi pagi saat mereka berangkat untuk senam poco-poco di taman komunitas bersama tetangga mereka terlalu tergesa-gesa jadi mereka berdua belum sarapan, namun saat melewati ruang makan dia melihat wajah putrinya yang nampak memar penuh bekas luka membuat hatinya merasa sakit.
"Thalia sayang kamu kenapa nak? Apakah kamu berkelahi lagi? Ayo katakan pada mama siapa yang memukulimu, biar mama pergi untuk menuntutnya!" Suara Thania terdengar sangat cemas dan dia sudah duduk di samping Thalia dan menggamati wajahnya yang terluka dengan seksama. "Tapi sayang, bukankah kemarin Ryan meminta izin membiarkanmu menginap di rumah keluarganya? Apa ini ada hubungan dengannya? Lagipula mama tadi melihat wajahnya juga penuh dengan memar seperti kamu bahkan lebih parah, sekarang katakan pada mama apa kalian berdua bertengkar dan saling memukul?! " Pertanyaan Thania penuh dengan kecemasan dan perhatian yang tak henti-hentinya.
"Thalia baik-baik saja ma, Semalam ada sedikit kecelakaan makanya Thalia sama Ryan terluka.... " Kata Thalia dengan santai dia saat ini sama sekali tidak ingin melibatkan ryan dia hanya ingin menyingkirkan hal yang tidak di inginkannya yang akan menghambat masa depannya, Dia tiba-tiba menginggat tentang seseorang yang di sukainya dan tidak bisa tidak bergumam dalam hatinya dengan terobsesi, "Semuanya akan segera berakhir dan kak Arya tidak akan pernah tahu... Semuanya akan baik-baik saja... Kak Arya... Kak Arya benedict aku sangat menyukaimu dan kamu hanya akan bisa bersamaku, Aku lebih baik dari pada emily itu...."
"Thalia kamu jujur sama mama sebenarnya ada masalah apa? Kamu katakan saja biar nanti mama bisa bantu kamu? " Kata Thania dengan suara penuh kekhawatiran dan perhatian pada Thalia saat dia melihat Thalia sedang melamun membuatnya semakin cemas namun Thalia sama sekali tidak berbicara dia terus diam menyelesaikan sarapannya dan malah pamit pada mamanya untuk kembali ke kamar dan beristirahat.
"Baiklah sayangku kamu istirahat dulu tapi jangan lupa memarnya di kompres dengan air hangat dan juga oleskan obat lukanya." Thania memutuskan untuk menanyakan masalah apa yang sedang terjadi pada Ryan elvern dioscoro lagi pula menurutnua Ryan tidak bisa lepas dari tanggung jawab ini karena kemarin malam saat dia dan suaminya mencari Thalia mereka mendapatkan kabar dari putra mereka Cleon bahwa Thalia akan menginap di rumah keluarga Dioscoro namun dia sama sekali tidak menyangka saat putrinya kembali penuh dengan memar dan luka di wajahnya dia sangat mengkhawatirkan putrinya itu.
"Okay ma Thalia tadi sudah di obati... " Kata Thalia sambil bangkit dan berjalan menuju lift ke lantai dua, Saat ini dia terlalu malas untuk naik tangga dan hanya ingin cepat sampai ke kamarnya yang nyaman dan kembali beristirahat.
Melihat Thalia yang sudah berjalan menjauh Thania sudah tidak mood untuk membuat sarapan dia segera pergi ke ruang tamu depan untuk menanyakan kepada Ryan apa yang sebenarnya sedang terjadi, Dan ingin menanyakan penyebab bagaimana mereka berdua bisa terluka, Dia berfikir bahwa bahkan jika mereka berdua menghadapi perampok semalam pasti tidak akan terluka separah itu lagipula Thalia sudah berlatih kickboxing sejak dia remaja dan menurutnya dia memiliki kekuatan yang cukup kuat dan telah memenangkan berbagai kompetisi dan bahkan dia tahu bahwa Ryan juga seorang pemuda yang kuat dan juga mempelajari kickboxing dan karate jadi dia semakin curiga apakah mereka berdua bertengkar hebat sampai menyakiti satu sama lain karena dia melihat bahwa luka di wajah Ryan bahkan lebih parah dari pada luka pada Thalia.
Saat ini di ruang tamu keluarga Clarence, Ryan sedang berbicara dengan Cleon tentang apa yang telah di alami olehnya dan Thalia, Dia menceritakan awal mula masalahnya pada Cleon dan menceritakan sangat detail berharap bahwa sahabatnya akan dapat membantunya dan membujuk Thalia yang sangat keras kepala.
Cleon tidak pernah menyangka bahwa masalah ini sangat rumit dan dia juga menjadi marah, Bukan hanya marah pada Ryan yang telah membuat satu-satunya adik kesayangannya hamil tapi juga marah pada penyebab Thalia sampai mabuk! Dia akan selalu mengingat Arya benedict yang di sukai oleh Thalia namun membuatnya patah hati dengan menikahi perempuan lain, Membuat Thalia patah hati dan pergi ke Bar dan menjadi mabuk yang bahkan membuatnya di bius oleh orang lain. Namun Cleon juga marah bagaimana bisa Ryan yang bermaksud menyelamatkan Thalia malah tidur dengannya dan membuatnya hamil! Dia dengan ganas menghampiri Ryan dan memukulnya dengan keras dan Ryan yang tidak siap tidak pernah menyangka bahwa teman baiknya akan memukulnya begitu keras, Awalnya dia tahu bahwa ma sa lah ini tidak akan mudah untuk di selesaikan bahkan teman baiknya juga menjadi penuh emosi.
Thania yang mendengar cerita Ryan tentang apa yang di alami oleh putrinya sangat terkejut dan menjadi lebih cemas saat melihat putranya yang lemah dan selalu sakit mulai memukuli Ryan lagipula dia tahu benar bahwa putranya tidak dalam kondisi kesehatan yang baik dan Ryan sendiri sangat kuat sehingga dia menjadi lebih cemas dan takut bahwa Ryan akan membalas pukulan dari Cleon.
Dia segera berteriak agar kedua orang tersebut segera berhenti, Cleon segera menahan dirinya dari semua kemarahan dan keinginan untuk memukuli Ryan, Dia berkata dengan tidak senang, "Kamu pantas di pukuli. "
Ryan menundukkan kepalanya dan meminta maaf pada Thania dan Cleon dan menyatakan penyesalannya namun dia masih berharap mereka dapat membujuk Thalia untuk mempertahankan anak mereka dia dengan tulus dan tegas berkata bahwa dia akan sepenuhnya bertanggung jawab atas Thalia dan bermaksud untuk segera menikahinya.
Thania sangat marah namun dia berusaha untuk tetap tenang tetapi bahkan dia sekarang tidak tahu harus berbuat apa jadi dia langsung menelpon orang tua dari Ryan elvern dioscoro dan berharap mereka akan berdiskusi tentang masalah yang di hadapi oleh putra dan putrinya.
Orang tua Ryan elvern dioscoro sangat terkejut saat menerima telpon dari Thania ibu Thalia sekaligus istri dari vernando clarence bahkan mereka lebih terkejut saat mendengar putra mereka menghamili Thalia namun segera mereka merasa bahagia karena akan segera memiliki seorang cucu yang sangat mereka nantikan namun mereka juga merasa sangat malu untuk menghadapi Keluarga Clarence dan memutuskan untuk datang langsung ke rumah Keluarga Clarence untuk membahas dan berdiskusi dengan mereka tentang masalah ini.
Setelahnya Delfino dan deana dioscoro tanpa menunda apapun berganti pakaian dan meminta sopir menyiapkan mobil untuk mereka berangkat ke rumah Keluarga Clarence, Dengan mantap mobil Keluarga Dioscoro melaju di jalanan yang terlihat sedikit ramai karena akhir pekan.

Komento sa Aklat (134)

  • avatar
    OfficialMuis

    bhhuu

    21d

      0
  • avatar
    ThayneAndressa

    tô me sentindo otima

    05/08

      1
  • avatar
    SevimaifrentiSevimaifrenti

    sngt bgus

    23/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata